massa lebih tinggi juga National Board for Family Planning BKKBN and Community System Foundation, 1986. Di Indonesia, seseorang dengan tingkat
pendapatan lebih tinggi relatif lebih mudah mengakses televise dan mereka yang tinggal di daerah perkotaan lebih mudah mengakses berbagai majalah populer. Oleh
karena itu, tingkat pendidikan orang tua, pendapatan rumahtangga dan wilayah tempat tinggal desa atau kota diasumsikan mempengaruhi kondisi individu
seseorangrumahtangga untuk terpapar media massa Kurangnya pengetahuan di bidang memasak, konsumsi anak, keragaman
bahan makanan dan keragaman jenis masakan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi balita. Untuk dapat menyusun menu, seseorang perlu
memiliki pengetahuan mengenai bahan makanan dan zat gizi, kebutuhan zat gizi seseorang serta pengetahuan hidangan dan pengolahannya. Umumnya ini dilakukan
oleh seorang ibu Santoso, Anne Lies Ranti, 2004.
2.4.3. Pendapatan
Pendapatan diindikasikan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap baik dan buruknya serta rendah dan tingginya konsumsi pangan. Konsumsi
pangan banyak dipengaruhi oleh pendapatan, pendidikan, kepercayaan, kebiasaan dan keadaan lingkungan Levinson 1974 dalam Suhardjo 1984.
Faktor yang berperan dam menentukan status kesehatan seseorang adalah tingkat sosial ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli keluarga. Kemampuan
keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga, harga makanan itu sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber
Universitas Sumatera Utara
daya lahan dan pekarangan. Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi
kebutuhan gizi dalam tubuhnya Fikawati dan Shafiq, 2012. Hukum Engle menyatakan bahwa semakin tinggi pendapatan, persentase
pengeluaran untuk makanan semakin kecil walaupun secara absolute meningkat. Umumnya peningkatan pendapatan diikuti oleh peningkatan konsumsi pangan
hewani atau makanan-makanan kaleng Suhardjo, 1984. Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang
disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah
makanan Proverawati dan Asfuah, 2009. Rendahnya pendapatan menjadi indikasi rendahnya pangan yang dikonsumsi. Hal ini yang sering menyebabkan terjadinya
kasus gizi kurang diakibatkan rendahnya kuantitas dan kualitas pangan yang dikonsumsi.
Dalam Worsley 2003 disebutkan bahwa pendapatan per kapita secara luas terkait dengan konsumsi makanan individu dan indeks total makanan berbagai
kelompok. Umumnya, rumah tangga berpenghasilan rendah memiliki makanan yang kurang bervariasi daripada rumah tangga dengan pendapatannya tinggi.
Pendapatan yang tinggi akan memungkinkan meningkatnya konsumsi untuk pangan dan semakin beragam serta peningkatan konsumsi pangan yang bernilai gizi
Soekirman, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Pola Asuh