36
b. Menyusun laporan termasuk laporan keuangan
c. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit melalui media
massa d.
Menyerahkan laporan kepada pemerintah. Jika sebuah lembaga amil zakat tidak lagi memenuhi persyaratan
pengukuhan dan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatas maka pengukuhannya dapat ditinjau ulang bahkan sampai di cabut. Hanya Lembaga
Amil Zakat LAZ yang telah dikukuhkan oleh Pemerintah saja yang diakui bukti setoran zakatnya sebagai pengurang penghasilan kena pajak dari muzakki
yang membayarkan dananya. Bentuk badan hukum diatas tidak dijelaskan secara eksplisit. Namun,
badan hukum yang cocok untuk Lembaga Amil Zakat LAZ untuk saat ini adalah yayasan. Hal ini dikarenakan lembaga amil zakat termasuk kategori
organisasi nirlaba organisasi yang tidak berorientasi pada keuntungan dan badan hukum yayasan dalam melakukan kegiatannya tidak berorientasi untuk
memupuk laba.
28
3. Urgensi Lembaga Amil Zakat LAZ
Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa lembaga amil zakat memiliki arti penting dalam pengelolaan dana zakat, sebagaimana yang dijelaskan dalam
Surat at-Taubah: 60 berikut: ☺
☺
28
Widodo, Hertanto. dan Teten.Kustiawan, Akuntansi dan Manajemen Keuangan untuk Organisasi pengelola Zakat. Ciputat: Penerbit IMZ, 2001, h. 22
37
Artinya :”Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakan hatinya mu”alaf,
untuk memerdekakan hamba sahaya, untuk membebaskan orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang yang sedang
dalam perjalanan sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana”.
Terdapat juga dalam surat at-Taubah:103, yaitu:
⌦ ☺
Artinya :“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah
untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.”
Dalam surat at-Taubah ayat 60 tersebut, dikemukakan bahwa salah satu golongan yang berhak menerima zakat mustahik zakat adalah orang-orang
yang bertugas mengurus urusan zakat ‘amilina ‘alaiha. Sedangkan dalam at- Taubah ayat 103 dijelaskan bahwa zakat itu diambil dijemput dari orang-
orang yang berkewajiban untuk berzakat muzakki untuk kemudian diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya mustahik. Yang mengambil dan
yang menjemput tersebut adalah para petugas ‘amil. Diambilnya zakat dari muzakki orang yang memiliki kewajiban berzakat melalui amil zakat untuk
kemudian disalurkan kepada mustahik, menunjukan kewajiban zakat itu bukan
38
semata-mata bersifat amal karitatif kedermawanan, tetapi juga ia suatu kewajiban yang juga bersifat otoratif ijbari.
Pengelolaan zakat oleh organisasi pengelola zakat, apalagi memiliki kekuatan hukum formal, akan memiliki beberapa keuntungan dan untuk
menjadikan sebuah lembaga amil zakat yang selalu menjunjung tinggi professional dalam bekerja. Didin Hafidudin menjelaskan lima 5 keunggulan
penyaluran zakat melaui Lembaga Amil Zakat LAZ, yaitu
29
: a.
Lebih sesuai dengan petunjuk al-Qur’an dan as-Sunnah. b.
Untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayaran zakat. c.
Untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahik apabila berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzaki.
d. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas, serta sasaran yang tepat dalam
pendayagunaan zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu tempat. e.
Untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat penyelenggaraan pemerintah yang Islami.
Sebaliknya, jika zakat diserahkan langsung dari muzakki kepada mustahik, hal-hal tersebut diatas akan terabaikan serta hikmah dan fungsi zakat
yang berkaitan dengan kesejahteraan umat akan sulit diwujudkan.
29
Didin Hafiduddin, Zakat dan Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani Press, 2002, cet ke-1, h. 54
39
4. Karakteristik Lembaga Amil Zakat LAZ