dll yang dianggap responden dapat mengerti masalah dalam aktivitas belajar, sehingga membuat responden merasa lebih tenang dan merasa lebih nyaman.
Berbeda dengan pendapat Baldwin 2002 yang mengatakan bahwa stres pada remaja juga disebabkan karena tuntutan dari orangtua dan masyarakat. Orang
tua biasanya menuntut anaknya untuk mempunyai nilai yang bagus di sekolah
tanpa melihat kemampuan si anak. 2.2.5
Berdasarkan Menghindari Rutinitas yang Membosankan
Dari hasil penelitian dengan 15 responden remaja perempuan diperoleh data bahwa 80,00 responden mengatasi stres dengan cara membuat jadwal baru
untuk jam belajar yang lebih bervariasi untuk menghindari kejenuhan sehingga dapat mengurangi stres yang dialami, dan 80,00 responden mengatasi stres
dengan cara mengawali segala sesuatu dengan rasa gembira dan semangat dan menganggap belajar adalah sesuatu pekerjaan yang menyenangkan sehingga
dapat mengurangi masalah belajar yang dirasakan oleh responden. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa dengan membuat
jadwal kegiatan baru yang lebih bervariasi, untuk menyelesaikan tugas-tugas harian dapat mengurangi kebosanan atau kejenuhan sehingga dapat mengurangi
stress Kusnadi 2003.
2.3 Perbedaan Cara Mengatasi Stres pada Remaja Laki-laki dan
Perempuan
Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji independen t test diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan cara mengatasi stres antara remaja laki-
laki dan perempuan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikan p = 0,815 p
Universitas Sumatera Utara
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian ditolak, artinya bahwa tidak ada perbedaan cara mengatasi stres antara remaja laki-laki dan
perempuan di SMA Plus Pematang Raya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh tahap- tahap perkembangan remaja yang sama baik pada remaja laki-laki maupun
perempuan, seperti perkembangan intelektual, moral, sosial dan kepribadian remaja.
Hal ini sesuai dengan pendapat Haarr Morash, 1999 yang mengatakan bahwa perempuan dan laki-laki menggunakan beragam strategi yang sama untuk
menghadapi stres. Sedangkan menurut pendapat Baldwin 2002 sumber stres pada remaja laki-laki dan perempuan pada umumnya sama, namun dampak beban
ini berbeda pada remaja perempuan dan laki-laki. remaja perempuan lebih peka terhadap lingkungannya. Menurut penelitian prestasi remaja perempuan lebih baik
dibanding remaja laki-laki. Nilai mereka lebih baik, mereka juga lebih menonjol. Karena tuntutan dan motivasi mereka lebih tinggi. Akibatnya, remaja perempuan
menderita beban psikis yang lebih berat dibandingkan remaja laki-laki
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan cara mengatasi stres dalam aktivitas belajar pada remaja laki-laki dan perempuan di SMA Plus
Pematang Raya kabupaten Simalungun. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas 12 SMA Plus Pematang Raya yang berjumlah 30 orang terdiri dari 15 orang
laki-laki dan 15 orang remaja perempuan. Berdasarkan hasil analisa statistik dengan menggunakan uji independen t test
diperoleh hasil bahwa tidak ada perbedaan cara mengatasi stres dalam aktivitas belajar antara remaja laki-laki dan perempuan. Hal ini dibuktikan dengan nilai
signifikan p = 0,815 p 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian ini ditolak, artinya bahwa tidak ada perbedaan cara mengatasi stres
dalam aktivitas belajar antara remaja laki-laki dan perempuan di SMA Plus Pematang Raya. Adapun perbedaannya hanya sedikit yaitu remaja lebih menyukai
olahraga sedangkan remaja perempuan lebih menyukai berbagi dengan keluarga atau teman. Hal ini dapat dipengaruhi oleh lingkungan di asrama yang merupakan
tempat tinggal mereka sehari-hari selama selama duduk di sekolah menengah atas, yang mana ruang lingkup mereka sangat sempit dan pergerakannya juga
tidak banyak. Mereka harus mengikuti dan mematuhi semua jadwal dan peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Sehingga dalam mengatasi stres remaja laki-
laki maupun remaja perempuan lebih banyak melakukan cara yang sama.
Universitas Sumatera Utara