C. Perkara-Perkara Yang Menyebabkan Murtad.
Keluar dari Islam berarti tidak mempercayai lagi Islam, ini bisa berlaku dengan tiga cara:
1. Murtad melalui perbuatan.
Murtad menurut perbuatan adalah seperti melakukan perbuatan diharamkan oleh Islam secara menolak pengharaman itu dengan sengaja atau dengan tujuan
menghina Islam atau mempersendakannya, atau secara degil atau takbur
32
. Seperti
:
a. Sujud menyembah berhala, matahari, bulan dan pada makhluk-mahkluk lain, seperti pada manusia, haiwan, kayu dan batu.
b. Membuang al-Quran atau Hadis Nabi SAW. c. Melakukan sesuatu perkara yang diharamkan oleh Islam dengan
menghalalkannya seperti berzina, minum arak, membunuh manusia, dan sebagainya dengan menolak pengharamnya.
33
2. Murtad dengan perkataan atau ucapan.
31
Syekh Faisal bin Abdul Aziz al-Mubarak, Terjemahan Nailul Authar, Surabaya: Pt. Bina Ilmu, Jilid 6, 1993,, h. 2697
32
Mohd Sukki Othman, DKK, Mengapa Perlu Kepada Undang-Undang Jinayah Islam, Kuala Lumpur: Pustaka Yamien Sdn. Bhd, 2008 Cetakan Pertama, h.79.
33
Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Minhaju al-Muslim Kitab Aqaid’ wa Adab Wa Akhlak wa Ibadat wa Muamalat,
Kaherah: Maktab al-Saqafi, t.th, h. 458.
Murtad dengan perkataan adalah seperti mengeluarkan kata-kata yang dapat
menunjukkan atau membawa kepada kekufuran. Seperti:
a. Mengatakan Allah SWT bersekutu dan berbilang-bilang, syari’at Islam diturunkan Allah bukan untuk mengatur perhubungan di antara individu
dengan masyarakat dan Negara, hukum-hukum Islam tidak wajib dilaksanakan pada masa sekarang, karena tidak sesuai dengan kehidupan
masyarakat hari ini.
34
b. Mendakwa menjadi Nabi atau membenarkan orang yang mendakwa menjadi Nabi.
35
3. Murtad dengan Iktikad.
a. Tidak mengakui bahwa Allah SWT ialah Tuhan yang berhak disembah, tidak mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW itu adalah utusan Allah SWT, Atau
menginkari salah seorang rasul-rasul yang telah terdahulu dari Nabi Muhammad SAW, dan juga tidak mengakui bahwa al-Quran itu diturunkan
kepada Nabi dengan perantaraan Malaikat Jibril dan sebagainya, menginkari hari akhirat, menginkari dan menafikan Islam atau mengistiharkan diri keluar
dari Islam.
36
34
Ibid, h. 21
35
Ibid, h.21
36
Said bin Ibrahim, Jinayah Murtad Dari Segi Hukum Syara’ Dan Perundangan Islam, Kuala Lumpur: Darul Ma’rifah, 1998 cet. 1, h. 18
b. Tidak mempercayai dan meragui hukum-hukum Allah, qadha dan qadar, dan yang berkaitan dengan hari qiamat seperti Surga, Neraka, dan lain-lainya.
c. Menghalalkan perkara-perkara yang telah diharamkan Allah dengan dalil-dalil qat’ie seperti menghalalkan zina, minum arak, makan riba’ dan sebagainya
37
Perlu diingat bahwa dengan adanya iktikad semata-mata di dalam hati seseorang itu belum bisa dianggap sebagai murtad selagi belum ada kata-kata atau perbuatan
yang mencerminkan iktikad itu. Oleh karena itu, tidak bisa dikenakan apa-apa hukuman, dan malah masih dianggap sebagai seorang muslim pada lahirnya dan
dalam segala urusan keduniaannya, adapun hukumannya nanti terserah kepada Allah SWT.
38
D. Tindakan Sahabat Nabi Abu Bakar As-Siddiq Dalam mengatasi Golongan Murtad