Abad 13-18 Tahun 1869 Tahun 1877

25 Secara historis, cikal bakal ilmu kesejahteraan sosial dapat ditelusuri melalui adanya usaha kesejahteraan sosial tradisional dalam masyarakat, yang dikemudian hari menjadi modern atau ilmiah.

a. Abad 13-18

Pada periode ini pemerintah Inggris mengeluarkan beberapa peraturan perundangan untuk menangani masalah kemiskinan. Undang-undang Kemiskinan yang dikeluarkan oleh Ratu Elizabeth Elizabethan Poor Law merupakan salah satu undang-undang yang paling terkenal saat itu. Undang- undang tersebut dianggap sebagai cikal bakal intervensi pemerintah terhadap kesejahteraan warga negaranya karena usaha kesejahteraan sosial sebelumnya lebih banyak dilakukan oleh kelompok keagamaan, seperti pihak gereja. 25 Usaha-usaha kesejahteraan sosial pada dasarnya berasal dari nilai-nilai humanitarianisme yang percaya bahwa kondisi kemiskinan yang terjadi di tengah masyarakat adalah sesuatu yang tidak seharusnya terjadi. Kemudian muncul kelompok-kelompok relawan yang mengupayakan pengembangan usaha kesejahteraan sosial untuk memperbaiki kondisi tersebut. Usaha kesejahteraan sosial yang dilakukan oleh relawan yang didasari semangat filantropis selanjutnya berkembang menjadi lebih terarah dan terorganisir. Karena itu, baik di Inggris maupun Amerika, sejarah pekerjaan sosial sangat terkait dengan para relawan dan organisasi para relawan. Organisasi para 25 Adi, Isbandi Rukminto. 2005. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Pengantar Pada Pengertian dan Beberapa Pokok Bahasan. Jakarta. FISIP UI Press. Hal. 1-10. 26 relawan inilah yang kemudian mendorong terciptanya beragam usaha kesejahteraan sosial. 26

b. Tahun 1869

Organisasi relawan bernama COS Charity Organization Society didirikan di London, Inggris. Organisasi relawan tersebut dikembangkan untuk menggalang dan mengkoordinasikan bantuan dana dan material dari berbagai gereja serta kurang lebih 100 lembaga amal. Perkembangan organisasi relawan di Inggris berpengaruh pula terhadap perkembangan organisasi relawan di Amerika. 27

c. Tahun 1877

COS kemudian di kembangkan di Buffalo, New York. Dalam jangka waktu 10 tahun kemudian, terbentuk 25 organisasi sosial di Amerika Serikat. Berkembangnya berbagai COS di Amerika membuat para relawan aktif yang terlibat di dalamnya merasa perlu suatu pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang berhubungan dengan perilaku individu, serta permasalahan sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, Mary Richmond, seorang praktisi pekerjaan sosial, berencana untuk mengembangkan Sekolah Pelatihan Filantropi Terapan. Lembaga ini menjadi cikal bakal kelas pekerjaan sosial di New York pada tahun 1898. 26 Ibid 27 Ibid 27 Perluasan pokok bahasan dalam sejarah perkembangan bidang pekerjaan sosial telah memunculkan suatu kajian kesejahteraan sosial yang lebih luas. Munculnya kajian kesejahteraan sosial ini kemudian mendorong terbentuknya disiplin baru bernama ilmu kesejahteraan sosial. 28 Usaha-usaha kesejahteraan sosial pada mulanya dilakukan hanya bredasarkan atas dorongan kemuraha hati charity dan kasih sayang philatrophy terhadap sesama manusia. Dalam konteks kelangsungan hidup, jika aspek yang dijadikan pertimbangan sesungguhnya sejak jaman primitif pun manusia sudah menunjukkan adanya dorongan-dorongan untuk melakukan usaha perlindungan diri sendiri, kesejahteraan keluarga, dan kesejahteraan kelompok mereka dalam kehidupan. 29 Di dua negara seperti Inggris dan Amerika, notabene anggota masyarakatnya beragama Kristen, maka usaha-usaha kesejahteraan sosial seperti itu dipelopori oleh umat Gereja. Sebaliknya, di Indonesia karena mayoritas anggota masyarakatnya beragama Islam, maka bisa dimengerti bahwa jemaah Masjid memainkan peranan penting dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial yang serupa itu. Untuk menunjukkan bahwa kesejahteraan sosial merupakan suatu kajian yang ilmiah atau ilmu, maka akan dikutipkan beberapa batasan kesejahteraan sosial sebagai berikut: 28 Ibid 29 Suud, Muhammad. 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2006. h. 2 h. 3. 28 Kesejahteraan Sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila. 30 Kesejahteraan Sosial, keadaan sejahtera pada umumnya, yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah, sosial dan bukan hanya perbaikan dan pemberantasan keburukan sosial tertentu saja; jadi merupakan suatu keadaan dan kegiatan. 31 … suatu keadaan sejahtera secara sosial tersusun dari tiga unsur sebagai berikut. Itu adalah, pertama, setinggi apa masalah-masalah sosial dikendalikan, kedua, seluas apa kebutuhan-kebutuhan dipenuhi, dan terakhir, setinggi apa kesempatan-kesempatan untuk maju tersedia. Tiga unsur ini berlaku bagi individu-individu, keluarga-keluarga, komunitas-komunitas, dan bahkan seluruh masyarakat. 32 Dari defenisi-defenisi kesejahteraan sosial yang telah disebutkan di atas, kita dapat membedakan mana yang merupakan kebaikan pada umumnya well being dan mana yang merupakan kesejahteraan sosial social welfare. Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagaimana yang telah dikutip oleh Sumarnonugroho 1991:32, sebagai lembaga yag lebih bersifat praktis daripada akademis, mengemukakan pada tahun 1959 bahwa kesejahteraan sosial adalah: … suatu kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara individu- individu dengan lingkungan sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara saksama memalui teknik- teknik dan metode-metode dengan maksud agar supaya memungkiknkan individu-individu, kelompok-kelompok, maupun komunitas-komunitas memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan masalah-masalah penyeseuaian diri mereka terhadap perubahan pola-pola masyarakat, serta melalui tindakan kerja sama untuk memperbaiki kondisi-kondisi ekonomi dan sosial. 30 Pemerintah dan DPR RI, Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 Tahun 1974. 31 Suud, Muhammad. 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Prestasi Pustaka. 2006. h. 5. 32 Ibid Suud, Muhammad. h. 5. 29 … kesejahteraan sosial dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisasi bagi peningkatan kesejahteraan sosial melalui menolong orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan, dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan-pelayanan kesejahteraan sosial member perhatian terhadap individu-individu, kelompok-kelompok, komunitas-komunitas, dan kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas. Pelayanan-pelayanan ini meliputi perawatan, penyembuhan, dan pencegahan. Dari uraian di atas, jelaslah bahwa kesejahteraan sosial didefinisikan secara berbeda-beda oleh para ahli dan contoh-contoh tersebut masih dapat dilanjutkan lagi degan batasan-batasan lainnya sehingga akan kompleks. Yang ingin dijelaskan di sini adalah dua hal sebagai berikut. Pertama adalah mengklasifikasi definisi-definisi agar menjadi lebih mudah dipahami. Untuk maksud ini akan digolongkan definisi-definisi tersebut menjadi tiga kelompok, yaitu: kesejahteraan sosial sebagai kondisi, kesejahteraan sosial sebagai kegiatan atau pelayanan, dan kesejahteraan sosial sebagai ilmu. 33 Kedua adalah mengkritisi definisi-definisi tersebut. Dalam konteks ini perlu adanya pemahaman yang hati-hati terhadap keluasan beberapa batasan kesejahteraan sosial tersebut, khususnya batasan kesejahteraan sosial yang tertuang dalam UU RI No. 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, dalam mana kesejahteraan meliputi aspek perkehidupan sosial, materiil dan spiritual, dan aspek pemenuhan kebutuhan baik jasmaniah, rohaniah, maupun sosial. Sebagai suatu sistem, kesejahteraan sosial terdiri dari beberapa komponen, yaitu pendidikan, kesehatan, pemeliharaan pengahasilan, 33 Ibid. Suud, Muhammad. h. 11. 30 perumahan, pelayanan kerja, dan pelayanan sosial personal. 34 Dalam konteks Indonesia, perlu ditambahkan lag komponen agama. Jika dilihat seperti ini, maka kesejahteraan sosial bisa dianggap sebagai bidang dan dalam bidang ini dipraktekkan berbagai macam profesi seperti guru, dokter, pekerja sosial, dan sebagainya.

2. Sasaran Ilmu Kesejahteraan Sosial