13
Pemerintah  Pusat.  Barang-barang  di  bawah  kontrak  umumnya  disediakan berdasarkan konsinyasi.
14
Sebaliknya,  perjanjian  tanpa  kontrak  dilakukan  melalui  negosiasi berdasarkan  kasus  per  kasus  dan  berlaku  untuk  semua  produk.  Selain  itu,
supermarket  lazim  mengenakan  biaya  memajang  barang  dan  menentukan lamanya  periode  pembayaran.  Supermarket  menerapkan  strategi  harga
campuran dan strategi nonharga untuk menarik pelanggan dan untuk bersaing dengan  para  peritel  lainnya.  Berbagai  strategi  penetapan  harga  digunakan,
seperti strategi penetapan harga batasan untuk menghambat masuknya pelaku bisnis  baru,  strategi  pemangsaan  melalui  penetapan  harga  untuk  menyaingi
pelaku bisnis lainnya, dan diskriminasi harga antarwaktu—yang berarti bahwa mengenakan  harga  yang  berbeda  pada  kesempatan  yang  berbeda,  seperti
memberikan diskon pada akhir pekan atau antara jam-jam tertentu. Selain  itu,  supermarket  juga  melakukan  survei  pada  pasar  tradisional
untuk  mendapatkan  perkiraan  tingkat  harga  pasar  sehingga  mereka  akan menjualnya  dengan  harga  bersaing.  Terakhir,  praktik  subsidi  silang  kerap
dilakukan,  saat  mereka  mengalami  kerugian  atas  sejumlah  barang  dagangan dalam rangka memenangkan persaingan.
15
3. Pengertian Pasar Tradisional
Berbeda dengan supermarket, kebanyakan pasar tradisional merupakan milik  pemda.  Pemda  di  Indonesia  umumnya  memiliki  Dinas  Pasar  yang
menangani  dan  mengelola  pasar  tradisional.  Dinas  ini  mengelola  pasar miliknya  sendiri  atau  bekerja  sama  dengan  swasta.  Metode  kerja  sama
14
A.C. Nielsen 2005 Asia Pacific Retail and Shopper Trends 2005 [online] diunduh pada tanggal 02 November 2010
15
Matahari Putra Prima 2006 Laporan Tahunan 2005. Jakarta: PT Matahari Putra Prima Tbk
14
umumnya melibatkan pemberian izin kepada pihak swasta untuk membangun dan mengoperasikan pasar tradisional di bawah skema Bangun, Operasi, dan
Transfer  BOT,  dengan  pembayaran  oleh  pihak  swasta  kepada  Dinas  Pasar
setiap tahun.
Pasar adalah sebuah komunitas yang umurnya sudah setua dengan usia peradaban.  Dari  sisi  sejarah  Pasar  adalah  penggerak  utama,  karena  di  pasar
itulah  kemudian  berkembang  pola-pola  landasan  susunan  ekonomi masyarakat.
16
Pengertian  Pasar  di  Nusantara  pada  awalnya  adalah  sebuah  jaringan- jaringan  dagang  internasional.  Unsur-unsur  jaringan  dagang  inilah  yang
kemudian  menjadi  penggerak  sejarah  di  Indonesia  mulai  dari  masuknya pengaruh Hindu-Buddha jaringan indianisasi, Cina dan Pembaratan. Setelah
beberapa peristiwa penting seperti pembantaian dan pembakaran kebun-kebun lada  hongi,  penguasaan  jaringan  dagang  pesisir  oleh  VOC  dan  Monopoli
perdagangan  besar  dimana  VOC  memiliki  konsesi  yang  sangat  besar.  Dari unsur-unsur  ini  kemudian  pasar  di  Indonesia  jauh  dari  pengertian  rakyat
seperti  jaringan  niaga  raksasa  seperti  yang  ada  di  Banten,  Surabaya,  Medan dan Makassar, setelah konsesi Semarang dan lahirnya perjanjian Giyanti 1755,
secara  revolusioner  seluruh  pengertian  pasar  dalam  alam  pikiran  rakyat berubah total. Pasar dalam pengertian rakyat pribumi juga dalam alam pikiran
para  elite  mengkerut  menjadi  pasar  mikro  dimana  jaringan  distribusinya
16
Pengertian  Pasar.  Artikel  diakses  pada  tanggal  02  November  2010  dari  http:anton- djakarta.blogspot.com.pasar-tradisional-vs-pasar-retail.html.
15
merupakan  rantai  kedua  setelah  barang  masuk  pelabuhan  dan  diterima  oleh jaringan dagang lokal. Disinilah kemudian pengertian pasar itu terbentuk.
17
Dijaman VOC dan Hindia Belanda kaum penguasa pribumi dan orang- orang timur asing tidak lagi memainkan politik dagang penting seperti ekspor
gula,  bermain  saham  di  pasar  modal  London,  membeli  obligasi  perang Napoleon  atau  menjalankan  praktek-praktek  aturan  dagang  dengan  etikanya
yang  mengikat  macam  tawan  karang  di  Bali,  dimana  kekuatan  negara menjadi  unsur  penting  regulasinya.  Pasar  berubah  maknanya  menjadi  alam
yang sangat tradisional dan erat kaitannya dengan pola pikir masyarakat yang sempit  bahkan  secara  tegas  dijauhkan  dari  alam  pikir  penguasa  oleh
pemerintahan kolonialisme. Gayung bersambut dengan pikiran buruk terhadap jiwa  dagang,  sehingga  peran  saudagar  diruntuhkan  menjadi  hanya  pariah
dalam  sistem  masyarakat.  Bahkan  Mangkunagoro  IV  dengan  nyinyir mengumandangkan tembang dengan salah satu baitnya adalah : Ati Saudagar
yang dalam bait itu juga diparalelkan dengan Mo limo sebuah perbuatan nista dari  gerak  pikir  manusia  Jawa.  Disini  kemudian  wilayah  ‘ati  saudagar’  itu
menjadi milik kelompok pendatang dalam hal ini orang-orang Cina, India dan Arab yang kedatangan mereka meledak jumlahnya di tahun 1870.
18
Memang  tidak  semua  peran  pasar  menjadi  pariah  dalam  alam  pikir masyarakat  tradisional  Jawa,  seperti  di  Kotagede,  misalnya  masyarakat lokal
berhasil  mengembangkan  pasarnya  sendiri.  Bahkan  Sargedhe  Pasar  Gedhe yang dibangun oleh Panembahan Senopati memainkan peranan penting dalam
menumbuhkan  peran  pasar  sebagai  kantung-kantung  kapital  rakyat  kecil.
17
Ibid
18
Ibid
16
Perlu  diingat  sebelum  masuknya  penetrasi  budaya  anti-pasar  yang  digagas kaum priyayi-inlander, peran pasar memiliki arti penting bahkan dekat dengan
kekuasaan  seperti  halnya  nama  julukan  yang  melekat  pada  Panembahan Senopati  pendiri  wangsa  Mataram  itu  :  Panembahan  Lor  ing  Pasar
Panembahan yang berkedudukan di utara Pasar.
19
Tapi Sargedhe lengkap dengan struktur sosial masyarakat Kalang dan pegadaian  juga  perak-nya,  hanya  sedikit  kasus  dan  kemudian  tidak  menjadi
gerakan  besar  pertumbuhan  kapital  pribumi  dimana  perannya  kemudian dimainkan  oleh  negara  dalam  hal  ini  Orde  Baru  yang  menerapkan
Kapitalisme-Negara-Birokrasi.
20
Karena  bangsa  kita  tidak  terdidik  sebagai  penguasa  Jaringan,  tapi terdidik  sebagai  pion-pion  yang  dimainkan  oleh  jaringan.  Jika  kita  bicara
jaringan,  maka  kita  bicara  sistem  politik,  dan  jika  kita  bicara  sistem  politik maka  kita  bicara  bagaimana  sistem  politik  memakan  perekonomian  rakyat
bukannya  malah  bekerja  seperti  seharusnya  yaitu  menyediakan  akses kemudahan  kapital  dan  penciptaan  jalur-jalur  kemudahan  distribusi  untuk
mengembangkan bagaimana kerja kapital dapat menjadi sarana memutar roda perekonomian.
21
19
Ibid
20
Ibid
21
Ibid
17
4. Karakteristik Pasar