Berdasarkan Meningkatkan Keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa

Berbeda dengan pendapat Baldwin 2002 yang mengatakan bahwa stres pada remaja juga disebabkan karena tuntutan dari orangtua dan masyarakat. Orang tua biasanya menuntut anaknya untuk mempunyai nilai yang bagus di sekolah tanpa melihat kemampuan si anak.

2.1.5 Berdasarkan Menghindari Rutinitas yang Membosankan

Dari hasil penelitian dengan 15 responden remaja laki-laki diperoleh data bahwa 86,67 responden mengatasi stres dengan cara membuat jadwal baru untuk jam belajar yang lebih bervariasi untuk menghindari kejenuhan sehingga dapat mengurangi stres yang dialami, dan 86,67 responden mengatasi stres dengan cara mengawali segala sesuatu dengan rasa gembira dan semangat dan menganggap belajar adalah sesuatu pekerjaan yang menyenangkan sehingga dapat mengurangi masalah belajar yang dirasakan oleh responden. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa dengan membuat jadwal kegiatan baru yang lebih bervariasi, untuk menyelesaikan tugas-tugas harian dapat mengurangi kebosanan atau kejenuhan sehingga dapat mengurangi stress Kusnadi 2003.

2.2 Cara Mengatasi Stres Pada Remaja Perempuan

2.2.1 Berdasarkan Meningkatkan Keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa

Dari hasil penelitian dengan 15 responden remaja perempuan diperoleh data bahwa 80,00 responden mengatasi stres dengan mensyukuri setiap masalah yang dihadapi dalam belajar karena hal tersebut akan membuat responden menjadi lebih sabar menghadapi masalah yang terjadi, dan 80,00 responden mengatasi stres dengan berpikir positif jika dihadapkan pada suatu masalah dalam belajar Universitas Sumatera Utara karena yakin bahwa Tuhan akan memampukan untuk menghadapinya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh aspek religi aspek spiritual remaja, dimana semua responden memiliki keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama masin-masing, aspek ini memungkinkan secara emosional remaja merasa tidak kesulitan dalam menjalani masa peralihan. Pandangan ini sesuai dengan pendapat Sarwono 2005, yang menyatakan bahwa religi merupakan bagian yang cukup penting dalam perkembangan jiwa remaja. Sama hal nya menurut pendapat William seorang ahli filosofi Amerika juga ahli jiwa secara jujur mengatakan bahwa ”tidak dapat diragukan lagi bahwa sebagai terapi terbaik bagi keresahan dan kecemasan ialah iman kepada Tuhan. Iman kepada Tuhan merupakan salah satu kekuatan yang harus dipenuhi untuk menopang seseorang dalam hidup. 2.2.2 Berdasarkan Menyalurkan Energi Melalui Kegiatan Olahraga Dari hasil penelitian dengan 15 responden remaja perempuan diperoleh data bahwa 80,00 responden mengatasi stres dengan cara berolahraga yang dapat membuat responden melupakan sejenak masalah dalam aktivitas belajar yang sedang dialami , sehingga responden bisa berpikir lebih tenang untuk mencari solusinya, dan 73,33 responden mengatasi stres dengan cara berolahraga agar tubuh terasa lebih segar dan bugar, sehingga reponden merasa lebih kuat dan siap untuk mengikuti pelajaran yang terasa sulit sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Moorehead and Griffin 1995 yang mengatakan bahwa salah satu cara menurunkan stres yang efektif adalah melalui olah raga. Hasil penelitiannya juga menunjukan bahwa orang yang berolah raga secara teratur merasa tekanan darahnya dari stres menurun dan percaya dirinya Universitas Sumatera Utara meningkat. Dan hal yang sama dikemukakan oleh Grant yang mengatakan bahwa dengan berolahraga juga dapat mengurangi atau menghilangkan rasa stres yang menyelimuti diri seseorang karena menurutnya olah raga memberi banyak manfaat seperti menghilangkan tekanan emosional, membantu memecahkan masalah secara kreatif, menumbuhkan harga diri, melahirkan kemampuan mengendalikan gejolak internal diri dan masih banyak manfaat lainnya. 2.2.3 Berdasarkan Melakukan Relaksasi Dari hasil penelitian dengan 15 responden remaja perempuan diperoleh data bahwa 73,33 responden mengatasi stres dengan cara melakukan tarik nafas dalam hingga membuat responden merasa lebih rileks, dan 80,00 responden mengatasi stres dengan cara melakukan relaksasi seperti rebahan di tempat tidur atau meminta teman untuk memijat kepala, dan responden akan merasa lebih baik dari sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kreitner dan Kinichi 1995 dalam bukunya yang berjudul “Organizational Behavior” menjelaskan bahwa teknik pengendalian stress ialah muscle relaxation, biofeedback, dan meditation. Mereka mengatakan bahwa relaksasi adalah sebuah cara efektif untuk mengembalikan dan memperoleh ketenangan pikiran dan kondisi fisik yang santai. 2.2.4 Berdasarkan Meminta Dukungan Teman atau Keluarga Dari hasil penelitian dengan 15 responden remaja perempuan diperoleh data bahwa 93,33 responden mengatasi stres dengan cara curhat pada teman sekelas untuk meminta bantuan memberi saran atau dukungan, dan 86,67 responden mengatasi stres dengan cara berceritera kepada keluarga orangtua, kakak, adik, Universitas Sumatera Utara dll yang dianggap responden dapat mengerti masalah dalam aktivitas belajar, sehingga membuat responden merasa lebih tenang dan merasa lebih nyaman. Berbeda dengan pendapat Baldwin 2002 yang mengatakan bahwa stres pada remaja juga disebabkan karena tuntutan dari orangtua dan masyarakat. Orang tua biasanya menuntut anaknya untuk mempunyai nilai yang bagus di sekolah tanpa melihat kemampuan si anak. 2.2.5 Berdasarkan Menghindari Rutinitas yang Membosankan Dari hasil penelitian dengan 15 responden remaja perempuan diperoleh data bahwa 80,00 responden mengatasi stres dengan cara membuat jadwal baru untuk jam belajar yang lebih bervariasi untuk menghindari kejenuhan sehingga dapat mengurangi stres yang dialami, dan 80,00 responden mengatasi stres dengan cara mengawali segala sesuatu dengan rasa gembira dan semangat dan menganggap belajar adalah sesuatu pekerjaan yang menyenangkan sehingga dapat mengurangi masalah belajar yang dirasakan oleh responden. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa dengan membuat jadwal kegiatan baru yang lebih bervariasi, untuk menyelesaikan tugas-tugas harian dapat mengurangi kebosanan atau kejenuhan sehingga dapat mengurangi stress Kusnadi 2003.

2.3 Perbedaan Cara Mengatasi Stres pada Remaja Laki-laki dan