Permasalahan Hukum Permasalahan Pasar Ciputat

Undang tersebut telah diatur bahwa yang dimaksud asset dan dokumen meliputi. 5 a. Barang milik dan atau yang dikuasi baik barang bergerak maupun tidak bergerak dan atau yang dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan yang berada dalam wilayah Kota Tangerang Selatan. b. BUMD Kabupaten Tangerang yang kedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di Kota Tangerang Selatan. c. Utang piutang Kabupaten Tangerang yang kegunaannya untuk Kota Tangerang Selatan. d. Dokumen dan arsip yang karena sifatnya diperlukan oleh Kota Tengerang Selatan.

3. Permasalahan Pasar Ciputat

Seiring dengan dinamika dan perkembangannya, Pasar Ciputat saat ini dihadapkan pada sejumlah persoalan krusial, antara lain:

a. Permasalahan Hukum

Permasalahan hukum yang dialami Pasar Ciputat mencakup: a.1. Status Kepemilikan Secara Hukum Pokok masalah dalam hal status kepemilikan adalah belum diserahkannya aset Pasar Ciputat oleh Pemerintah Daerah Kabupaten 5 Ibid Tangerang kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan UU No. 51 tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan, semua aset yang kedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di Kota Tangerang Selatan harus diserahkan kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan paling lambat 5 tahun sejak pelantikan Pejabat Walikota. Pasar Ciputat merupakan aset daerah yang dikelola PD. Pasar Niaga Kerta Raharja BUMD Kab. Tangerang yang kedudukan, kegiatan, dan lokasinya berada di Kota Tangerang Selatan. a.2. Sengketa atau konflik dengan PT. Betania Multi Sarana Terkait Pemenuhan Hak Pungut Restribusi Pasar dan Parkir. Pokok masalah dalam sengketa atau konflik ini belum terpenuhinya Hak Pihak I Pemda Kabupaten Tangerang dalam pemungutan restribusi pasar dan parkir sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerjasama Bersyarat No. 551.221755-Um1992 dan No. 004BMSVI1992 tentang Kerjasama Pembangunan Pusat Perbelanjaan dan Peremajaan Pasar serta Terminal Ciputat antara Pemda Kabupaten Tangerang dengan PT. Betania Multi Sarana. Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Bersyarat tersebut, telah ditugaskan bahwa hak pengelolaan pasar dan bangunan lainnya tetap menjadi milik Pemda Kabupaten Tangerang. Semenatara itu, PT. Betania Multi Sarana selaku developer hanya memiliki hak pemakaian pemanfaatan atau penggunaa bangunan selama masa perjanjian 30 tahun kecuali untuk pungutan pajak dan retribusi. Berdasar pada Surat Peringatan I PD. Pasar Niaga Kerta Raharja tertanggal 26 Agustus 2010 yang ditujukan kepada PT. Betania Multi Sarana selaku Developer Pembangunan Pusat Perbelanjaan dan Peremajaan Pasar serta Pasar Ciputat, kerugian retribusi untuk Pasar dan Parkir yang dialami Pemda Kabupaten Tangerang selama 12 tahun 1997-2009 adalah sebesar Rp. 6.480.432.000. Konflik antara Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang dengan PT. Betania Multi Sarana muncul karena adanya perbedaan penafsiran antara kedua belah pihak terutama terhadap hak pengelolaan pasar dan penerimaan retribusi parkir. Hingga saat ini masalah tersebut belum terselesaikan.

b. Permasalahan Sosial Ekonomi