Hasil Analisis Kinetika Pelepasan
40
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil analisis kinetika pelepasan dari kurva regresi linier dari masing- masing persamaan kinetika pelepasan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5. Hasil analisis kinetika pelepasan produk uji CD dan HB
Produk Uji
Parameter Model Kinetika
Orde nol Orde satu
Higuchi Korsmeyer-
peppas
CD R
2
0,9674 0,9977
0,9988 0,9969
K 5,231
0,0937 21,449
17,177 n
0,5729 HB
R
2
0,9632 0,992
0,9842 0,9533
K 5,2181
0,0953 21,285
19,745 n
0,4991
Hasil diatas menunjukkan bahwa pada produk uji CD tidak terdapat perbedaan yang signifikan pda nilai linearitas R
2
diantara persamaan kinetika pelepasan orde satu, higuchi, dan korsmeyer-peppas. Namum, persamaan Higuchi
memberikan nilai linieritas R
2
yang lebih baik pada produk uji CD yaitu 0,9988 dengan laju pelepasan K 21,449 jam
-1
sehingga pelepasan diltiazem dari produk CD cenderung mengikuti pelepasan persamaan higuchi. Pelepasan zat aktif yang
mengikuti persamaan Higuchi menunjukkan bahwa jumlah obat yang terlepas sebanding dengan akar waktu dengan mekanisme pelepasan secara difusi Fickian.
Pelepasan zat aktif menurut persamaan Higuchi dipengaruhi oleh waktu. Semakin lama, kecepatan pelepasan zat aktif akan menurun. Hal ini disebabkan oleh jarak
difusi zat aktif semakin jauh Banakar,1992. Sedangkan pada produk uji HB persamaan orde satu menunjukkan nilai lineritas R
2
yang lebih baik yaitu 0,9903 dengan laju pelepasan 0,0953 jam
-1
sehingga pelepasan diltiazem dari produk HB cenderung mengikuti kinetika orde satu. Pelepasan zat aktif dari bentuk sediaan
yang mengikuti kinetika orde satu dipengaruhi oleh konsentrasi zat aktif dalam sediaan. Semakin tinggi konsentrasi zat aktif, jumlah obat yang dilepaskan
semakin banyak. Sediaan lepas lambat idealnya mengikuti kinetika pelepasan obat orde nol.
Pelepasan obat pada kinetika pelepasan orde nol tidak dipengaruhi oleh jumlah di dalam sediaan obat sehingga jumlah obat yang konstan dapat dicapai hingga akhir
41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pelepasan obat. Pelepasan orde nol merupakan tujuan utama dari sistem penghantaran obat pada sediaan lepas lambat. Namun, pada kenyataannya
kebanyakan sediaan lepas lambat yang tersedia mengikuti kinetika pelepasan orde satu dimana jumlah obat yang dilepaskan dipengaruhi oleh jumlah obat pada
sediaan Allen, 2013. Mekanisme pelepasan obat dapat diketahui berdasarkan persamaan
Korsmeyyer-Peppas. Analisis mengenai mekanisme pelepasan obat tersebut didasarkan pada nilai n atau eksponen pelepasan. Untuk sediaan dengan geometri
sferis seperti granul, jika nilai n0,43, pelepasan zat aktif mengikuti mekanisme difusi Fickian. Jika nilai n berada dalam rentang 0,43n0,85, pelepasan zat aktif
mengikuti difusi non-Fickian. Sedangkan, untuk nilai n0,85, pelepasan zat aktif mengikuti mekanisme Case II transport Sipmann dan Peppas, 2011. Nilai
eksponen n dapat dilihat pada Tabel 4.10. Dari data tersebut menunjukkan bahwa produk uji CD dan HB memiliki nilai eksponen n dalam rentang
0,43n0,85. Untuk itu produk uji CD dan HB cenderung memiliki mekanisme pelepasan zat aktif secara difusi non-Fickian. Menurut difusi non-Fickian,
pelepasan obat terjadi melalui proses difusi dan erosi relaksasi polimer. Ketika polimer mengalami erosi, obat yang terjerap di dalamnya dapat keluar dari
matriks Setiastuti, 2011.