4.14. Hubungan Pemberdayaan Masyarakat dengan Praktek Kadarzi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas responden menilai baik terhadap pemberdayaan masyarakat 63,4, sementara yang menilai kurang
baik sebanyak 9,3. Hubungan pemberdayaan masyarakat dengan praktek Kadarzi dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20. Hubungan Pemberdayaan dengan Praktek Kadarzi di Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya
Praktek Kadarzi Tidak Kadarzi
Kadarzi Total
Pemberdayaan f
f n
p-value
Baik 87
79,8 22
20,2 109
100,0
Sedang 43
91,5 4
8,5
47 100,0
Kurang 16
100,0 0,0
16 100,0
0,036
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 22 20,2 dari 109 responden yang menilai pemberdayaan masyarakat baik berpraktek Kadarzi, dan ada
sebanyak 4 8,5 dari 47 responden yang menilai bahwa pemberdayaan masyarakat sedang tetapi berpraktek Kadarzinya. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square
diperoleh p-value sebesar 0,036 p-value 0,05, yang berarti bahwa pemberdayaan masyarakat berhubungan secara signifikan dengan praktek Kadarzi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Praktek Kadarzi
Masih rendahnya bayi yang mendapatkan ASI dikarenakan bahwa pada umumnya ibu-ibu juga bekerja di perkebunan, sehingga bayi tidak dapat dibawa ke
tempat kerja. Sementara ibu yang tidak bekerja juga sudah memberikan makanan selain ASI pada bayi usia 6 bulan. Hal ini dikarenakan adanya suatu kebiasaan ibu
dalam pemberian makan pada bayi di Kecamatan Trienggadeng, dimana ibu merasa bahwa ASI dianggap kurang memadai sebagai makanan bayi sehingga biasanya bayi
diberi makan pisang yang telah dilumatkan kemudian disulang ke mulut bayi. Setelah berumur tiga bulan, bayi diberi pisang ditambah dengan nasi yang telah digiling halus
di atas piring kemudian disulangkan pada bayi sambil bayi dibaringkan di atas lonjoran kaki ibu.
Umumnya ibu beranggapan kalau anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. Meski tidak ada relevansinya banyak ibu beranggapan bahwa hal
tersebut adalah benar. Kadang anak yang menangis terus dianggap sebagai anak tidak kenyang. Padahal menangis bukan semata-mata bahwa anak lapar. Belum lagi masih
banyak anggapan di masyarakat seperti orang tua terdahulu bahwa anak tidak apa-apa dikasih makan pisang ketika berumur 2 bulan. Alasan lainnya juga bisa jadi karena
gencarnya promosi produsen makanan bayi yg belum mengindahkan ASI eksklusif 6 bulan.
71
Universitas Sumatera Utara