kepada ku yang dahulunya mereka melakukan kepada Rasulullah SAW, akan kuperangi”
41
3. Pertempuran pertama memerangi kaum yang enggan membayar zakat.
Perkiraan Abu Bakar RA tidak melesit bahwa penyerangan Madinah dari kaum yang enggan menunaikan zakat. Selang 3 hari dari perjumpaan utusan kepada
Abu Bakar RA. Mereka menyerang Madinah di waktu malam bertujuan melemahkan pasukan Muslim, akan tetapi Abu Bakar RA telah bersiap sedia
dengan pasukannya sehingga ke markaz pasukan lawan dan dapat memporakperandakan markaz lawan.
42
Walaupun pada ketika itu pasukan lawan yang bergabung dari beberapa kabilah lebih ramai dari pasukan muslim, tetapi dengan keimanan dan para sahabat yang
kental ia dapat mematahkan pasukan lawan. Ini mengingatkan kepada kaum muslimin mengenai peperangan Badr yang jumlah musuh lebih besar dari
pasukan muslimin. Dalam kasus ini kekaguman umat Islam kepada Abu Bakar RA memang pada tempatnya. Sejak mula memang ia bertekad tidak
meninggalkan yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW. Tidak heran jika tawaran yang menyalahi ketentuan dari Allah dalam al-Quran ditolaknya. Ini
mengingatkan kita kepada sabda Nabi SAW “ Demi Allah, kalaupun mereka meletakkan Matahari ditangan kananku dan Bulan ditangan kiriku, dengan
41
Ibid, h. 90
42
Ibid, h. 91
maksud supaya meninggalkan tugasan ini menyebarkan Islam, sungguh tidak akan ku tinggalkan, biar nanti Allah yang membuktikan kemenangan itu
ditanganku, atau aku binasa karenanya”
43
4. Persiapan peperangan riddah.
Kabilah-kabilah Abs, Zubyzn, Banu Bakr dan yang bersekutu dengan mereka telah dikeluarkan oleh Abu Bakar RA dari Abraq, mereka bergabung dengan
Tulaihah di Buzkhah. Sementara itu Abu Bakar RA kembali ke Madinah sambil berfikir mencari jalan untuk membasmi mereka yang telah murtad sampai tuntas.
Ia tidak akan berdamai atau berkompromi dengan mereka sebelum mereka kembali kepada Allah dan Rasulnya.
44
Adakah Abu Bakar RA menggerakkan pasukannya yang telah siap sedia maju ke medan perang? Sebelum itu ia mengutus utusan untuk perdamaian dengan
sebaik-baiknya. Surat Abu Bakar RA kepada kaum murtad dengan menyebut Firman Allah bertujuan menyangkal fitnah dan kekecewaan yang mereka katakan
“kalau Muhammad SAW benar-benar Rasul tentu ia tidak akan mati” kemudian setelah mengingatkan supaya orang bertaqwa kepada Allah dan Rasul-Nya ia
berkata dalam suratnya: “ kepada saya diberitahu ada yang meninggalkan agama Islam setelah ia berikrar
dalam Islam dan menjalankan segala syariatnya berbalik dan tidak mengindahkan Allah SWT dan perintahnya tetapi sebaliknya mengikut kehendak
setan. Saya sudah mengeluarkan perintah kepada pemimpin pasukan bersenjata
43
Muhamad Husain Haekal, Abu Bakar As-Siddiq, Jakarta: Citera Nusantara, 2005 cet.kelima, h. 92
44
Ibid, 95
yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Ansar, dan saya perintahkan untuk tidak memerangi dan membunuh sesiapapun sebelum di ajak mematuhi ajaran Allah.
Barangsiapa yang memenuhi ajakan itu, mengakui dan meninggalkan kemusyrikan, lalu mengerjakan pekerjaan yang baik harus diterima dan dibantu.
Tetapi jika ada yang membangkang harus diperangi dan jangan ada yang ditinggalkan. Mereka harus dihujani dengan anak panah dan dibakar dengan api,
dibunuh, perempuan dan anak-anak ditawan, dan tiada sesiapapun yang diterima kecuali di dalam Islam”
45
Setelah mengadakan persiapan menghadapi kaum murtad, kini Abu Bakar RA
melancarkan perang riddah yang sangat menentukan dalam sejarah Islam. Jika perang ini tidak dimenangkan oleh pasukan muslimin pasti merupakan ancaman
kembalinya orang-orang Arab ke dalam kehidupan jahiliah. Tetapi Allah SWT menghendaki agama-Nya mengalahkan semua agama. Pasukan muslim
memenangkan dalam peperangan riddah dan dari situlah awal tersebarnya Islam di timur dan Barat.
46
E. Tindak Pidana Terhadap Pelaku Murtad Sebagai Jenayah Hudud.