tingkat pendapatan yang relatif tinggi pula sehingga pola konsumsi rumah tangga yang bersangkutan juga akan berubah.
Widjaya 2000 mengungkapkan bahwa kecenderungan semakin tinggi pendidikan formal yang diterima oleh seseorang, semakin tinggi pula status sosial
ekonominya dan semakin otoritatif pola asuhnya. Hal ini disebabkan mereka lebih terbuka terhadap pembaharuan karena lebih seriang mendapatkan informasi dari
media cetak maupun media massa.
2.4.2. Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitiff merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Pengetahuan merupakan hasil tahu
dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu Notoadmodjo, 2003.
Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizinya karena dengan tingkat pendidikan yang
lebih tinggi diharapkan pengetahuan dan informasi tentang gizi yang dimiliki menjadi lebih baik. Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan atau kurang informasi
tentang gizi yang memadai Berg, 1986. Perlu dipertimbangkan bahwa faktor tingkat pendidikan turut pula
menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Dalam kepentingan gizi keluarga, pendidikan amat diperlukan agar
seseorang lebih tanggap terhadap adanya masalah gizi di dalam keluarga dan bisa mengambil tindakan secepatnya Apriadji, 1986. Bagi masyarakat yang
Universitas Sumatera Utara
berpendidikan dan cukup pengetauan tentang nilai gizi makanan atau pertimbangan fiziologik lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan psikis. Masyarakat awam
yang tidak mempunya cukup pengetahuan gizi, akan memilih makanan yang paling menarik dan tidak mengadakan pilihan berdasarkan zat gizi makanan Paath, 2005
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Notoadmodjo, 2007. Pengetahuan gizi
yang baik akan menyebabkan seseorang mampu menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi. Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh terhadap perilaku ibu. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan memberikan gizi yang cukup bagi bayinya
Proverawati dan Asfuah, 2009. Semakin banyak pengetahuan gizi seseorang maka akan semakin memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang diperolehnya untuk
dikonsumsi Sediaoetama, 2000. Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi
sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh terhadap
status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status gizi kurang terjadi apabila
tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi essential. Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah yang berlebihan,
sehingga menimbulkan efek yang membahayakan Almatsier, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Suhardjo 2003, menyatakan suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan: 1. Status gizi yang cukup adalah
penting bagi kesehatan dan kesejahteraan, 2. Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi, 3. Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga masyarakat dapat belajar menggunakan pangan
dengan baik bagi perbaikan gizi. Secara umum, di negara berkembang, ibu memainkan peranan penting dalam
memilih dan mempersiapkan pangan untuk dikonsumsi anggota keluarganya. Walaupun seringkali para ibu bekerja di luar, mereka tetap mempunyai andil besar
dalam kegiatan pemilihan dan penyiapan makanan dan mengidentifikasi pola pengambilan keputusan dalam keluarga Hardinsyah, 2007.
Pengetahuan ibu tentang gizi adalah apa yang diketahui ibu tentang pangan sehat, pangan sehat untuk golongan usia tertentu misalnya anak, ibu hamil dan
menyusui dan cara ibu memilih, mengolah dan menyiapkan pangan dengan benar. Pengetahuan ibu rumahtangga tentang bahan pangan akan mempengaruhi perilaku
pemilihan pangan dan ketidaktahuan dapat menyebabkan kesalahan dalam pemilihan dan pengolahan pangan. Pengetahuan tentang gizi dan pangan yang harus dikonsumsi
agar tetap sehat, merupakan faktor penentu kesehatan seseorang Notoatmodjo, 2007.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan dan penghasilan lebih tinggi mendapat paparan dari media
Universitas Sumatera Utara
massa lebih tinggi juga National Board for Family Planning BKKBN and Community System Foundation, 1986. Di Indonesia, seseorang dengan tingkat
pendapatan lebih tinggi relatif lebih mudah mengakses televise dan mereka yang tinggal di daerah perkotaan lebih mudah mengakses berbagai majalah populer. Oleh
karena itu, tingkat pendidikan orang tua, pendapatan rumahtangga dan wilayah tempat tinggal desa atau kota diasumsikan mempengaruhi kondisi individu
seseorangrumahtangga untuk terpapar media massa Kurangnya pengetahuan di bidang memasak, konsumsi anak, keragaman
bahan makanan dan keragaman jenis masakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi balita. Untuk dapat menyusun menu, seseorang perlu
memiliki pengetahuan mengenai bahan makanan dan zat gizi, kebutuhan zat gizi seseorang serta pengetahuan hidangan dan pengolahannya. Umumnya ini dilakukan
oleh seorang ibu Santoso, Anne Lies Ranti, 2004.
2.4.3. Pendapatan