Peran Media Relations dalam Meningkatkan Citra Pt. Mizan Publika

(1)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh

Komarudin

NIM: 109051000004

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/ 2014 M


(2)

PERAN MEDIA RELATIONS DALAM

MENINGKATKAN CITRA PT. MIZAN PUBLIKA

Skripsi

Diaj ukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh Komarudin

NIM: 109051000004

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2013

Pembimbine


(3)

LEMBAR PENGE SAHAN P.^{I.'{ITIA

MUNAQASYAH

Skripsi berjudul "Peran Media Relations Dalam Meningkatkan Citra PT. Mizan Publika" telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 20 Januari *; 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Komunikasi Islam (s.Kom.I) pada jurusan Komunikasi dan penyiaran Islam.

Jakarta. 20 I arruari 201 4 Panitia Munaqasyah,

Sekretaris Sidang

Anggota

Penguji II

+,---+

Siti Nurbava. M.SI NrP. 19790 8232009122002

Dosen Pembimbing

1 9 9 6 0 3 1 0 0 1 N I P . 1 9 7 1 0 81997032002

Raclfmat Baihakv. MA NIP. 1 9 76 1 1292009 t2t00l


(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar stara 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 20 Januari 2014


(5)

i

Komarudin

Peran Media Relations Dalam Mingkatkan Citra PT. Mizan Publika

PT. Mizan Publika adalah suatu perusahan yang terjun dalam bidang penerbitan buku yang mana penerbit berorientasi Islam tertua dan terbesar di Indonesia. Menciptakan citra yang baik di mata pelanggan/konsumen dan menumbuhkan kepercayan publik dengan tujuan agar masyarakat tetap menilai Mizan sebagai penerbit buku berkualitas. Media Relations berperan penting dalam menyebarkan luaskan informasi suatu perusahan atau produknya. Media relations

merupakan suatu kegiatan Public Relations External khususnya dalam menjalin hubungan dengan media/pres guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan dan tercapainya tujuan-tujuan perusahan.

Berdasarkan konteks di atas, maka munculah pertanyaan Bagaimana Peran

Media Relations dalam meningkatkan citra PT. Mizan Publika?

Adanya hubungan dengan media/pres, PR melihat bahwa media adalah The

Extension of man (media itu perluasan manusia). Konsep dari cara kerja media itu

sendiri adalah mendidik, menginformasikan, menghibur dll. Oleh sebab itu peran

media relation pada perusahan sangat penting sekali dilakukan. Media Relations

merupakan hubungan dengan media/pers sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan konsumen untuk mencapai dan meningkatkan pencitraan, kepercayaan dan tercapainya tujuan-tujuan individu maupun orgnanisasi/perusahaan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dimana teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui data primer yaitu dengan wawancara dan observasi serta data sekunder yaitu perolehan data melalui dokumen perusahaan dan kegiatan media relations yang dikelola PT. Mizan Publika.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, ditemukan data bahwa peran media

relations dalam meningkatkan citra PT. Mizan Publika adalah dengan cara mengelola

konten publisitas, periklanan dan parawira yang menjadi strategi media relations

officer dalam menginformasikan produk penerbit Mizan agar dikenal masyarakat.

Serta kegiatan media relations seperti press release, press conference, press tour,

press luncheon, press briefing, press interview serta mengadakan special event, yang

merupakan langkah untuk membangun, meningkatkan dan menjaga citra dan reputasi nama baik perusahan.


(6)

ii

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Salam dan shalawat semoga tercurah pada Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

“Skripsi” adalah sebuah karya tulis ilmiah sebagai syarat untuk mendaptakan gelar jenjang pendidikan Strata 1. Dalam pelaksaanan jenjang pendidikan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Peran Media Relations Dalam Meningkatkan Citra PT. Mizan Publika.” Penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan kontribusi bagi terselanggaranya pendidikan yang berkualitas serta dapat menambah pengetahuan yang berguna bagi semua belah pihak,

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berusaha sesuai dengan kemampuan dan dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Terselesaikannya skripsi ini tentu tak lepas dari berbagai dukungan yang diberikan kepada penulis, baik moril maupun materil. Dan dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, MA

2. Dr. Arief Subhan, MA., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta Wakil Dekan Dr. Suparto, M. Ed, MA., Drs. Jumroni, M.Si., dan Drs. Wahidin Saputra, M.A.


(7)

iii

bimbingan dan arahan selama proses skripsi ini berjalan

4. Dra. Hj. Umi Musyarrofah, M.A., sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

5. Drs. Armawati Arbi, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik KPI A 2009 6. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

yang telah mentranformasikan ilmu, sehingga penulis mampu menyelesaikan studi maupun penulisan skripsi ini

7. Pimpinan dan para petugas perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8. Ibu Pangestu Ningsih (Ms.) selaku Media Relations Officer PT. Mizan Publika yang sangat membantu dalam mengumpulkan informasi akurat.

9. Pimpinan dan staf manager penerbit Noura Books (PT. Mizan Publika) sebagai Narasumber penelitian dan khusunya pada Divisi Marketing dan Promotions.

10.Ibundaya Sopiah, yang tidak pernah berhenti memberikan do’a dan dukungan secara moril dan materil untuk penulisan selama ini. Begitu pula ayahanda Mawi yang memotivasi spiritual saya.


(8)

iv ini.

12.Teman-teman KPI A angkatan 2009, sahabat yang selalu berbagi suka yang telah membantu penulis dalam segala hal, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT semua amal baik dikembalikan, semoga Allah SWT membalas jasa segala dukungan yang diberikan kepada penulis dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin yaa

Rabbala’lamin....

Jakarta, 13 Januari 2014 Penulis


(9)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pembahasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Tinjauan Pustaka ... 6

E. Metodologi Penelitian ... 8

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian dan Konsep Peran ... 13

B. Media Relations ... 15

1. Pengertian Media Relatios ... 15

2. Fungsi dan Tujuan Media Relations ... 17

3. Pembinaan Hubungandengan Media ... 19

4. Kegiatan Media Relations ... 22

C. Konsep Citra ... 24

1. Pengertian Citra ... 24

2. Jenis-jenis Citra ... 25


(10)

vi

A. Sejarah dan Perkembangan PT. Mizan Publika ... 32

1. Mizan di Masa Depan ... 34

2. Visi Mizan ... 35

3. Kelompok Penerbit Mizan ... 35

4. Struktur Management PT. Mizan Publika ... 40

B. Hubungan PT. Mizan Publika dengan Media Massa ... 42

BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISI PERAN MEDIA RELATIONS DALAM MENINGKATKAN CITRA PT. MIZAN PUBLIKA A. Peran MR dalam Meningkatkan Citra PT. Mizan Publika ... 45

1. Mengelola Informasi melalui kegiatan promosi pada unit penerbit ... 50

a. Hubungan Media ... 50

b. Product Publicity ... 54

2. Menjaga Produk Bestseller Yang Sudah Bernilai Tinggi ... 57

B. Aktivitas Humas PT. Mizan Publika Dalam Menjalankan Kegiatan Media Relations ... 59

1. Kegiatan Penulisan ... 60

2. Kegiatan Non-Penulisan ... 61

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 65


(11)

vii DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Surat-surat Administrasi 2. Lampiran 2 Hasil Wawancara

3. Lampiran 3 Data Penerbit Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)

4. Lampiran 4 Konten Publisitas Mizan dalam Pemberitan di Media Massa 5. Lampiran 5 Kegiatan Online Media Relations

6. Lampiran 6 Kegiatan Offline Media Relations


(12)

1

BAB I

PENDAHLUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan industri penerbit buku di Indonesia bisa dikatakan sangat berkembang belakangan ini. Pasalnya, maraknya perusahan-perusahan penerbit baru di Indonesia dan membanjirnya buku-buku baru produk mereka di pasaran. Dalam perkembangannya, penerbit buku memiliki segmen pasar tersendiri. Yaitu buku umum, bukpel (buku pelajaran), maupun buku-buku agama, semisal buku Islami, buku rohani, dan sebagainya. Dari Perkembangan tersebut semakin memperketat persaingan di industri penerbitan.

Pada zaman sekarang ini, industri penerbitan tidak hanya dikuasai oleh penerbit-penerbit umum saja, tetapi industri penerbit yang berorientasi Islam pun ikut hadir dalam memperkaya penerbitan buku di Indonesia dan banyak dikenal masyarakat. Contoh konkret perusahan penerbit saat ini Mizan, Gema Insani Pres (GIP), Qultum Media, Pustaka Al-Kausar dan lain sebagainya. Dari maraknya penerbit-penerbit baru yang berorientasi Islam tidak kalah saing dalam menyeimbagi industri penerbitan buku.

Industri penerbit buku yang berorientasi Islam bisa dikatakan sedang populer saat ini, dalam arti kata banyak yang mendirikan penerbit buku Islami karena pasar yang masih sangat terbuka lebar. Pameran Islamic Book Fair (IBF) yang merupakan bukti dari kepopuleran penerbit Islam menjadikan ajang untuk mempromosikan dan menginformasikan produk berkuliats kepada masyarakat luas. Menurut data yang di


(13)

kelola oleh IBF bahwasaya penerbit Islam yang tercatat di Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) mencapai 89 penerbit di bandingakan pada tahun-tahun sebelumnya.1

Melihat dari produk yang kini bersaing meraih tempat terbaik di rak toko-toko buku di Indonesia. Banyak perusahan penerbit yang bergerak di industri penerbit berorientasi Islam, baik yang terdaftar resmi dalam (IKAPI) maupun yang tidak terdaftar, sehingga tingkat persaingan bisnis penerbitan buku pun semakin ketat. Maka dari itu selaku penerbit Islam harus bisa menepatkan produknya sehingga konsumen mempunyai tingkat kepercayaan terhadap produk mereka yang berkualitas.

Menyikapi perkembangan penerbit yang bernuasa Islami Mizan menjadi salah satu penerbit tertua dan terbesar yang masih mampu bersaing di dunia bisnis penerbitan di mulai pada tahun 1983. Diawali dengan menerbitkan hanya buku-buku terjemahan karya penulis terkemuka dari luar Negeri. Namun seiring perkembangannya, Mizan tidak selalu statis dalam menyeimbangi persaingan bisnis yang berkembang pesat pada dunia penerbitan, Mizan membentuk dan meluncurkan program restrukturisasi pada tahun 2001.

Mizan terbagi dalam unit-unit yang otonom dan dinamis sehingga dapat beradaptasi terhadap cepatnya perubahan lingkungan bisnis. Dan selain itu Mizan mendirikan Mizan Publika sebagai perusahaan induk (holding company) pada tahun 1999. Setalah terbentuknya holding company PT. Mizan Publika mendirikan program restrukturisasi untuk melahirkan beragam unit bisnis strategis yang terbagi dalam lini penerbitan, distribusi, penjualan galeri buku online dan percetakan.

1


(14)

Sebagai industri penerbit yang juga merupakan entitas bisnis, PT. Mizan Publika tetap berupaya memelihara brand-brand unit perusahaan yang bertanggung jawab sebagai sebuah perusahan penerbit yang berupaya membuka cakrawala baru pemikiran dari aneka ragam sumber dalam dan luar negeri. Oleh sebab itu PT. Mizan Publika berupaya penuh untuk memenuhi kebutuahan para konsumen dengan menerbitkan produk (buku-buku) yang berkualitas melaui unit penerbit. Upaya untuk meningkatkan nama baik perusahan dan citra positif yang baik di mata konsumen dan menumbuhkan kepercayan publik dengan tujuan agar masyarakat tetap menilai Mizan sebagai penerbit buku berkualitas dan bertanggung jawab, karena itu perlunya kegiatan eksternal public relations yang khususnya dalam menjalain hubungan baik dengan media/pres (Media Relations).

Mengacu pada beberapa pendapat yang mendefinisikan Media Relations

diantaranya:

Philip Lesly menjelaskan bahwa media relations merupakan hubungan dengan pers yang berhubungan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap organisasi. Pada penjelasan Lesly menekankan dalam media rerationslebih pada publisitas.2Lesly pun menjelaskan publisitas disini bisa diartikan sebagai penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media. Ada juga yang menyebutkan publisitas itu sekedar pemberian saran yang mengarahkan para wartawan untuk

2

Rini Damastuti, Media Relations Konsep, Strategi & Aplikasi (Yogyakarta, Andy Offset, 2012), h. 42


(15)

memasukkan nama perusahaan atau produk kedalam berita di koran, majalah, acara TV dengan memberikan ide berita, orang yang diwawancarai, informasi latar dan bahan-bahan lain.

“Media relation merupakan bagian dari PR eksternal yang membina dan

mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dan publik (-publik)nya untuk mencapai tujuan organisasi. Media relation adalah relasi yang dibangun dan dikembangkan dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan, kepercayaan dan tercapainya tujuan-tujuan individu maupun orgnanisasi/perusahaan”.3

Adanya hubungan media, perusahan bisa mencapai publisitas atau penyiaran yang maksimum atas suatu informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak/pelanggan. Pasalnya, Marshall McLuhan mengatakan bahwa media itu The Extension of man (media itu perluasan manusia). Guna mencapai tujuan PR yang di antaranya citra positif dan saling pengertian antara publik dan organisasi, maka banyak kegiatan PR yang dilakukan melaui media. Oleh sebab itu peran media massa sangatlah penting dalam meningkatkan citra perusahan, meningkatkan brand awareness perusahan atau publikasi mengenai perkembangan perusahan.

Tugas public relations PT. Mizan Publika sangat dituntut untuk dapat menjalani tugasnya dengan baik khususnya dalam menjalin hubungan dengan media. Karena menjalin hubungan dengan media merupakan salah satu cara untuk menjaga dan meningkatkan citra atau reputasi perusahan khusunya pada produk yang diterbitkan. Dengan citra positif dan reputasi baik akan melahirkan sifat awareness

3

Iriantara, Yosal. Media Relations, Konsep, Pendekatan dan Praktik. ( Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2005 ), h. 32.


(16)

masyarakat atau konsumen terhadap produk yang diterbitkan oleh unit penerbit PT. Mizan Publika.

Menyikapi permasalahan seperti yang digambarkan di atas, maka penulis ingin meneliti ”Peran Media Relations dalam Meningkatkan Citra PT. Mizan Publika “

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Dalam melaksanakan penelitian diperlukan keteraturan mengenai permasalahan yang akan dibahas. Untuk mempermudah pemahaman dalam penelitian ini, sekaligus agar terfokus dalam ruang lingkup penelitian, maka penelitian ini dibatasi hanya pada peran Media Relations pada PT. Mizan Publika.

Dari permasalahan diatas penulis merumuskan permasalahan yang berguna sebagai pijakan penyusunan skripsi ini. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peran media relations dalam meningkatkan citra PT. Mizan Publika?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut maka ada beberapa tujuan penelitian yang dilakukan pada PT. Mizan Publika.

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui peran Media Relation dalam meningkatkan citra PT. Mizan Publika.


(17)

2. Manfaat Penelitian a. Secara Praktis

Hasil yang diambil dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan dokumentasi ilmiah untuk pengembangan keilmuan mahasiswa terutama di bidang komunikasi dalam ranah pembahasan mata kuliah Public Relation.

b. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pustaka yang terkait dengan Public Relations yang pada gilirannya akan mengembangkan kualitas keilmuan dalam hal bagaimana seorang PR berperan penting pada institusi dalam mengkomunikasin suatu permasalahan khusunya pada pelaksanaan Media

Relations, dan penelitian ini dapat menjadi masukan dan menambah wawasan

bagi kalangan teoritis.

D. Tinjauan Pustaka

Memang banyak sekali penelitian yang mengangkat tentang public relations,

khususnya pada peranan public relation pada organisasi-organisasi, lembaga dan perusahan, diantaranya skripsi:

1. Strategi Komunikasi dalam membangun Citra Positif Perusahan (studi

kasus di PT. Aneka Tambang Emas UBPE Pongkor Tbk.)4. Pada

Skripsi diatas dalam penelitianya sangat memfokuskan pada Strategi

4

Siti Sopiah Efriyanti, Strategi Komunikasi dalam membangun Citra Positif Perusahan (studi kasus di PT. Aneka Tambang Emas UBPE Pongkor Tbk), Jurusan Komunikasi penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syatif Hidayatullah Jakarta 2009.


(18)

Komunisaksi dalam membangun citra positif oleh sebuah institusinya, sedangkan penelitian yang saya angkat ini memfokuskan pada bagimana Peran media relations officer dalam menjalankan kegitan

media relations guna untuk meningkatkan citra PT. Mizan Publika.

2. Peran Public Relation dalam Membangun Current Image di PT. Bank

Syariah Mandiri5 Penelitian yang di angkat oleh saudarai Zakiya,

dalam penelitian ini Zakiya menyimpulakan bahwa peran public relations PT. Bank Syariah mandiri dalam membangun current image

melalui tiga tahap yaitu memberikan pelayan yang baik kepada nasabah, sebagai fasilitator pemecahan masalah dan membina hubungan baik dengan media. sedang penelitian yang saya angkat mengenai tugas public relations dalam menjalin hubungan dengan pihak eksternal khususnya hubunga media (media relations).

3. Peran Media Relations PT. Bank Muamalat, Tbk dalam membangun

Citra perusahan.6 Melihat dari perbedan antra skripsi yang di tulis

oleh Sefti Fahmi Choirisa yaitu Citra, yang mana Sefti mempokuskan penelitiannya pada Citra perusahan sedangkan saya memfokuskan pada Citra yang berlalu.

Dari beberapa tinjauan pustaka yang dijelaskan diatas akan menjadi data referensi bagi penelitian yang saya teliti. Khusunya pada arus komunikasi yang

5

Zakiya Tusholiha, Peran Public Relation dalam Membangun Current Image di PT. Bank Syariah Mandiri, Jurusan Komunikasi penyiatan Islam, Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN syarif Hidayatullah 2012.

6

Sefti Fahmi Choirisa ,Peran Media Relations PT. Bank Muamalat, Tbk dalam membangun Citra perusahan, Jurusan Komunikasi penyiatan Islam, Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN syarif Hidayatullah 2012


(19)

dikembangkan oleh seorang Public Relations dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan Media Relations.

E. Metodologi Penelitian

Dalam menentukan metode penelitian tentu saja harus menyesuaikan dengan unit yang akan diteliti begitu juga dengan tema penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian sebagai berikut.

1. Pendekatan Kualitatif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kuliatatif, peneliti berusaha melakukan studi gejala dalam keadaan alamiah dan berusaha membentuk pengertian terhadap fenomena sesuai dengan mekanisme yang lazim digunakan oleh subjek penelitian.7

2. Subjek dan objek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber data dari penelitian dimana data itu diperoleh. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah para praktisi humas

(publik relations) yang berada di unit penerbit Mizan PT. Mizan Publika.

Objek penelitian adalah masalah apa yang ingin diteliti atau masalah penelitian yang dijadikan penelitian. Untuk dijadikan objek penelitian adalah proses aktivitas/kegiatan media relations pada unit penerbit mizan PT. Mizan Publika.

3. Waktu dan Tempat penelitian

7

Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 28


(20)

Penelitian ini dilakukan di perusahan PT. Mizan Publika yang berada Gedung Ratu Prabu I Lantai 6 Jln. T.B. Simatupang Kav. 20, Jakarta Selatan 12560 – Indonesia, Telepon: 62-21-78842005, Fax: 62-21-78842009. Adapun waktu pelaksanaan ini dilakukan pada bulan September-Desember 2013.

4. Tahap Penelitian

Dalam pengumpulan data yang diterapkan penulis dalam penelitian ini ialah dengan mengunakan tiga cara, yaitu:

a. Depth Interview (Wawancara Mendalam)

Penulis melakun wawancara mendalam (Depth Interview) dengan para humas Penerbit Mizan. Yang dimaksud dengan depth interview adalah wawancara yang dilakukan secara intensif dan umumnya tanpa daftar pertanyaan terstuktur yang bertujuan untuk mendaptkan data kualitatif yang mendalam.

Seperti penjelasan Ardianto dalam buku Metodelogi Penelitian

“Wawancara mendalam adalah suatu teknik metode penelitian dalam

penelitian kualitatif, dimana seseorang responden atau kelompok responden mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebes”.8

Dalam hal ini subjek yang di wawancarai adalah media relations

officer PT. Mizan Publika.

1) Bpk. M. Deden Ridwan 2) Ibu, Pangestu Ningsih (Ms.)

8

Dr. Elvinaro Arianto M. Si, Metodelogi Penelitian untuk Public Relation Kuantitatif dan Kualitatif,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011) , h. 61


(21)

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang keadaan atau fenomena yang berada di sekeliling. “Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena

yang diselidiki”.9

Dengan mengunakan metode observasi, di harapkan dapat diperolah gambaran objektif keadaan yang akan diteliti. Dalam melakukan observasi, penulis melakukan observasi partisipan yaitu dengan terjun langsung melakukan kerja praktek di salah satu unit Penerbit Mizan selama satu bulan di divisi corporate

communication. Dengan melibatkan diri langsung menjadi salah satu bagian dari tim,

penulis dapat mendengar, melihat dan merasakan secara langsung pengalaman yang dialami oleh divisi ini. Dengan demikian, tanpa mengganggu kinerja objek penelitian, penulis dapat mempelajari pola aktivitas media relation perusahaan yang dapat diolah menjadi data yang berguna untuk karya tulis ini

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi ini berjuan untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisi dan interpretasi data. Dokumen-dokumen yang di maksud bisa berupa catatan profil perusahan, agenda kegiatan event , foto-foto dan lain sebagainya yang berkaitan dengan divisi media relations di PT. Mizan Publika.

9


(22)

Jadi dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data di atas yaitu dengan teknik observasi pengamatan, Depth Interview (Wawancara Mendalam) dengan informan pangkal dan studi dokumentasi.

5. Teknik Analisis Data

Setelah data yang terkumpul (hasil wawancara, dokumen-dokumen dan data yang berkaitan dengan kegiatan Media Relations PT. Mizan Publika, maka penulis akan menganalisa data tersebut, kemudian diambilah kesimpulan guna mencari jawaban dari pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah.

Menurut Patton, analisi data adalah proses mengukur data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, katagori, dan uraian dasar. Patton membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti signifikan terhadap analisis, menjalankan uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.10

F. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu dengan membagi menjadi beberapa bab dimana masing-masing dibagi kedalam sub-sub dengan rincian sebagai berikut:

BAB I (PENDAHULUAN)

Bab ini membahas: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka, dan Sistematika Penulisan.

10

Dr. Elvinaro Arianto M. Si, Metodelogi Penelitian untuk Public Relation Kuantitatif dan Kualitatif,(Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2011) , h. 217


(23)

BAB II (LANDASAN TEORI)

Bab ini membahas tentang teori-teori yang digunakan peneliti dalam penelitiannya. Kerangka teori berisi definisi yang berkaitan, dengan teori peran, Media Relations dan Teory Citra, sehingga pambaca dapat memahami benang merah antara teori dan analisi.

BAB III (GAMBARAN UMUM)

Bab ini membahas tentang gambaran umum perusahaan PT. Mizan Publika, sebagai berikut: sejarah Penerbit Mizan, Visi, unit perusahan yang dikelola oleh PT. Mizan Publika serta perkembangan hubungan PT. Mizan Publika dengan media massa.

BAB V HASIL TEMUAN DAN ANALISIS: PERAN MEDIA RELATIONS

DALAM MENINGKATAKAT CITRA PT. MIZAN PUBLIKA

Bab ini membahas mengenai hasil temuan penelitian yang kemudian di analisi dari kegiatan media relations pada perusahan PT. Mizan Publika dalam meningkatkan citra.

BAB V (PENUTUP)

Bab terakhir ini penulis berharap dapat mendeskripsikan hasil dari penelitian dan menguraikan data secara baik. Adapun beberapa uraian penting yang penulis berikan dari hasil penelitian ini akan dirangkum dalam bahasan kesimpulan. Selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian ini penulis memberikan saran-saran agar menjadi bahan pertimbangan tentang penulisan yang telah di angkat sebagai pokok permasalahan.


(24)

13 A. Pengertian dan Konsep Peran

Dalam kamus bersar Bahasa Indonesia “peran” berarti menjadi bagian atau pemegang pimpinan yang terutama, peran, memainkan, sesuatu, peran lakon, bagian utama, rel, dan fingsi.1

Menurut para ahli sosiologi seperti Raph Linton, peran yaitu “the dynamics

aspect of status” seseorang menjalankan perannya manakala dia menjalankan hal dan

kewajiabanya yang merupakan statusnya. Sedangkan status itu sendiri adalah

“colletion of right and duties” suatu kumpulan hak dan kewajibaan.

Gross, mason dan H.W. Mc.Eachem sebagaimana dikutif oleh David Berry mendefinisikan peran sebagai “seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menepati kedududkan sosial tertentu”.2 Peran adalah keikut sertaan seseorang dalam suatu kegiatan bersama-sama dengan orang lain untuk mencapai beberapa tujuan tertentu.3

Karena prilaku peran itu adalah “prilaku aktual seseorang yang memerankan suatu peran, dan yang dipengaruhi oleh perjanjian peran yang dramatis, dimana orang itu bertindak dengan satu usaha yang disengaja untuk menyajikan yang diinginkan bagi orang lain.4

1

Definisi peran, http://kamusbahasaindonesia.org/peran/mirip, di akses pada 22 Januari 2014, 22.00 WIB.

2

Gross. Mason dan H.W.Mc.Eachem yang dikutip oleh: David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi (Jakarta: Raja Grafindo Prersada, 1995), Cet.ke 3, h.33.

3

Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung; Mandar Maju, 1989)

4


(25)

Dapat dikatakan bahwa peranan itu ditentukan oleh norma-norma di dalam masyarakat, artinya seseorang diwajibkan melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaanya dan dalam pekerjaan-pekerjaan yang lain.5

Menurut Horton dan Hunt peran (role) adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Berbagai peran yang tergabung dan terkait pada satu status ini oleh Merton dinamakan perangkat peran (role set). Dalam kerangka besar, organisasi masyarakat, atau yang disebut sebagai struktur sosial, ditentukan oleh hakekat (nature) dari peran-peran ini, hubungan antara peran-peran tersebut, serta distribusi sumber daya yang langka di antara orang-orang yang memainkannya. Masyarakat yang berbeda merumuskan, mengorganisasikan, dan memberi imbalan (reward) terhadap aktivitas-aktivitas mereka dengan cara yang berbeda, sehingga setiap masyarakat memiliki struktur sosial yang berbeda pula. Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang dalam suatu status tertentu, maka perilaku peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peran tersebut. Perilaku peran mungkin berbeda dari perilaku yang diharapkan karena beberapa alasan. Sedangkan, Abu Ahmadi mendefinisikan peran sebagai suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya.6

5

Gross. Mason dan H.W.Mc.Eachem yang dikutip oleh: David Berry, Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi (Jakarta: Raja Grafindo Prersada, 1995), cet.ke 3, h.90

6

Teori Peran, http://rinawahyu42.wordpress.com/2011/06/07/teori-peran-rhole-theory/, di akses pada 22 Januari 2014, 20.00 WIB.


(26)

B. MEDIA RELATIONS 1. Pengertian Media relations

Media relations adalah salah satu kegiatan praktisi public relations yang menjalin hubungan keluar (public relations eksternal), khusunya menjalin hubungan baik dengan media/pres. Mengacu pada beberapa pendapat dalam pengertian media

relations diantaranya;

“Media Relations merupakan bagian dari Public Relations external yang

membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi”.7

Iriantara pun menguraikan definisi mengenai media relations:

“Pertama, media relations itu berkenaan dengan media komunikasi. Media komunikasi disini diperlukan karena menjadi sarana yang sangat penting dan efisien dalam berkomunikasi dengan publik. Agar komunikasi dengan publik bisa terpelihara, maka kepentingan dengan media massa terhadap organisasi mesti direspon organisasi. Tujuannya adalah untuk keberhasilan program. Kedua, media relations itu pada dasarnya berkenaan dengan pemberian informasi atau memberi tanggapan pada media pemberitaan atas nama organisasi atau klien. Karena berhubungan dengan media massa itulah, maka ada yang menyebut bahwa media relations itu merupakan fungsi khusus di dalam satu kegiatan atau program public relations”.8

Philip Lesly menjelaskan bahwa media relations merupakan hubungan dengan persyang berhubungan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau meresponkepentingan media terhadap organisasi. Pada penjelasan Lesly menekankan dalam media rerations lebih pada publisitas.9

7

Yosal Iriantara, Media Relations; Konsep, Pendekatan, dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h. 31

8

Yosal Iriantara, Media Relations Konsep, Pendekatan dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), Cet.ke-1, h. 29.

9

Rini Damastuti, Media Relations Konsep, Strategi & Aplikasi (Yogyakarta, Andy Offset, 2012), h. 42


(27)

Lesly pun menjelaskan publisitas disini bisa diartikan sebagai penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media. Ada juga yang menyebutkan publisitas itu sekedar pemberian saran yang mengarahkan para wartawan untuk memasukkan nama perusahaan atau produk kedalam berita di koran, majalah, acara TV dengan memberikan ide berita, orang yang diwawancarai, informasi latar dan bahan-bahan lain.

“suatu kegiatan khusus dari pihak PR untuk melakukan komunikasi penyapaian pesan atau informasi tertentu mengenai aktivitas yang bersifat kelembanggan, perusahaan/institusi, produk, hingga kegiatan yang bersifat individual lainya yang perlu dipublikasikan melalui kerjasama dengan pihak

pressatau media untuk menciptakan publikasi dan citra positif”.10

Secara sederhana, bila di gambarkan arus komunikasi dalam praktik media relations itu kan muncul sebagai berikut:

Bagan 1

Arus Komunikasi Media relations

Sumber: Yosal Iriantara, 2005, Media relations, konsep, pendekatan & praktik

Gambar tersebut menunjukkan, organisasi menyampaikan informasi, gagasan atau citra melalui media massa kepada publik. Sedangkan publik, bisa menyampaikan

10

Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan media Komunikasi, konsepsi dan aplikasi

(Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2005), h. 162

Media Massa


(28)

aspirasi, harapan, keinginan atau informasi melalui media massa pada organisasi. Namun publik juga bisa menyampaikan secara langsung melalui saluran komunikasi yang tersedia antara publik dan organisasi. Saluran tersebut bisa berupa saluran komunikasi formal, seperti layan bebas pulsa yang disediakan customer service

organisasi. Bisa juga melalui saluran informal melalui kontak komunikasi langsung dengan staf organisasi dalam kesempatan yang informal pula.11

2. Fungsi dan Tujuan Media Relations a. Fungsi Media Relations

Johnson & Johnson menegaskan bahwa media memiliki peran dan fungsi yang sangat penting bagi perusahaan. Pertama, fungsi media relations dapat menigkatkan citra perusahaan. Kedua, meningkatkan kepercayaan publik terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Ketiga, meningkatkan point of

selling dari produk dan jasa. Keempat, membatu perusahaan keluar dari komunikasi

krisis. Kelima, meningkatkan relasi dari berbagai publik, seperti terhadap lembaga pemerintah, perusahaan-perusahaan, organisasi kemasyarakatan, maupun individu.12

Jhon Vivian memberikan perhatian khusus pada posisi media relations bahwa

public relations memiliki tiga tanggung jawab fungsional:13

11

Yosal Iriantara, Media Relations Konsep, Pendekatan dan Praktik, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), Cet.ke-1, h.31-32.

12

Wahidin saputara dan Rully Nasrullah, Public Relations 2.0 Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber (Depok: Gramata Publishing, 2011), h, 134

13

Wahidin saputara dan Rully Nasrullah, Public Relations 2.0 Teori dan Praktik Public Relations di Era Cyber (Depok: Gramata Publishing, 2011), h.134


(29)

1. Relasi Eksternal. Komunikasi yang dijalani dengan kelompok orang-orang di luar perusahan, konsumen, dealer, supplier, tokoh masyarakat, orang-orang pemerintahan.

2. Relasi Internal. Komunikasi yang dikembangkan untuk menjaga hubungan optimal antara karyawan, manajer, serikat pekerja, pemegang saham, dan kelompok lainnya.

3. Relasi Media. Komunikasi yang dilakukan perusahan dengan media massa.

b. Tujuan Media Relations

Tujuan dari media relations menurut Abdullah adalah hubungan media yang lebih baik hanya difocuskan pada tujuan dalam menciptakan pemahaman dan pengetahuan publik oleh khalayak melalui suatu informasi yang dipublikasikan media massa.

Nurdin berpendapat bahwa:

“apa yang menjadi tujuan humas juga menjadi tujuan hubungan media. Tujuan hubungan media tidak sekedar memberikan informasi semata, tetapi memciptakan citra positif bagi sebuah lembaga yang bersangkutan. Semakin baik hubungan media yang kita lakukan, semakin baik pula citra lembaga atau perusahan kita.Begitu pula sebaliknya”14

.

Wardhani memberikan rumusan tentang tujuan media relations secara terperinci bagi organisasi yaitu;15

1. Untuk memperoleh publikasi seluas mungkin mengenai kegiatan serta langkah lembaga atau organisasi yang baik untuk diketahui umun.

14

Nurdin, Hubungan Media Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Presada, 2008), h.13

15

Diah Wardhani,Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi


(30)

2. Untuk memperoleh tempat dalam pemberitan media (liputan, laporan, ulasan, tajuk, wajar, objektif dan seimbang) mengenai hal-hal yang menguntungkan lembaga dan organisasi.

3. Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai upaya dan kegiatan lembaga atau organisasi.

4. Untuk melengkapi data atau informasi bagi pimpinan lembaga atau organisasi bagi keperluan pembuatan penilaian (assessment) secara tepat mengenai situasi atau permasalahn yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan lembaga atau organisasi.

5. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi oleh rasa saling percaya dan menghormati.

3. Pembinaan Hubungan dengan Media

Bagi praktisi PR, media relations merupakan suatu keharusan, hal inipundiungkapkan oleh Jerry Dalton Jr, salah seorang manejar komunikasi perusahaan di Aircraft Company). Jerry mengatakan, “Praktisi PR sangat penting

perannya dalam menjalin hubungan media“.Yang artinya hubungan media sangat

penting dilakukun untuk menunjang keberhasilan kegiatan PR.16

Frank Jekfins menjalankan prinsip-prinsip umum untuk membina hubungan media yang baik sebagai berikut;17

16

Nurdin, Hubungan Media Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Presada, 2008), h. 12

17

Dr. Elvinaro Ardianto, Handbook of public relations, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), h. 266


(31)

1. By serving the media (memahami dan melayaani media). Yaitu memberikan pelayanan kepada media. Misalnya PR harus mampu menciptakan kerjasama dengan media. PR harus menciptakan suatu hubungan timbal-baik.

2. By establishing a reputations for reliability (membangun reputasi sebagai

orang yang dapat dipercaya). Yaitu menegagkan suatu refutasi agar dapat dipercaya. Misalanya selalu menyiapkan bahan-bahan informasi akurat dimana dan kapan saja diminta. Wartawan selalu ingin tahu sumber berita paling baik untuk mendapatkan informasi yang akurat dan hubungan timbal-balik terjalin semaki erat.

3. By supplying good copy (menyediakan salinan yang baik). Yaitu memasok

naskah informasi yang baik. Misalnya memberikan naskah yang baik, menarik perhatian, pengadaan gambar atau foto, pembentukan gambar atau foto yang baik. Juga pengiriman news release sehingga hanya sedikit memerlukan penulisan ulang atau meyuting.

4. By coorperations in providing material (berkerjasama dalam penyedian

materi). Yaitu malakukan kerja sama yang baik dalam menyediakan bahan informasi. Misalnya: merancang wawancara pers dengan seseorang yang dibutuhkan pers ketika itu.

5. By providing verification facilities (menyediakan fasilitas verifikasi). Yaitu

penyedian fasilitas yang memadai. Misalnya: memberikan fasilitas yang dibutuhkan wartawan sewaktu menggali berita.

6. By building personal relationship whit the media (membangun hubungan


(32)

media. Hai ini yang mendasari keterbukan dan saling menghormati profesi masing-masing.

Hubungan yang terjalin antara humas dan media pun tak selamanya berjalan mulus, ini disebabkannya karena ada perbedaan orientasi maupun tujuan yang hendak dicapai oleh masing-masing organisasi. Maka tak heran apabila sering terjadi pertentangan antara yang diharapkan oleh humas dengan apa yang diberitakan oleh media. Disatu sisi humas menginginkan citra positif melalui pemberitaan media dan disisi yang lain media menginginkan sesuatu yang sensasional untuk mneingkatkan oplah penjualan.

Berikut adalah bagan yang menunjukan perbedaan fungsi dan tugas antara humas dan Media.

Bagan 2

Perbedaan Humas dan Media

1. Issue (rumor) 2. News Value 3. Sensasional 4. Berita segi Negatif

1. Publisitas Positif 2. Superlatif

3. Promosi/Pengenalan 4. Berita segi Positif

PERBEDAAN ANTARA FUNGSI DAN TUGAS

MEDIA

BERUPAYA MENCARI

HUMAS/PR

BERUPAYA MENCARI


(33)

Sumber: Rosady Ruslan, 2008, Manejement Public Relations & Media Komunikasi

Pertentangan antara humas dan media dapat di atasi seandainya hubungan tersebut berlandaskan kepada prinsip-prinsip keterbukan, serta saling menghargai peran satu sama lain dan saling mendukung. Serta setiap pihak akan berfugsi serta bertindak sesuai dan terkait dengan kode etik profesinya masing-masing. Upaya tertentu dalam pembinaan hubungan media yang harmonis pada dasarnya dapat dilakukan melalui hal-hal berikut,18

1. Sikap saling menghargai antar kedua belah pihak (mutual appreciation),

2. Saling pengertian tentang peran, fungsi, kewajiban dan tugas sesuai dengan etika prosesi masing-masing (mutual understanding),

3. Saling mempercayai akan peran untuk kepentingan bersama dan tidak untuk kepentingan sepihak (mutual confidence), dan

4. Sikap saling toleransi dari kedua belah pihak (tolerance)

4. Kegiatan Media Relations

Dalam upaya membina hubungan media, PR melakukan berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan media;19

1) Penulisan Press Release, yaitu informasi tertulis yang dikeluarkan oleh suatu lembaga atau organisasi untuk dipublikasikan di media massa. Dengan

18

Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, konsepsi dan aplikasi

(Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2007), h. 175-178 19

.Dr. Elvinaro Ardianto, Handbook of public relations, (Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2011), h. 267.


(34)

pemuatan siaran pers, lembaga memperoleh publisitas sehubungan dengan

event yang diselenggaran atau isu yang diangkat.

2) Konferensi Pers, yaitu kegiatan mengundang wartawan untuk berdialog, dengan materi yang telah disiapkan secara matang oleh penyelenggara, sedangkan sasaran pertemuan itu adalah pemuatan informasi di media massa dengan perantara wartawan yang diundang.Kunjungan ke Kantor Pers,yaitu melakukan kunjungan ke kantor media dengan tujuan untuk menjalin hubungan kerjasama, mengetahui seluk-berluk kerja media, atau untuk menginformasikan segala sesuatu tentang organisasi, isu yang kita angkat, dan aktivitas yang telah/akan kita lakukan.

3) Perss Briefing/jumpa pers rutin. Dalam kegiatan ini disampaikan informasi-informasi mengenai kegiatan lembaga kepada pers, juga diadakan tanggapan atau pertanyaan wartawan. Berdanya dengan konferensi pers, perss briefing

dilakukan secara rutin, bahkan dilakukan untuk hal-hal kecil, sepanjang memiliki nilai berita.

4) Special Event, yang menyelenggrakan kegaiatn khusus yang melibatkan media, misalnya menjadi sponsor lomba penulisan jurnalistik, menyelengngarakan pertandingan olahraga antarwartawan, dsb.

5) Press Interview (Wawancara), yaitu bertemuanya wartawan dan narasumber dari suatu lembaga untuk menggali informasi atau mengklarifikasi berbagai persoalan, baik menyangkut organisasi, misi, maupun aktivitas kelembagaan 6) Press Luncheon, yaitu pejabat PR mengadakan jamuan makan siang bagi


(35)

bisa bertemu dengan top manajemen lembaga guna mendengarkan perkembangan perusahaan/lembaga tersebut.

7) Press Tour, yaitu mengajak kalangan wartawan berkunjung ke suatu lokasi, baik yang berada di lingkungannya, maupun ke tempat atau lokasi yang memiliki kaitan dengan kiprah lembaga tersebut, misalnya desa binaan Lembaga dsb.

C. KONSEP CITRA

1. Penegrtian Citra

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengertian citra adalah

gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi

atau produk.“

Citra adalah image, the impression, the feeling, the conception which with the public has of company; a consciusly created impression of an object, person or

organization. Citra adalah perasaan gambaran publik terhadap perusahan, organisasi

atau lembaga; kesan yang disegaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi.20

Begitu juga Frank Jefkins berpendapat bahwa citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamanya.21

Citra merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan

20

Dr. Elvinaro Ardianto, Handbook of public relations, (Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2011), h. 62

21

Dr. Elvinaro Ardianto, Handbook of public relations, (Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2011), h. 62


(36)

dalam benak seseorang. Citra dapat diukur melalui pendapat, kesan atau respon seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai atau yang tidak disukai dari objek tersebut.

Suatu citra bisa sangat kaya makna atau sederhana saja. Citra dapat berjalan stabil dari waktu ke waktu atau sebaliknya bisa berubah dinamis, diperkaya oleh jutaan pengalaman dan berbagai jalan pikiran asosiatif. Setiap orang bisa melihat citra suatu objek berbeda-beda, tergantung pada persepsi yang ada pada dirinya mengenai objek tersebut atau sebaliknya citra bisa diterima relatif sama pada setiap anggota masyarakat, ini yang biasa disebut opini publik

2. Jenis-jenis Citra

Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Oleh sebab itu, Frank Jefkins menuturkan dalam bukunya ada beberapa jenis citra yang sangat dikenal dalam dunia aktivitas hubungan masyarakat (PR) dan dapat dibedakan satu dengan yang lainya sebagai berikut:

1. Mirror image (citra bayangan)

Citra yang melekat pada orang atau anggota-anggota organisasi, dan citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra yang berjenis ini cenderung sangat positif dan bahkan terlalu positif, dilihat dari apa yang kita banyangkan yang sangat hebat mengenai diri sendiri sehinnga kita pun percaya bahwa orang-orang lain juga beranggapan dan memiliki pandangan yang tidak kalah hebatnya atas diri kita. Tetapa jika kita meniliti dengan mendalam citra ini


(37)

maka akan terungakap bahwa citra banyangan ini hampir selalu tidak tepat, atau tidak sesuia dengan kenyataan yang sesungguhnya.22

Citra jenis ini biasanya melekat pada seorang pemimpin perusahan, lembaga, dan organisasi.

2. Current image (citra yang berlaku)

Pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra banyangan, citra yang berlaku tidak selamnya, bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutanyang biasanya tidak memadai. Biasanya citra ini cenderung negatif. Humas memang menghadapi dunia yang bersifat memusui, penuh prasangka, apatis, dan diwarnai keacuhan yang mudah sekali menimbulkan suatu citra berlaku yang tidak fair. Citra jenis ini ditentuankan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh penganut atau mereka mempercayainya.23

3. Wish image (citra yang diharapkan)

Suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya harapan lebih baik atau lebih menyenangkan dari pada citra yang ada; walaupun dengan kondisi tertentu, citra yang terlalu baik

22

Anggoro M. Linggar, Teori & Peofesi Kehumasan; serta aplikasinya di Indonesia, (Jakarta , Bumi Aksara, , 2008), h. 59

23

Anggoro M. Linggar, Teori & Peofesi Kehumasan; serta aplikasinya di Indonesia, (Jakarta , Bumi Aksara, , 2008), h. 60


(38)

juga bisa merepotkan. Namun secara umum yang disebut dengan citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik.24

Citra harapan itu biasanya dirumuskan dan diperjuangkan untuk enyambut sesuatu yang relatif baru, yakni ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai.

4. Corporate Image (citraperusahan)

Citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra perusahan antara lain adalah sejarah, riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, sukses ekspor, hubungan industry yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja yang dalam jumlah besar, bersedia turut bertanggungjawab sosial, komitmen mengadakan riset.

Perusahan-perusahan yang memiliki reputasi positif, umumnya menikmati enam hal. Pertama, hubungan baik dengan para pemuka masyarakat. Kedua, hubungan positif dengan pemerintah setempat. Ketiga, resiko krisis yang lebih kecil.

Keempat, rasa kebanggaan dalam organisasi dan diantara khalayak sasaran. Kelima,

saling pengertian antara khalayak sasaran, baik internal maupun eksternal. Dan terakhir, meningkatkan kesetian para staf.

5. Multiple image (citra majemuk)

Yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita

24

Anggoro M. Linggar, Teori & Peofesi Kehumasan; serta aplikasinya di Indonesia, (Jakarta , Bumi Aksara, , 2008), h. 61


(39)

dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi kita.25

3. Pencapaian Citra positif

Dalam pencapain citra positif suatu perusahan berawal dari penilaian dan tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat

(respect), kesan-kesan yang baik dan menguntungkan terhadap suatu citra

lembaga/organisasi atau produk barang dan jasa pelayanan yang diwakili oleh pihak humas/PR. Biasanya landasan citra berakar dari “nilai-nilai kepercayaan” yang kongkritnya diberikan secara individual, dan merupakan pandangan atau persepsi. Proses akumulasi amanah kepercayan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini public yang lebih kuat. Maka citra menjadi tujuan utama, dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau public relations26.

Anggoro menilai citra tidak hanya selalu mengenai apa yang positif dari suatu

brand atau yang di usung, tetapi juga negatif. Kedua macam citra bersumber dari

adanya citra-citra yang berlaku (current imaga) yang berisfat negatif dan positif. Dan seharusnya citra humas didasari pada kesan yang benar, yakni sepenuhnya

25

Anggoro M. Linggar, Teori & Peofesi Kehumasan; serta aplikasinya di Indonesia, (Jakarta , Bumi Aksara, , 2008), h. 68

26

Rosady Ruslan, Manajemn Public Relations dan Media Komunikasi, (Jakarta, Rajawali Pers, 2008), h. 75.


(40)

berdasarkan pengalaman, pengatahuan serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.27

Anggoro juga berpendapat bahwa penerapan citra (yang tidak sesuai dengan fakta yang ada) pada dasarnya tidak sesuai dengan hakikat humas itu sendiri. Keadaan ini sering kali menjadi sesuatu hal yang sah-sah saja dalam dunia kehumasan pada hal ini merupakan suatu hal yang fatal dalam dunia humas atau PR.

Karenaya, citra sebagai pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi. Citra yang baik dan kuat mempunyai manfaat sebagai berikut, Pertama, jangka saing jangka menengah dan panjang yang mantap. Perusahan berusaha memenangkan persaingan pasar dengan menyusun strategi pemasan taktis. Kedua, menjadi prisai selama masa krisis. Sebagian besar masyarakat dapat memahami atau memaafkan kesalahan yang dibuat perusahaan dengan citra baik, yang menyebabkan mereka mengalami krisis. Ketiga, menjadi daya tarik eksekutif handal, yang mana eksekutif handal adalah aset perusahan. Keempat,

meningkatkan efektifitas strategi pemasaran. Keliama, menghemat biaya operasional karena citranya baik.28

Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoene dalam buku Soleh

27

M. Linggar Anggoro, Teori & Peofesi Kehumasan; serta aplikasinya di Indonesia, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 69

28

Dr. Elvinaro Ardianto, Handbook of public relations, (Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2011), h. 63


(41)

Sumirat dan Elvinaro Ardianto, terdapat empat komponen dalam pembentukan citra antara lain:29

a. Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan dengan kata lain. Individu akan memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi inilah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.

b. Kognisi, yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus keyakinan ini akan timbul apabila individu harus diberikan informasi-informasi yang cukup dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

c. Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakan respon seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang. Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.

d. Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan prilaku tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan prilaku tetapi merupakan kecenderungan untuk berprilaku dengan cara-cara tertentu, sikap mempunyai daya pendorong atau motivasi sikap menentukan apakah orang harus pro atau

29

Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-dasar Public Relations. (Bandung. PT. Remaja Rosdakarya 2005), h. 115-116


(42)

kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, sikap mengandung aspek evaluatif artinya mengandung nilai menyenangkanatau tidak menyenangkan, sikap juga diperhitungkan atau diubah.


(43)

32

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah dan Perkembangan PT. Mizan Publika

Dr. Haidar Bagir menjesakan tentang filosofi Nama Mizan “Inilah filosofi

brand Mizan (Mizan berarti timbangan) kata Mizan- dalam bahasa Arab berarti "seimbang". Yakni, agar kami selalu memiliki kesadaran akan pentingnya keseimbangan, menjadi ummatan wasathan (kaum pertengahan) seperti diajarkan Kitab Suci.1

Mizan didirikan pada tahun 1983 oleh tiga mahasiswa beserta dua senior mereka. Pada awalnya mereka bertujuan membangun aras baru karya-karya keislaman di Indonesia. Dimulai dengan hanya menerbitkan buku-buku terjemahan karya penulis terkemuka dari luar negeri, secara bertahap karakter Mizan menemukan bentuknya melalui karya-karya keislaman yang mewakili berbagai sudut pandang, secara serius dan modern.2

Pada tahun 1999, Mizan membentuk Mizan Publika sebagai perusahan induk

(holding company) guna untuk menyeimbangi perkembangan bisnis yang

berkembang pesat, dan meluncurkan program restrukturisasi pada tahun 2001, Sejak saat itu, Mizan terbagi dalam unit-unit yang otonom dan dinamis sehingga dapat

1

Profil Mizan, http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=about&page=presdir diakses pada September 10, 2013, Jakarta, pukul 18;38 WIB.

2

Profil Mizan, http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=about&page=nutshell, diakses pada September 10, 2013, Jakarta, pukul 18;38 WIB.


(44)

beradaptasi terhadap cepatnya perubahan lingkungan bisnis. Program restrukturisasi ini melahirkan beragam unit bisnis strategis yang terbagi dalam lini penerbitan, distribusi, penjualan galeri buku online dan percetakan.

Kelompok Mizan juga melebarkan sayapnya melalui kerja sama dengan pengusaha dan organisasi lain, termasuk Penerbit Bentang Budaya dan Yayasan Lingkar Pena. Dari hanya menerbitkan tiga buku sebulan pada tahun pertamanya, Kelompok Mizan telah mampu memproduksi lebih dari 600 judul buku per tahunnya dan sukses menghasilkan karya-karya bestseller. Mizan saat ini dikenal sebagai salah satu perusahaan penerbitan terbesar di Indonesia.

Pada 2008, Grup Mizan mendirikan Mizan Productions, perusahaan yang sengaja dirancang untuk memproduksi film-film bermutu sekaligus sukses di pasaran dan produk-produk audiovisual lainnya untuk stasiun-stasiun TV. Hingga kini, Mizan Productions telah memproduksi enam film - film, yang diakui secara luas sebagai salah satu film Indonesia terbaik yang pernah diproduksi industri perfilman nasional. Termasuk di dalamnya Laskar Pelangi, film yang telah memecahkan rekor jumlah penonton sebanyak 5 juta, Sang Pemimpi, Garuda di Dadaku, Emak Ingin Naik Haji, dan 3 Hati 2 Dunia 1 Cinta, dan Rindu Purnama. Film-film produksi Mizan juga telah memenangkan berbagai penghargaan film baik di tanah air maupun di luar negeri.3

Langkah terbaru Mizan Grup adalah mendirikan Mizan Digital Publishing

yang menerbitkan dan memasarkan konten digital melalui berbagai media dan

3

Profil Mizan, http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=about&page=nutshell, diakses pada September 10, 2013, Jakarta, pukul 18;38 WIB.


(45)

perangkat. Unit bisnis strategis lainnya juga didirikan, seperti Mizan Media Utama dan Mizan Dian Semesta (preusan distribuis), Mizan Grafika Sarana (percetakan) dan Mizan Learning Center (untuk pelatihan).

1. Mizan di Masa Depan

Tidak puas hanya memenuhi kebutuhan pasar domestik, Mizan memperluas jangkuan bisnisnya ke luar negeri melalui unit bisnis strategis khusus yang diberi nama Mizan International dengan tiga bidang kegiatan. Pertama, mendistribusikan buku-buku Mizan berbahasa Indonesia dan Melayu kepada masyarakat Indonesia dan Melayu yang tinggal di negeri jiran; kedua, menerjemahkan buku-buku berbahasa Indonesia ke dalam bahasa asing untuk pasar internasional; dan ketiga menangani urusan hak cipta (copyright) melalui lembaga bentukannya, yaitu Mizan Literary Agency (MLA).4

Mizan kini telah mulai merintis pembukaan jaringan pusat kegiatan buku di Indonesia termasuk toko buku dan pusat kegiatan "Komunitas Mizan" sebagai wadah penulis, penerbit, sastrawan, dan pihak-pihak lain dalam komunitas baca (reading

society) di kalangan masyarakat Indonesia. Selanjutnya jaringan pusat perbukuan ini

akan dikembangkan di Jakarta dan kota besar lainnya.5

4

http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=about&page=future, diakses pada September 10, 2013, Jakarta, pukul 18;38 WIB.

5

http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=about&page=future, diakses pada September 10, 2013, Jakarta, pukul 18;38 WIB.


(46)

2. Visi Mizan

“Meningkatkan komitmen secara terus-menerus dalam ikut serta menciptakan masyarakat modern, terbuka, dan, pada saat yang sama, religius. Komitmen ini diwujudkan melalui pengembangan perusahaan yang berjalan berlandaskan pengetahuan, yang mampu merespons tantangan dan permintaan seiring perubahan lingkungan yang cepat dan mengglobal akibat kemajuan teknologi dan informasi.”6

3. Kelompok Penerbit Mizan7

Selama ini terbitan kelompok Mizan dikenal melalui karya-karya bestseller, baik dari pengarang dalam negeri mau pun luar negeri, seperti Laskar Pelangi, Supernova, The Naked Treveler, Perahu Kertas, Sepatu Dahlan, Indonesia Mengajar, Dunia Sophie, Mark of Athena, Sejarah Tuhan, The Son of Neptune, dan lain sebagainya.

a. Penerbit Mizan Pustaka

Inilah perusahaan pertama yang dibangun di bawah bendera Mizan. Perusahaan yang didirikan di Bandung, Jawa Barat, pada 1983 ini pada awalnya diberi nama PT. Mizan. Kemudian pada 1984 namanya berubah menjadi PT Mizan Pustaka. Selama perjalanannya, Mizan Pustaka melahirkan DAR! Mizan, sebuah divisi yang kemudian menjadi perusahaan terpisah. Saat ini, Mizan Pustaka dikenal sebagai penerbit yang menerbitkan buku-buku yang berkualitas tentang beragam isu

6

Profil Mizan,http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=about&page=vision, diakses pada November 3, 2013 pukul 22.40 WIB.

7

Profil Mizan,http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=about&page=vision, diakses pada November 3, 2013 pukul 22.40 WIB


(47)

menonjol dan strategis, paling tidak bagi masyarakat Indonesia. Mizan Pustaka mempunyai 7 lini produk di antaranya Mizan Khazanah Ilmu-Ilmu Islam (tema perkembangan pemikiran Islam), Mizan Kronik Zaman Baru (tema kontemporer berbagai bidang), Kaifa (buku-buku pengetahuan praktis dan "how-to"), Qanita (tema wanita aktif dan modern di negara berkembang) dan Mizania (pemikiran Islam popular dan tema kesalehan).

PT. Mizan Pustaka

Jl. Cinambo (Cisaranten Wetan) No. 135 Ujungberung - Bandung 40294Jawa Barat – Indonesia

Telepon: 62-22-7834310, Fax: 62-22-7834311 Website: http://publishing.mizan.com

E-Mail: info@mizan.com

b. PT. DAR! Mizan

Dibentuk pada 1992 sebagai Divisi Anak dan Remaja (DAR!) Penerbit Mizan Pustaka, divisi ini menandai kemunculannya dengan meluncurkan beragam produk inovatif. Pada tahun 2003, DAR! bertransformasi menjadi entitas bisnis terpisah bernama PT. Mizan Bunaya Kreativa. Namun, brand DAR! Mizan yang lekat di hati pembaca tetap dipertahankan. DAR! Mizan mengembangkan 7 lini produk dan 28 seri di dalamnya, dan secara teratur selalu memenangkan berbagai penghargaan dari Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).


(48)

c. Pelangi Mizan

Pelangi Mizan yang menerbitkan buku referensi dan karya ensiklopedia eksklusif yang dipasarkan secara langsung ke konsumen. Selain produk buku dan audiovisual, perusahaan ini juga memproduksi permainan edukatif sebagai pelengkap dan sekarang mulai merambah produksi buku-mainan (toybooks).

Produk-produk Pelangi meliputi buku ensiklopedi, paket buku cerita, serta alat pembelajaran. Semua paket buku Pelangi selalu didasarkan konsep yang kuat serta diperkaya dengan media-media pendukung seperti permainan, alat peraga, serta multimedia.

Buku-buku Pelangi didistribusikan secara direct selling oleh ratusan Book Advisor Mizan Dian Semesta (MDS) di berbagai daerah di Indonesia. Hingga kini buku Pelangi telah menjadi koleksi wajib puluhan ribu keluarga Muslim, di Indonesia maupun di luar negeri.Merespons perkembangan kiwari di bidang penerbitan digital, Pelangi Mizan dirancang ulang untuk menerbitkan buku-buku referensial digital yang memungkinkan proses rujuk-silang dan juga memproduksi buku-mainan (toybooks) yang tidak bisa digantikan produk-produk digital.

d. Bentang Publishing House

Tahun 2004, Mizan Publika mengambil-alih Penerbit Bentang Budaya, sebuah penerbit buku prestisius seputar budaya, sastra dan seni yang berkedudukan di Jogyakarta. Saat ini Bentang Pustaka melayani masyarakat Indonesia dengan berbagi buku berkualitas dari kategori seni, filsafat, sastra dan budaya yang dikemas secara menarik dan aktraktif.


(49)

PT. Bentang Pustaka

Jl. Pandega Padma No. 19Yogyakarta 55284 Telepon: 62-274-517373, Fax: 62-274-541441 Website: http://bentang.mizan.com

E-Mail: bentangpustaka@yahoo.com

e. AL-Mizan

Al-Mizan adalah sebuah penerbit dengan produk utama Al-Quran dan buku-buku kajian seputar Quran. Mizan berikhtiar menerbitkan pelbagai ragam Al-Quran yang berkarakter, yaitu secara fungsional menawarkan pelbagai fitur yang memberi manfaat dan kemudahan bagi pembaca; secara estetik, dikemas dengan sentuhan seni sehingga enak dilihat, dibaca dan layak dikoleksi, secara format, dapat diakses dalam beragam media yang terus berkembang.

Dengan cara itu, Al-Mizan berazam, dalam batas kemampuannya, untuk ikut berkontribusi dalam memasyarakatkan Al-Quran dan nilai-nilai mulia yang terkandung di dalamnya.

Didirikan pada pertengahan 2009, hingga kini Al-Mizan telah menerbitkan pelbagai jenis mushaf Al-Quran, antara lain Mushaf Al-Mizan (Al-Quran disertai terjemahan dan transliterasi latin), Mushaf Al-Alim (Al-Quran dengan penanda-khusus pada ayat kauniyah), Mushaf Al-Mujib (Al-Quran dengan penanda-penanda-khusus pada ayat-ayat Doa dan Asmaul Husna), dan Mushaf Al-Kalam (Al-Quran disertai terjemahan bahasa Inggris dan Indonesia).


(50)

Al-Mizan

Jl. Cinambo (Cisaranten Wetan) No. 137Ujung Berung - Bandung 40294Jawa Barat – Indonesia

Telepon: 62-22-7834166, Fax: 62-22-7834316 Website: http://almizan.mizan.com

E-Mail: almizan@mizan.com

f. Penerbit Noura Books

Awal kelahirannya, Noura Books merupakan peleburan dari Lingkar Pena Publishing House dan Penerbit Hikmah. Saat ini Noura Books menggawangi dua unit yaitu Penerbit Noura Books dan Exposè. Pada perjalanannya yang masih singkat ini Noura Books telah menghasilkan buku-buku best seller, baik buku lokal maupun terjemahan.Pada bulan Mei 2012 Noura Books menerbitkan Sepatu Dahlan, novel pertama dari trilogi novel inspirasi Dahlan Iskan, yang mendapat antusias tinggi dan penyerapan bagus dari masyarakat. Hingga kini novel tersebut sudah terjual lebih dari 100.000 eksemplar dan akan diadaptasi menjadi film. Novelisasi tokoh lainnya adalah mengenai Jusuf Kalla yang digarap oleh Alberthiene Endah.

Selain itu Noura Books juga memiliki kekuatan dalam penerbitan novel-novel fantasi, seperti seri fantasi yang ditulis oleh Rick Riordan dan Alyson Noel. Untuk buku nonfiksi, Noura Books menjalin kerjasama dengan penulis dan tokoh yang memiliki kapasitas mumpuni seperti Prof. Komaruddin Hidayat, Kak Seto, Dr. Dewi P. Faeni, Ayah Edy, Aidil Akbar, Iwel Sastra, Indra Noveldy, dll.Buku lini wacana Noura yang berjudul Ulama dan Kekuasaan yang ditulis oleh Jajat Burhanudin


(51)

meraih penghargaan Buku Islam Terbaik kategori Nonfiksi pada Islamic Book Fair

Award 2013. Lini Agama mewarisi semangat Mizan, memiliki penulis-penulis

intelektual yang memberikan warna pada pada dunia Islam Indonesia, dengan buku-buku seperti Psikologi Kematian, Islam Risalah Cinta, dan Bulughul Mahram. Noura Books juga mengembangkan komunitas untuk mendekatkan diri dengan pembaca dan penulis. First Readers merupakan pembaca pemula dari naskah-naskah yang akan diterbitkan oleh Noura Books. Sedangkan untuk menghasilkan penulis-penulis andal, Noura Books memiliki Noura Books Academy sebagai wadah pembinaan bagi penulis.

4. Struktur Management PT. Mizan Publika

Setiap perusahan pasti memiliki sebuat struktur organisasi yang menerangkan jabatan, posisi karyawan dan tugas yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu jalur wewenang dan tanggung jawab.

Bagan 1

Strukture Oraganisasi Top Manager

Sumber: Dokumen PT. Mizan Publika

PRESEDIR


(52)

Keterang:

 Presedir membawahi top manager

 VP publishing membawahi kelompok Mizan

 VP Media Baru membawahi Mizan Digithal Publishing Bagan 2

STRUKTUR ORGANISASI PENERBIT NOURA BOOKS (MIZAN PUBLIKA)

Sumber: Dokumen Penerbit Mizan

Tugas media relations officer dilakukan oleh setiap unit penerbit mizan, dimana kegiatan media relations dilakukan oleh divisi Promosi dan Marketing. Setelah berkiprah selama lebih 20 tahun di industri penerbitan Indonesia, Kelompok Mizan melakukan program restrukturisasi organisasi dengan mendirikan PT. Mizan Publika yang berfungsi sebagai perusahaan induk (holding company) dan mendirikan unit-unit bisnis otonom dan strategis. Pendekatan baru untuk mengelola unit-unit bisnis ini, intrapreneurship dan networking pun diperkenalkan.

C E O

Deden Ridwan Div. Agama Cecep Romli Ahmad Najib (Manager) Asisten Editor Lia Astika Nani Supriyanti

Div. Buku Umum

Suhindrati Shinta (Manager)

Lini Fiksi

Rina Wulandari

Lini Non Fiksi Khusus Novikasari Eka Lini Non Fiksi Umum Richanadia Lini Remaja Abdul Aziz.

Lini Anak Nurhadianysah Sekretaris Redaksi Ikrimah Maisara Asisten Editor

Nuraini Septiani S. Lili Ahmad Susanti Promosi &Marketing Rahmadiyanti (Manager) Promosi Putri Nimitta Marketing Widuri Indah Wati

PPIC

Abdul Hamid Desain Grafis A.S. Zuhri Dedy Supanto

Keuangan & Umum

Siti Isye Aisyah Dian Susanti Pelaksana I Andri Yulianto (Kurir) Yulianda (OB) Casmanto (OB) Pelaksana II Munadi (Driver) Sutino (Security) Front Office Rinrin Marlia Azhary

Sekretaris

Melati Jamilah Shera (Buku Asing) Editor Akuisisi Reno (Buku Lokal)


(53)

Bagan 3

STRUKTUR PERUSAHAAN PT. MIZAN PUBLIKA

Sumber: Dokumen PT. Mizan Publika

B. Hubungan PT. Mizan Publika dengan Media Massa

Menjaga relai dengan media massa merupakan hal yang sangat penting. Bila hubungan baik terjalin dengan media massa, maka proses pemberitan mengenai organisasi atau perusahan bisa tingkatkan khusunya pemberitaan yang positif. Oleh sebab hubungan media adalah salah satu strategi yang umum diguakan untuk mencapai publisitas. Dalam menajalin relasi dengan media massa harus saling memelihara pertukaran informasi yang terbuka dan realistis. Maka dari itu agar terjalin hubungan baik dengan media dibutuhkan komunikasi yang cukup baik intens diantara kedua belah pihak yang berhubungan dengan tugas pokok masing-masing.

PT. Mizan Publika

Publishing Group

1. Mizan Publika 2. Noura Books 3. Pelangi Mizan

4. Al-Mizan 5. Bentang Pustaka

6. Plot Point

Group Media Baru

1. Mizan Digithal Publising 2. Mizan Applications 3. Mizan Content

Provider 4. M. Productions

Group Distribusi

1. Mizan Media Utama 2. Mizan Dian

Semesta

Printing Company

Mizan Grapika Sarana


(54)

Oleh karena itu relasi yang dikembangkan adalah relasi professional antara dua belah pihak yang berbeda tugasnya.

Menjalin hubungan dengan media merupakan cara yang efektif untuk membangun, menjaga, dan meningkatkan citra atau reputasi organisasi di mata stakeholder. Media relations sangat penting artinya sebagai wujud komunikasi dan mediasi antara suatu lembaga dengan publiknya. Menurut Septi Fakmi Choirisa hubungan media merupakan alat, pendukung atau media kerjasama untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau untuk keluncuran aktivitas komunikasi Public Relations dengan pihak public. Berfungsi menyampaikan pesan kepada publiknya juga untuk membangun dan meningkatkan citra melalui jenis media.8

Oleh karena itu menurut Iriantara peranan hubungan dalam kehumasan adalah sebagai saluran (channel) dalam menyampaikan pesan dalam upaya peningkatan pengenalan (awareness), informasi dan pemberitaan dari pihak pubikasi humas. Karena fungsi pers/media adalah sebagai kekuatan pembentukan opini (power of

opinion) yang efektif. 9

CEO Mizan Digtal Publishing mengatakan “personal relations antara media dengan mizan itu sangat bagus, karena bisa menjadi jalan untuk meraih publisitas walaupun terkadang awak media tidak menyebutkan nama yang memang tidak harus

8

Sefti Fahmi Choirisa ,Peran Media Relations PT. Bank Muamalat, Tbk dalam membangun Citra perusahan, (Jurusan Komunikasi penyiatan Islam, Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN syarif Hidayatullah 2012), h. 40.

9


(55)

secara eksflitit. Maka dari sanalah bisa menjadi sasaranya sebagai esplektasi dari apa yang ingin disampaikan Mizan yang bukan sekedar branding melaikan sekedar publisitas. Media menyajikan kepada masyarkat wacana-wacana yang tepat untuk lebih meningkatkan wawasan tentang keagamaan keislamannya dan lain sebagainya”.10

10

Hasil Wawancara dengan Media Relations PT. Mizan Publika, Kamis, 09 Januari 2014, Kantor Mizan Digital Publishing.


(56)

45

BAB IV

HASIL TEMUAAN DAN ANALISIS

A. Peran Media Relations Dalam Meningkatkan Citra PT. Mizan Publika

Pentingnya Media Relations bagi sebuah perusahan tidak terlepas dari kekuatan media massa yang tidak hanya mampu menyampaikan informasi produk kepada banyak khalayak, namun lebih dari itu, sebagaimana konsep dasar media memiliki fungsi mendidik, memengaruhi, mengawasi, menginformasikan, menghibur, memobilisasi, dsb. Dari sinilah media memiliki potensi strategis untuk memberi pengertian, membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat, dan perilaku sebagaimana tujuan yang hendak disasar oleh perusahan penerbit. Karena media merupakan salah satu sarana untuk upaya pencitraan perusahaan.

Tidak bisa dipungkiri bahwasaya pada setiap perusahaan memiliki citranya masing-masing. Namun hal tersebut perlu dijabarkan lagi karena citra memiliki banyak jenis. Frank Jeffkins sebagaimana dikutip oleh Elvinaro Ardianto menjabarkan beberapa jenis citra yaitu:

1) Citra bayangan (The Mirror Image)

Menurut PT. Mizan Publika pandangan orang terhadap Penerbit Mizan yaitu perusahaan yang dinamis dan islami dalam menerbitkan buku-buku.

2) Citra yang berlaku (The Current Image)

Pandangan orang terhadap penerbit Mizan pada umumnya lebih kepada produk dan layanannya yaitu murah dan memiliki beragam jenis lini produk.


(57)

3) Citra yang diharapkan (The Wish Image)

Citra yang diharapkan sebagai hasil dari kegiatan PR adalah penerbit yang menerbitkan buku-buku berkulitas yang akan menghasilkan buku-buku bestseller dan selalu memberikan kontribukusi pada masyarkat luas.Dan ikut berperan dalam menumbuhkan toleransi antara umat beagama.

4) Citra Perusahaan (Corporate Image)

PT. Mizan Publika merupakan perusahaan penerbitan buku yang dinamis, Islami serta terbuka. PT. Mizan Publika juga memiliki kinerja yang baik sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang berkuliats melalui unit perusahan dalam bidang penerbitan.

5) Citra majemuk (The Multiple Image)

PT. Mizan Publika adalah Perusahan penerbit buku yang terbuka, memiliki berbagai kegiatan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Dari penjabaran mengenai jenis citra tersebut dirasakan bahwa citra yang paling kuat pada masyarkata atau konsumen adalah mengenai produknya, yaitu mampu menyajikan produk dengan mutu yang baik seperti buku-buku bestseller dengan harga yang terjangkau oleh konsumen. Keberhasilan perusahan meningkatkan citra dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yakni: citra di bangun berdasarkan orientasi terhadap manfaat yang dibutuhkan dan dinginkan kelompok sasaran. Seperti apa yang dikatan oleh salah satu CEO penerbit Noura Books (Mizan Publika).


(58)

“…..Kita harus tahu karekter si pembaca, tentang kontennya, behaviornya, budayaya, dan kebiasanya, karakternya dan seterusnya. Nah konten itu harus bisa mendidik apa yang ada di benak publik ini. Karena intinya sebuah konten ini adalah menyajikan sebuah produk supaya membekas dalam membangun benak/ image di publik.nak kunci dari industry dari kita itu adalah kreativitas dalam mendesain sebuah konten menjadikan sebuah konten yang kira-kira pas dalam karakter si pembacanya, dimulai dari covernya, packaging, dan juga cara bahasanya. Yang menangani dinamika yang sangat kuat bahasa remaja sangat beda dengan bahasa anak-anak yang konteks ya

bahasa obrolan. Ada teks yang bahasa obrolan, ada bahasa yang monoton”.1

Dari peryataan tersebut media relations officer melihat bagaimana kebutuhan masyarakat, ada tiga jenis citra yang sering ditimbulkan oleh PT. Mizan Publika.

Pertama, citra ekslusif, yaitu citra yang dapat ditonjolkan pada penulis-penulis

prefrosional. Yang dimaksud citra ekslupsif adalah kemapuan perusahan penerbit untuk menyajikan berbagai macam manfaat kepada konsumen dan pelanganya. Dari citra itulah para penulis akan melirik dan mengirimkan naskah-naskah terbaiknya. Guna untuk memenuhi kebutuhan khalayak. Kedua, citra inovatif yaitu citra yang mengedepankan karena perusahan tersebut pandai menyajikan produk baru yang model dan desainnya tidak sama dengan produk sejenis yang beredar di pasaran menjadi prestasi tersendiri bagi PT. Mizan Publika, contoh buku yang di terbitankan oleh salah satu Unit penerbit Mizan yaitu Novel “Sepatu Dahlan” produk ini menjadi

public reading, perbinjangan di seluruh media massa. Yang mana produk ini di

berinama “Bio-Fiktion”. Dede Ridwan selaku CEO penerbit Noura Books (Mizan Publika) menuturkan;

1

Hasil Wawancara dengan Deden Ridwan CEO Penerbit Noura Books (Mizan Publika),

Jum’at 28 November 2013, Kantor penerbit Noura Book (Mizan Publika), Jl. Jagakarsa Raya, Jakarta


(1)

Mizan Rayakan Milad Ke-30

Jumat, 21 Juni 2013, 20:56 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penerbit Islam terkemuka Mizan hari ini merayakan miladnya yang ke-30 tahun. Tema yang diangkat pada hari ulang tahunnya kali ini adalah Risalah Cinta Semesta.

Presiden Direktur Kelompok Mizan Haidar Bagir mengatakan, pemilihan Risalah Cinta Semesta sebagai tema perayaan kali ini merupakan upaya melanjutkan sekaligus menegaskan kembali niat pendirian Mizan pada 1983. Ketika itu Mizan digambarkan dengan ungkapan sederhana sebagai Khazanah Ilmu-Ilmu Islam.

"Ternyata dari waktu ke waktu dalam rentang perjalanan selaa 30 tahun, selalu saja kami diyakinkan bahwa inti ilmu Islam adalah menjadi rahmat bagi semesta. Itu berarti membahagiakan sesama, dan itu berarti mencinta," ujarnya, Jumat (21/6).

Ia mengatakan, semua aktivitas yang mereka lakukan selama ini tak akan punya makna bila tidak bermuara pada rasa bahagia, yaitu kebahagiaan bagi diri kami sendiri, para pembaca, dan masyarakat luas pada umumnya.

Acara puncak perayaan ulang tahun Mizan bertempat di Gedung SMESCO Jakarta. Acara akan dimeriahkan oleh penyair Ken Zuraida dan penyanyi Rossa.

Sejumlah tokoh tampak memenuhi undangan, di antaranya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Syarief Hasan.Acaranya dibuka pukul 20.15 dengan tari saman khas Aceh yang dibawakan siswi sekolah menengah pertama.


(2)

BNI Syariah Gandeng Penerbit Mizan Gelar

Seminar Pendidikan

Jumat, 11 Mei 2012, 10:10 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BNI Syariah melaksanakan MoU serta seminar pendidikan bekerja sama dengan Penerbit Mizan dengan tema “Menjadi Manusia Juara &

Bahagia”, bertempat di SME Tower (Gedung Smesco), Jl. Gatot Subroto Kav.94, Jakarta

Selatan, Rabu (9/5). Acara dihadiri oleh Bambang Widjanarko-Direktur Bisnis BNI Syariah , Kukuh Rahardjo-EVP JAL, dan Pemimpin lima Kantor Cabang Jakarta (Benhil, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan), Haidar Bagir (Dirut Mizan Group), Novell (CEO Mizan Group).

“Acara ini merupakan komitmen BNI Syariah kepada pendidikan, seperti manajemen syukur

BNI Syariah yang fokus pada pendidikan. Namun, pada acara kali ini murni kami berpromosi sekaligus mengedukasi masyarakat untuk aware dengan pengelolaan keuangan syariah

mulai dini”, terang Bambang

Widjanarko, Direktur Bisnis BNI Syariah.

Manajemen Syukur BNI Syariah merupakan bentuk kepedulian perusahaan kepada lingkungan sekitar yang dilaksanakan di seluruh cabang BNI Syariah dan Kantor Pusat. Dana yang digunakan ialah dana keuntungan

perusahaan, dana sumbangan pegawai dan dana infak, zakat sedekah upz BNI Syariah. Sementara, EVP Divisi Jaringan dan Layanan BNI Syariah-Kukuh Rahardjo mengungkapkan

lebih lanjut tentang pengelolaan keuangan dari dini. “BNI Syariah memiliki tabungan Tapenas

iB Hasanah yang bisa digunakan untuk merencanakan keuangan masa depan seseorang. Tapenas iB Hasanah bisa sebagai tabungan perencanaan untuk berbagai keperluan seperti persiapan untuk menikah, untuk perencanaan pendidikan/ melanjutkan studi, perencanaan

travelling/liburan, perencanaan umroh, atau perencanaan renovasi rumah”, papar kukuh. Kukuh menerangkan lebih lanjut keunggulan Tapenas iB Hasanah adalah tingkat bagi hasil yang lebih tinggi dibandingkan tabungan lainnya, adanya manfaat asuransi, jangka waktu sesuai pilihan nasabah dari mulai 1 tahun hingga 18 tahun, setoran bisa dilakukan secara autodebet sesuai besaran nominal yang nasabah minta dimulai dari Rp 100 ribu sampai dengan Rp 5 juta, dana nasabah dijamin oleh LPS, bisa dilayani di lebih dari 1.000 kantor cabang BNI dan lebih dari 100 outlet BNI Syariah.


(3)

“Tahun 2012 diharapkan tabungan Tapenas iB Hasanah mencapai target sebesar Rp 60 miliar. Posisi saat ini, bulan April 2012, sebesar Rp 39 miliar. Merencanakan keuangan keluarga dengan

produk perbankan syariah akan membuat keuangan semakin berkah, insya Allah,” pungkas Bambang.

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/12/05/11/m3u8sq-bni-syariah-gandeng-penerbit-mizan-gelar-seminar-pendidikan


(4)

LAMPIRAN 7

DOKUMENTASI FOTO PADA ACARA MIZAN KE-30 TAHUN

Esai Foto: Kick Off Milad ke-30 Mizan,

Risalah Cinta Semesta

Tika - 22 January 2013

Di milad yang ke-30 ini, Mizan mengambil tema "Risalah Cinta Semesta" untuk menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang dilandasi pada cinta dan kasih sayang.

Artis cantik Zaskia Adya Mecca menjadi pembawa acara dalam acara yang bertempat di Pendopo Kemang, Jakarta Selatan,


(5)

Haidar Bagi, Direktur Utama PT. Mizan Publika, menyampaikan kegiatan dalam rangkaian acara milad Mizan selama beberapa bulan ke depan, sekaligus mendeklarasikan Gerakan Islam Cinta (GIC) yang didukung oleh berbagai tokoh nasional.

Prof. Dr. Komaruddin Hidayat sedang menyampaikan dukungannya pada Gerakan Islam Cinta yang dideklarasikan Mizan.


(6)

Franz Magnis Suseno yang akrab dipanggil Romo Magnis turut menyampaikan dukungannya kepada GIC.

Candra Malik, sufi dan budayawan, menghibur audiens dengan lagunya, yang diiringi oleh siswa dan siswi SMP Lazuardi.

[Tika/Mizan.com]