Asuh Makan Pola Asuh

yang utuh terdiri dari ayah dan ibu, 4. Adanya keseimbangan dalam pendidikan anak dalam suasana damai dilandasi kasih sayang dan penerimaan. Hasil penelitian yang dilakukan Hafrida 2004 menyatakan bahwa ada kecenderungan dengan semakin baiknya pola pengasuhan anak, maka proporsi gizi baik pada anak juga semakin besar. Tetapi sebaliknya di negara Timur seperti di Indonesia, keluarga besar masih lazim dianut dan peran ibu seringkali dipegang oleh beberapa orang lainnya seperti nenek, keluarga dekat lain dan bukan pembantu. Tetapi ternyata anak yang dididik dalam keluarga besar tersebut dapat tumbuh dengan kepribadian yang baik. Jadi yang lebih penting nilainya adalah suasana damai dan kasih sayang dalam keluarga Nadesul, 1995.

2.5.1. Asuh Makan

Asuh makan adalah cara makan seseorang atau sekelompok orang dalam memilih makanan dan memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi budaya dan sosial Waryana, 2010. Untuk kebutuhan pangangizi, ibu menyiapkan diri sejak prenatal dalam mengatur dietnya selama kehamilan, masa neonatal berupa pemberian ASI, menyiapkan makanan tambahan berupa makanan padat yang lebih bervariasi bahannya atau makanan yang diperkaya, dan dukungan emosional untuk anak. Status sakit, pola aktivitas, asupan gizi rendah, frekuensi konsepsi terkait pertumbuhan anak melalui status gizi ibu pengasuhan makanan anak terdiri atas hal yang berhubungan dengan menyusui, dan pemberian makanan selain ASI buat anak. Universitas Sumatera Utara Pengasuhan makanan anak fase 6 bulan pertama adalah pemenuhan kebutuhan anak oleh ibu dalam bentuk pemberian ASI atau makanan pendampingpengganti ASI pada anak. Dinyatakan cukup bila diberi ASI semata sejak lahir sampai usia 4-6 bulan dengan frekuensi kapan saja anak minta dan dinyatakan kurang bila tak memenuhi kriteria tersebut. Pengasuhan makanan anak pada fase 6 bulan kedua adalah pemenuhan kebutuhan makanan untuk bayi yang dilakukan ibu, dinyatakan cukup bila anak diberikan ASI plus makanan lumat yang terdiri dari tepung-tepungan dicampur susu, dan atau nasi berupa bubur atau nasi biasa bersama ikan, daging atau putih telur lainnya ditambah sayuran dalam bentuk kombinasi atau tunggal diberi dalam frekuensi sama atau lebih 3 x per hari, dan kurang bila tidak memenuhi kriteria tersebut Bahar, 2002. Pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan akhirnya makanan padat Agus, 2001. Pada prinsipnya pemberian makanan kepada bayi bertujuan untuk mencukupi zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi. Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004, jumlah zat gizi terutama energi dan protein yang harus dikonsumsi bayi usia 6-12 bulan adalah 650 kalori dan 16 gram protein. Kandungan gizi Air Susu Ibu ASI adalah 400 Kalori dan 10 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah 250 Kalori dan 6 gram protein. Kandungan gizi ASI adalah sekitar 350 kalori dan 8 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah sekitar 500 Kalori dan 12 gram protein Depkes RI, 2006. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian Widodo 2005, mengungkapkan bahwa di Indonesia jenis MP-ASI yang umum diberikan kepada bayi sebelum usia 4 bulan adalah pisang 57,3 persen. Disamping itu akibat rendahnya sanitasi dan higiene MP-ASI memungkinkan terjadinya kontaminasi oleh mikroba, sehingga meningkatkan resiko infeksi yang lain pada bayi. Ada perbedaan antara proporsi berat badan bayi yang diberi ASI Eksklusif dan yang diberi MP-ASI dibawah usia 4 bulan, sedangkan berdasarkan panjang badan tidak ada perbedaan. Makanan yang baik untuk bayi dan balita harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Memenuhi kecukupan energi dan semua zat gizi yang sesuai dengan umur 2. Susunan hidangan disesuaikan dengan pola menu seimbang, bahan makanan yang tersedia di tempat tinggal, kebiasaan makan dan selera terhadap makanan tersebut. 3. Bentuk dan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan faal bayianak. 4. Memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan Menurut Persatuan Ahli Gizi IndonesiaPersagi 1992 yang dikutip oleh Kristiadi, E. 2007, berdasarkan karakteristiknya balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari 1-3 tahun yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari 3-5 tahun yang dikenal dengan usia prasekolah. Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, yaitu anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya. Universitas Sumatera Utara Penyajian makanan untuk balita diperlukan kreatifitas ibu agar makanan terlihat menarik sehingga dapat menimbulkan selera makan anak balita. Penyajian makanan yang akan diberikan kepada anak balita harus memperhatikan porsi atau takaran konsumsi makan serta frekuensi makan yang dianjurkan dalam sehari. Waktu pemberian makan untuk balita sebaiknya disesuaikan dengan waktu pada umunmnya. Pemberian makanan dibagi menjadi tiga waktu makan yaitu pagi hari pada pukul 07.00-08.00, siang hari pada pukul 12.00-13.00, dan malam hari pada pukul 18.00-19.00. Pemberian makanan selingan yaitu antara dua waktu makan yaitu pukul 10.00-11.00 dan pukul 16.00-17.00 seperti tercantum dalam tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Pola Pemberian Makanan Balita Umur Bentuk Makanan Frekuensi 0 – 6 bulan ASI Eksklusif Sesering mungkin minimal 8 kalihari 6 – 9 bulan Makanan lumatlembek 2 kali sehari, 2 sendok makan setiap kali makan 9 – 12 bulan Makanan lembek 3 kali sehari ditambah 2 kali makanan selingan 1 – 3 tahun Makanan keluarga 1 – 1 ½ 2 – 3 potong sedang lauk hewani piring nasipengganti 1 – 2 potong sedang lauk nabati ½ 2-3 potong buah-buahan mangkuk sayur 1 gelas susu 3 kali sehari ditambah 2 kali makanan selingan Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Lanjutan Umur Bentuk Makanan Frekuensi 4 – 6 tahun 1 – 3 piring nasipengganti 2 – 3 potong lauk hewani 1 – 2 potong lauk nabati 1 – 1 ½ mangkuk sayur 2 – 3 potong buah-buahan 1 – 2 gelas susu 3 kali sehari ditambah 2 kali makanan selingan Sumber : Depkes RI, 2006 Selain takaran dan frekuensi makanan untuk balita, ada juga anjuran pemberian makanan untuk balita berdasrkan Depkes RI 2006, yaitu : 1. Umur 0-6 bulan, anjuran pemberian makanan yaitu : a. Beri ASI setiap kali bayi menginginkan minimal 8 kali sehari yaitu pagi, siang dan malam b. Jangan berikan makanan atau minuman selain ASI c. Susu bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian 2. Umur 6-12 bulan, anjuran pemberian makanan yaitu : a. Teruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun b. Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk lumat dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lumat, 2 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur: - 6 bulan: 6 sendok makan - 7 bulan: 7 sendok makan - 8 bulan: 8 sendok makan c. Beri ASI terlebih dahulu kemudian makanan pendamping ASI Universitas Sumatera Utara d. Umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI, dimulai dari bubur nasi, sampai nasi tim, 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur : - 9 bulan: 9 sendok makan - 10 bulan: 10 sendok makan - 11 bulan: 11 sendok makan e. Pada makanan pendamping ASI, tambahan telur atau ayam atau ikan atau tempe atau tahu atau daging sapi atau wortel atau bayam atau kacang hijau atau santan atau minyak. f. Bila menggunakan makanan pendamping ASI dari pabrik, baca cara memakainya, batas umur dan tanggal kadaluwarsa g. Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan, seperti: bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dan sebagainya h. Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat saring, dan sebagainya. i. Mulai mengajari bayi minum dan makan menggunakan gelas dan sendok 3. Umur 1- 2 tahun, anjuran pemberian makanan yaitu : a. Beri ASI setiap kali balita menginginkan b. Beri nasi lembek 3 kali sehari c. Tambahan telur atau ayam atau ikan atau tempe atau tahu atau daging sapi atau wortel atau bayam atau kacang hijau atau santan atau minyak pada nasi lembek Universitas Sumatera Utara d. Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan, seperti: bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dan sebagainya e. Beri buah-buahan atau sari buah. f. Bantu anak untuk makan sendiri 4. Umur 2-3 tahun, anjuran pemberian makanan yaitu : a. Beri makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah b. Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan, seperti: bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari, dan sebagainya c. Jangan berikan makanan yang manis dan lengket diantara waktu makan. 5. Umur 3-5 tahun anjuran pemberian makanannya sama dengan anjuran pemberian makanan umur 2-3 tahun Memberi makan pada anak harus dengan kesabaran dan ketekunan, sebaiknya menggunakan cara-cara tertentu seperti dengan membujuk anak. Jangan memaksa anak, bila dipaksa akan menimbulkan emosi pada anak sehingga anak menjadi kehilangan nafsu makan Pudjiadi, 2005. Suharjo 1992, menyatakan tujuan pemberian makanan balita adalah 1. Untuk mendapatkan zat gizi yang diperlukan dan digunakan oleh tubuh, 2. Untuk pertumbuhan dan pengaturan faal tubuh, dimana zat gizi berperan dalam memelihara dan memulihkan kesehatan serta untuk melaksanakan kegiatan sehari- hari, dan 3. Untuk mencegah terjadinya berbagai gangguan gizi pada balita. Universitas Sumatera Utara

2.5.2. Asuh Diri

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pola Asuh terhadap Status Gizi Anak Balita di Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar

3 41 99

Pengaruh Pola Asuh Ibu terhadap Status Gizi Balita Keluarga Miskin di Kecamatan Panyabungan Utara Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011

3 53 96

Pengaruh Konseling Gizi Pada Ibu Balita terhadap Pola Asuh dan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Amplas

3 67 84

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

PENGARUH POS GIZI TERHADAP PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS KWADUNGAN KECAMATAN KWADUNGAN Pengaruh Pos Gizi Terhadap Pengetahuan Dan Pola Asuh Ibu Balita Di Wilayah Puskesmas Kwadungan Kecamatan Kwadungan Kabupaten Ngawi.

0 2 10

Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang

0 0 5

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KARAKTERISTIK KELUARGA DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI BALITA PADA IBU MENIKAH DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEUDE GEUROBAK KECAMATAN BANDA ALAM KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2013

0 0 49

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pernikahan Dini - Pengaruh Karakteristik Keluarga dan Pola Asuh terhadap Status Gizi Balita pada Ibu Menikah Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Keude Geureubak Kecamatan Banda Alam Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013

0 0 37

PENGARUH KARAKTERISTIK KELUARGA DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI BALITA PADA IBU MENIKAH DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEUDE GEUREUBAK KECAMATAN BANDA ALAM KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2013 TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

0 4 19

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINGGIR KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

0 0 11