Tablet Matriks Hidrofilik Sediaan Lepas Lambat

15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karboksipolimetilen, asam alginat, gelatin, dan gom alam dapat digunakan sebagai bahan matriks Lieberman et al., 1990 dalam Siregar, 2008. Matriks hidrofilik memerlukan air untuk mengaktifkan mekanisme pelepasan. Matriks ini memiliki berbagai keuntungan, antara lain tablet matriks mudah dibuat dan memiliki keseragaman yang sangat baik. Apabila dicelupkan dalam air, matriks hidrofilik segera membentuk lapisan gel disekeliling tablet. Pelepasan zat aktif dikendalikan oleh difusi melalui sawar gel yang terbentuk atau oleh erosi tablet Lieberman et al., 1990 dalam Siregar, 2008.

2. Tablet Matriks Malam-Lemak

Konstituen utama matriks malam-lemak umumnya adalah asam lemak danatau ester lemak. Erosi permukaan matriks malam-lemak bergantung pada sifat dan persentase matriks serta pada pengembang dalam matriks. Faktor lain seperti ukuran partikel dan konsentrasi zat aktif mempengaruhi pelepasan zat aktif dari sistem matriks. Penambahan surfaktan pada formulasi juga dapat mempengaruhi kecepatan pelepasan zat aktif dan perbandingan zat aktif total yang dapat dimasukkan ke dalam matriks Lieberman et al., 1990 dalam Siregar, 2008.

3. Tablet Matriks Plastik

Bahan matriks yang digunakan biasanya adalah polivinil klorida, polietilen vinil asetatkopolimer vinil klorida, viniliden kloridakopolimer akrilonitril, akrilatkopolimer metil matakrilat, etilselulosa, selulosa asetat, dan polistiren. Dalam tablet matriks plastik, zat aktif ditanamkan dalam struktur tablet yang berkerangka koheren kohesif dan berpori. Lieberman et al., 1990 dalam Siregar, 2008.

2.3.2.2. Tablet Lepas Lambat yang Menggunakan Penyalutan

Tablet lepas lambat yang menggunakan sistem penyalutan memiliki beberapa tipe, yaitu tablet yang menggunakan sistem disolusi; tablet dosis berirama teratur atau dosis berdenyut; tablet dosis kontinu; tablet yang menggunakan sistem difusi; tablet yang menggunakan sistem gabungan dan 16 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta difusi; dan tablet yang menggunakan sistem osmosis Lieberman et al., 1990 dalam Siregar, 2008.

1. Tablet yang Menggunakan Sistem Disolusi

Metode disolusi dalam sediaan lepas lambat umumnya diperoleh dengan menyalut masing-masing partikel atau masing-masing granul zat aktif dengan bahan penyalut terentu dengan cara sedemikian rupa sehingga menghasilkan ketebalan yang beragam. Disolusi bahan penyalut tersebut akan menghasilkan pelepasan zat aktif yang terkandung dalam sediaan; proses ini terjadi disepanjang jangka waktu yang lama karena adanya perbedaan ketebalan salut. Partikel atau granul yang disalut kemudian dikempa langsung menjadi tablet atau ditempatkan dalam kapsul Lieberman et al., 1990 dalam Siregar, 2008. Selain itu, salut bagian luar tablet dapat mengandung konstituen yang mempunyai kelarutan berbeda; konstituen tersebut larut dan membentuk kulit luar guna mempertahankan panjang lorong difusi untuk zat aktif yang dikandung dalam kulit. Bentuk lepas lambat ini terutama berguna untuk zat aktif yang relatif tidak larut karena bentuk ini mempertahankan dosis disintegrasi dan menyebar keluar sepanjang saluran cerna. Dengan demikian, beberapa pengaturan media dan area disolusi dilakukan untuk mengendalikan proses ini sehingga dapat mempertahankan keadaan lepas lambat zat aktif Lieberman et al., 1990 dalam Siregar, 2008.

2. Tablet Dosis Berirama Teratur atau Dosis Berdenyut

Kategori dosis berdenyut pulsed dosing mencakup salut larut lambat seperti salut berbagai kombinasi berikut : salut dasar gula karbohidrat dan selulosa, salut dasar polietilenglikol, salut dasar polimer, dan salut dasar malam. Bahan penyalut ini digunakan untuk pembuatan bentuk sediaan lepas lambat yang memanfaatkan metode berbagai ketebalan granul. Granul dengan berbagai ketebalan salut digabung dengan granul tak bersalut kemudian diformulasi dalam bentuk kapsul atau tablet kempa. Salut memiliki ketebalan beragam, apabila salut yang menyalut granul zat aktif dicerna oleh saluran cerna, pelepasan zat aktif yang tiba-tiba dihasilkan pada jarak waktu tertentu untuk memberikan dosis berdenyut selama periode waktu kira-kira 12 jam Lieberman et al., 1990 dalam Siregar, 2008.