Kebijakan Pelestarian Perpustakaan Nasional RI

57 Jabatan : Staff pada Sub Bidang Mikrofilm dan Reprografi Pusat Preservasi Bahan Pustaka PNRI

A. Kebijakan Pelestarian Perpustakaan Nasional RI

Dalam hal pelestarian, Undang-Undang No. 4 tahun 1990 menyebutkan dengan jelas bahwa PNRI merupakan badan yang ditunjuk untuk melaksanakan pelestarian semua karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan di Indonesia atau yang diterbitkan di luar negeri tentang Indonesia. Dari hasil wawancara disebutkan bahwa belum adanya kebijakan tertulis mengenai pelestarian bahan pustaka khususnya buku langka di PNRI, tetapi pihak PNRI menggunakan acuan sebagai kebijakan pelestarian yaitu UU No. 43 tahun 2007 yang tercantum pada Bab VII pasal 21 ayat 3 tentang tanggung jawab PNRI yaitu mengembangkan koleksi nasional untuk melestarikan hasil budaya bangsa, selain itu secara tertulis memang PNRI telah menyatakan mengadopsi Prinsip-Prinsip Pelestarian Bahan Pustaka yang dikeluarkan oleh IFLA sebagai pedoman pelestarian bahan pustaka di Indonesia. Tujuan utama pelestarian adalah menciptakan koleksi bahan pustaka tersedia dalam keadaan baik dan siap pakai. Kegiatan-kegiatan pelestarian bahan pustaka di PNRI mencakup: 1. Tindakan preventif. Bagaimana menata dan menyimpan bahan pustaka yang benar, termasuk memilih sarana yang memenuhi syarat dan mengendalikan kondisi lingkungan seperti temperatur, kelembaban udara, cahaya dan pencemaran udara. 58 2. Pengamanan koleksi. Implementasi perencanaan kesiapan menghadapi bencana dengan mengaktifkan fungsi anggota tim yang akan melaksanakan kegiatan pencegahan terjadinya bencana, termasuk di dalamnya melindungi koleksi dari kerusakan dan pencurian. 3. Penanganan konservasi. Bahan pustaka yang mempunyai nilai sejarah, informasi, dan nilai estetika harus disimpan dalam bentuk aslinya, untuk itu perlu ditetapkan penanganan yang benar, termasuk bagaimana memelihara, merawat, memperbaiki, dan menjilid ulang bahan pustaka yang rusak. 4. Pelestarian kandungan informasi. Merupakan alternatif lain dari pelestarian. Alih media ke bentuk mikro mikrofilm dan foto reproduksi merupakan pelestarian informasi yang dapat bertahan sampai dengan 500 tahun jika disimpan pada kondisi yang memenuhi standar. 5. Alih media bahan pustaka ke bentuk digital merupakan bentuk lain pelestarian kandungan informasi. Informasi dalam bentuk digital disimpan dalam CD maupun media digital lainnya. 6. Perpustakaan Nasional RI menetapkan standar internasional IFLA menngenai prinsip-prinsip pelestarian bahan pustaka dalam kegiatan pelestarian bahan pustaka, mencakup bibliografi kontrol, pembuatan dan penyimpanan mikrofilm serta pelaksanaan konservasi. 7. Penggunaan kertas bebas asam permanent paper sebagai conservation materials dalam pelaksanaan pelestarian, seperti contohnya pembuatan kotak pelindung untuk menyimpan buku dan mikrofilm, kertas bebas asam untuk lembar pelindung pada penjilidan. 59 8. Pelatihan. Staf pusat Preservasi Bahan Pustaka harus memilki kesadaran untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang konservasi, memberikan penyuluhan kepada staf untuk melestarikan koleksi yang menjadi tanggung jawab serta menerbitkan brosur yang berisi informasi tentang pelestarian serta pembuatan peraturan di ruang baca untuk user education. 9. Pusat kajian naskah. Pengorganisasian koleksi naskah di seluruh Indonesia yang mampu mewujudkan koleksi khasanah budaya bangsa yang lestari melalui kegiatan pelestarian, yang pada gilirannya menjadi Pusat Kajian Naskah.

B. Usaha Pencegahan Kerusakan Buku Langka