Memberikan informasi kepada instansi terkait dan masyarakat mengenai

4 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Disolusi

Disolusi mengacu pada proses ketika fase padat misalnya, tablet atau serbuk masuk dalam fase larutan, seperti air. Ketika obat melarut, partikel-partikel padat memisah dan molekul demi molekul bercampur dengan cairan menjadi bagian dari cairan tersebut. Oleh sebab itu, disolusi obat adalah proses ketika molekul obat dibebaskan dari fase padat dan masuk ke dalam fase larutan. Umumnya, hanya obat dalam bentuk larutan yang dapat diabsorpsi, disistribusi, dimetabolisme dan dieksresi atau bahkan memberikan kerja farmakologis. Untuk itu, disolusi merupakan proses penting dalam ilmu kefarmasian Sinko, 2006. Kecepatan suatu padatan melarut dalam suatu pelarut dinyatakan secara kuantitatif oleh Noyes dan Whitney pada tahun 1897, persamaan tersebut ialah : . ...............................................................................................2.1 Atau .................................................................................................2.2 M adalah massa zat terlarut yang terlarut selama waktu t; dMdt adalah kecepatan disolusi massa massawaktu; D adalah koefisien difusi zat terlarut dalam larutan; S adalah luas permukaan padatan yang terpajan; h adalah tebal lapisan difusi; C s adalah kelarutan padatan yakni, konsentrasi senyawa dalam larutan jenuh pada permukaan padatan dan pada temperatur percobaan; C adalah konsentrasi zat terlarut dalam larutan bulk pada waktu t. Kuantitas dCdt adalah kecepatan disolusi dan V adalah volume larutan Sinko, 2006. Dalam teori transfer massa atau disolusi, diasumsikan bahwa lapisan difusi berair atau selaput cair stagnan setebal h terbentuk pada permukaan suatu padatan yang mengalami disolusi, seperti yang digambarkan pada persamaan 2.1. Ketebalan, h, menggambarkan lapisan stasioner yang mengandung molekul zat terlarut dengan konsentrasi dari C s hingga C. Di luar lapisan difusi statis pada x 5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lebih dari h, pencampuran terjadi dalam larutan, dan obat tampak dalam konsentrasi yang seragam, C, di seluruh fase bulk Sinko, 2006. Pada antarmuka lapisan difusi-permukaan padat, x=0, obat dalam padatan berada dalam kesetimbangan dengan obat dalam lapisan difusi. Gradien atau perubahan konsentrasi berdasarkan jarak di sepanjang lapisan difusi bernilai konstan, seperti yang dapat dilihat dari garis lurus miring ke bawah. Ini adalah gradien yang ditunjukkan pada persamaan 2.1 dan 2.2 oleh suku C s -Ch. Kemiripan antara persamaan Noyes-Whitney dan hukum Fick pertama merupakan bukti persamaan 2.1 Sinko, 2006. Oleh sebab itu, jika C jauh lebih kecil dari kelarutan obat, C s , sistem dinyatakan sebagai kondisi sink, dan konsentrasi C dapat dihilangkan dari persamaan 2.1 dan 2.2. Dengan demikian, persamaan 2.1 menjadi : ........................................................................................................2.3 Pada penurunan persamaan 2.1 dan 2.2, diasumsikan bahwa h dan S bernilai konstan, namun di sini tidak demikian. Ketebalan lapisan difusi statis diubah oleh gaya pengadukan pada permukaan tablet yang melarut Luas permukaan, S, jelas tidak konstan seiring melarutnya serbuk, granul, atau tablet. Selain itu, nilai S yang akurat sulit diperoleh ketika proses berlanjut. Dalam penelitian eksperimental mengenai disolusi, permukaan dapat dikendalikan dengan menempatkan pelet kempa dalam suatu penahan yang memajan permukaan dengan luas yang konstan Sinko, 2006.

2.2. Uji Disolusi

Uji disolusi merupakan salah satu uji yang paling utama digunakan dalam karakterisasi obat dan kontrol kualitas pada beberapa bentuk sediaan. Sejak tahun 1960, telah disetujui bahwa data disolusi ditentukan dengan studi laju saat bentuk sediaan melepaskan obatnya untuk terlarut. Dalam perspektif kontrol kualitas, uji disolusi utamanya digunakan untuk mengkonfirmasi kualitas produk dan konsistensnya dari batch ke batch serta identifikasi formula yang baik. Uji disolusi digunakan untuk mengkonfirmasi spesifikasi yang diperlukan sebagai syarat untuk perizinan pemasaran. Dengan itu, uji disolusi digunakan sejak dari