Kegiatan Media Relations MEDIA RELATIONS

bisa bertemu dengan top manajemen lembaga guna mendengarkan perkembangan perusahaanlembaga tersebut. 7 Press Tour, yaitu mengajak kalangan wartawan berkunjung ke suatu lokasi, baik yang berada di lingkungannya, maupun ke tempat atau lokasi yang memiliki kaitan dengan kiprah lembaga tersebut, misalnya desa binaan Lembaga dsb.

C. KONSEP CITRA

1. Penegrtian Citra

Dalam kamus besar bahasa Indonesia KBBI pengertian citra adalah “gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi atau produk. “ Citra adalah image, the impression, the feeling, the conception which with the public has of company; a consciusly created impression of an object, person or organization. Citra adalah perasaan gambaran publik terhadap perusahan, organisasi atau lembaga; kesan yang disegaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. 20 Begitu juga Frank Jefkins berpendapat bahwa citra adalah kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamanya. 21 Citra merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan persepsi dan pemahaman terhadap gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan 20 Dr. Elvinaro Ardianto, Handbook of public relations, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2011, h. 62 21 Dr. Elvinaro Ardianto, Handbook of public relations, Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2011, h. 62 dalam benak seseorang. Citra dapat diukur melalui pendapat, kesan atau respon seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai atau yang tidak disukai dari objek tersebut. Suatu citra bisa sangat kaya makna atau sederhana saja. Citra dapat berjalan stabil dari waktu ke waktu atau sebaliknya bisa berubah dinamis, diperkaya oleh jutaan pengalaman dan berbagai jalan pikiran asosiatif. Setiap orang bisa melihat citra suatu objek berbeda-beda, tergantung pada persepsi yang ada pada dirinya mengenai objek tersebut atau sebaliknya citra bisa diterima relatif sama pada setiap anggota masyarakat, ini yang biasa disebut opini publik

2. Jenis-jenis Citra

Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Oleh sebab itu, Frank Jefkins menuturkan dalam bukunya ada beberapa jenis citra yang sangat dikenal dalam dunia aktivitas hubungan masyarakat PR dan dapat dibedakan satu dengan yang lainya sebagai berikut: 1. Mirror image citra bayangan Citra yang melekat pada orang atau anggota-anggota organisasi, dan citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Citra yang berjenis ini cenderung sangat positif dan bahkan terlalu positif, dilihat dari apa yang kita banyangkan yang sangat hebat mengenai diri sendiri sehinnga kita pun percaya bahwa orang-orang lain juga beranggapan dan memiliki pandangan yang tidak kalah hebatnya atas diri kita. Tetapa jika kita meniliti dengan mendalam citra ini maka akan terungakap bahwa citra banyangan ini hampir selalu tidak tepat, atau tidak sesuia dengan kenyataan yang sesungguhnya. 22 Citra jenis ini biasanya melekat pada seorang pemimpin perusahan, lembaga, dan organisasi. 2. Current image citra yang berlaku Pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra banyangan, citra yang berlaku tidak selamnya, bahkan jarang, sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutanyang biasanya tidak memadai. Biasanya citra ini cenderung negatif. Humas memang menghadapi dunia yang bersifat memusui, penuh prasangka, apatis, dan diwarnai keacuhan yang mudah sekali menimbulkan suatu citra berlaku yang tidak fair. Citra jenis ini ditentuankan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh penganut atau mereka mempercayainya. 23 3. Wish image citra yang diharapkan Suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya harapan lebih baik atau lebih menyenangkan dari pada citra yang ada; walaupun dengan kondisi tertentu, citra yang terlalu baik 22 Anggoro M. Linggar, Teori Peofesi Kehumasan; serta aplikasinya di Indonesia, Jakarta , Bumi Aksara, , 2008, h. 59 23 Anggoro M. Linggar, Teori Peofesi Kehumasan; serta aplikasinya di Indonesia, Jakarta , Bumi Aksara, , 2008, h. 60