34
Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan dapat memberikan manfaat yang sangat berarti dalam berbagai hal terkait dengan
perusahaan yang bersangkutan. Melalui laporan keuangan akan dapat dinilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya, struktur modal perusahaan, distribusi aktiva, efektivitas penggunaan aktiva, hasil usaha atau perolehan laba dan lainnya.
C. Organisasi Pengelola Zakat OPZ
1. Pengertian
Organisasi pengelola zakat adalah institusi yang bergerak dibidang pengelolaan dana zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan menurut Undang-
undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, definisi pengelolaan zakat diartikan sebagai kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian, serta pendayagunaan zakat.
27
Keberadaan organisasi pengelola zakat di Indonesia diatur oleh beberapa peraturan perundang-undangan, yaitu: UU No.38 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat, Keputusan Menteri Agama No.581 tahun 1999 tentang pelaksanaan UU No.38 tahun 1999, dan Keputusan Direktur Jendral
Bimbingan Masyarakat Islam Urusan Haji No.D291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
27
Undang-Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Pasal 1, Jakarta, 1999, h.2.
35
Dalam peraturan perundang-undangan diatas, diakui adanya dua jenis organisasi pengelola zakat, yaitu:
a. Badan Amil Zakat
Adalah organisasi pengelolaan zakat yang dibentuk oleh pemerintah. b.
Lembaga Amil Zakat Adalah organisasi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk oleh
masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah.
2. Lembaga Amil Zakat
Lembaga Amil Zakat LAZ adalah organisasi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat dan
dikukuhkan oleh pemerintah, lembaga zakat memiliki berbagai tingkatan, yaitu:
a. Nasional, dikukuhkan oleh Menteri Agama
b. Daerah Propinsi, dikukuhkan oleh Gubernur atas usul Kepala Kantor
Wilayah Departemen Agama Propinsi c.
Daerah Kabupaten atau Kota, dikukuhkan oleh Bupati atau Walikota atas usul Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota.
d. Kecamatan, dikukuhkan oleh Camat atas usul Kepala Kantor Urusan
Agama Kecamatan. Setelah mendapatkan pengukuhan Lembaga Amil Zakat LAZ
memiliki kewajiban sebagai berikut: a.
Segera melakukan kegiatan sesuai dengan program kerja yang telah dibuat
36
b. Menyusun laporan termasuk laporan keuangan
c. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit melalui media
massa d.
Menyerahkan laporan kepada pemerintah. Jika sebuah lembaga amil zakat tidak lagi memenuhi persyaratan
pengukuhan dan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatas maka pengukuhannya dapat ditinjau ulang bahkan sampai di cabut. Hanya Lembaga
Amil Zakat LAZ yang telah dikukuhkan oleh Pemerintah saja yang diakui bukti setoran zakatnya sebagai pengurang penghasilan kena pajak dari muzakki
yang membayarkan dananya. Bentuk badan hukum diatas tidak dijelaskan secara eksplisit. Namun,
badan hukum yang cocok untuk Lembaga Amil Zakat LAZ untuk saat ini adalah yayasan. Hal ini dikarenakan lembaga amil zakat termasuk kategori
organisasi nirlaba organisasi yang tidak berorientasi pada keuntungan dan badan hukum yayasan dalam melakukan kegiatannya tidak berorientasi untuk
memupuk laba.
28
3. Urgensi Lembaga Amil Zakat LAZ