1 1
2 2
3
4
5 6
7
8 9
10 3
4 5
6
7
8 9
Rem
Dinding Kereta
Keterangan
Pintu Masuk Jendela Kaca
Tempat Duduk MasinisAsisten Masinis
Display dan Kontrol
Trotle handle 10
Radio Klakson
Alat GPS
Gambar 5.13. Titik Pengukuran Temperatur dan Tingkat Intensitas Bunyi
5.7.1. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Temperatur Udara
Setelah dilakukan pengumpulan data temperatur udara di dalam lokomotif, dilakukan rekapitulasi hasil untuk melihat range atau rentang temperatur udara
o
C selama penelitian. Berikut ini rekapitulasi temperatur udara di bagian di dalam lokomotif dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Temperatur Udara Hari ke 1
Kamis 20 Desember 2012
No Waktu
Pengamatan Titik Pengamatan
Temperatur
o
C Minimum
o
C Maksimum
o
C 1
2 3
4 5
1 08.00 - 09.00 32.1 32.1 32.1 32.2 32.2
32.1 32.32
2 10.00 – 11.00 32.3 32.3 32.5 32.2 32.3
32.2 32.5
3 12.00 – 13.00 34
33.7 33.5 33.5 33.3 33.3
34 4 14.00 – 15.00
33.1 33
32.8 33
33 32.8
33 5
16.00 32.5 32.3 32.2 32.1 32.3
32.1 32.5
Sumber : Hasil pengolahan
Universitas Sumatera Utara
Temperatur udara pada bagian ruang tunggu stasiun kereta api selama satu hari pengamatan berada pada rentang 32.1-34
o
C. Dengan temperatur udara yang cukup tinggi dari standar temperatur yang optimal untuk ruangan 24
o
C pada lokomotif yang tidak dilengkapi alat pendingin ruangan kipas ataupun AC akan
membuat masinis dan asisten masinis merasa panas dan gerah.
5.7.2. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Tingkat Intensitas Bunyi
Setelah dilakukan pengumpulan data tingkat intensitas bunyi di dalam lokomotif, dilakukan rekapitulasi hasil untuk melihat range atau rentang tingkat
intensitas bunyi dB selama penelitian. Berikut ini rekapitulasi tingkat intensitas bunyi di dalam lokomotif dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Rekapitulasi Hasil Pengukuran Tingkat Intensitas Bunyi Hari ke 1
Kamis 20 Desember 2012 No
Waktu Pengamatan
Tingkat Intensitas Bunyi dB Minimum
Maksimum 1
2 3
4 5
dB dB
1 08.00 - 09.00 92.7
92.5 91.7 89.7 92.3 89.7
92.7 2 10.00 – 11.00
91.5 91.3 91.5 88.5 91.1
88.5 91.5
3 12.00 – 13.00 94.8
94.6 93.3 91.6 94.2 91.6
94.8 4 14.00 – 15.00
91.5 91.3 91.5 88.5 91.1
88.5 91.5
5 16.00
91.5 91.3 91.5 88.5 91.1
88.5 91.5
Sumber : Hasil pengolahan
Dari hasil pengukuran tingkat intensitas bunyi dB di dalam lokomotif pada saat beroperasi diperoleh nilai tingkat intensitas bunyi dengan rentang
88.5dB sampai 92.7dB. Tingkat intensitas bunyi tertinggi terjadi pada saat klakson dibunyikan ketika melewati lintasan jika ada jembatan, keramaian untuk
rute perjalanan Medan-Tebing Tinggi dengan Kereta api Sri Bilah.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Standar Kebisingan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.718MenKesPerXI1987, tentang kebisingan yang
berhubungan dengan kesehatan untuk kondisi ruangan seperti lokomotif kereta api masuk pada zona D dengan batas minimum tingkat intensitas bunyi yang
dianjurkan sebesar 60 dB dan batas maksimum tingkat intensitas bunyi yang diperbolehkan sebesar 70 dB.
Oleh karena tingkat intensitas terlalu tinggi, sehingga masinis merasa terganggu dan tidak nyaman pada saat melakukan tugas mengemudikan kereta
api.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Keluhan
Musculoskeletal
Penilaian berdasarkan hasil Standard Nordic Questionnaire SNQ
menunjukkan bagian-bagian tubuh masinis yang mengalami kategori sakit dan sangat sakit. Adapun bagian-bagian tubuh masinis yang mengalami kategori
keluhan sangat sakit adalah:
1.
Kaku di leher bagian atas
2.
Lengan bawah kanan.
3.
Bokong. Sedangkan bagian tubuh yang mengalami kategori keluhan sakit adalah:
1. Pada pergelangan tangan kanan. 2. Bagian pantat.
3. Leher bagian bawah. 4. Pada tangan kanan.
Hal ini dikarenakan masinis bekerja dengan posisi dan bangku kerja yang tidak nyaman selama 8 jam kerja. Apabila hal ini tidak segera diatasi maka
kemungkinan terjadinya resiko musculoskeletal disorders kepada masinis semakin besar.
Universitas Sumatera Utara