Hasil penelitian Hariyadi 2010, menunjukkan pada indeks BBU ada hubungan yang signifikan p0,05 dan tidak ada hubungan yang signifikan p0,05
antara konsumsi vitamin A dengan status gizi balita pada indeks BBTB dan TBU, meskipun secara proporsi konsumsi vitamin A balita
≥ 85 AKG cenderung lebih tinggi pada status gizi normalgemuk BBTB, normallebih BBU dan normal
TBU. Anak balita merupakan anggota keluarga yang memerlukan perhatian khusus
dari orang tua, karena pada usia ini seorang anak masih tergantung secara fisik maupun emosional kepada orang tua. Anak balita belum mandiri dalam memenuhi
kebutuhan makannya. Oleh karena itu asupan makanan anak balita hampir sepenuhnya tergantung pada orang dewasa yang mengasuhnya artinya pertumbuhan
anak balita sangat dipengaruhi oleh kualitas makannya, sementara kualitas makannya sangat tergantung pada pola asuh makan anak yang diterapkan keluarga Khomsan
2009.
2.4. Landasan Teori
Menurut Green 1980, menjelaskan bahwa tindakan seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
a. Faktor Predisposisi Faktor-faktor ini mencakup mengenai demografi masyarakat, pengetahuan dan
sikap masyarakat terhadap kesehatan, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor Pemungkin enabling factors Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat c. Faktor Penguat
Faktor-faktor ini meliputi faktor dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama, dukungan para petugas termasuk petugas kesehatan, termasuk juga disini undang-
undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.
Menurut Payne 1997, beberapa ciri-ciri pemberdayaan masyarakat, yaitu adanya dukungan dari tokoh masyarakat atau pemimpin masyarakat, misalnya camat,
lurah, kepala adat, ustad, dan sebagainya. Selain itu, peran petugas kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat, yaitu : a Memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-
kegiatan maupun program-program pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian masyarakat; b Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk
bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi terhadap program tersebut; dan c mengalihkan pengetahuan,
keterampilan, dan teknologi kepada masyarakat dengan melakukan pelatihan- pelatihan yang bersifat vokasional.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Teori Perubahan Perilaku
Sumber : Green, LW 1980 dan Payne 1997
Faktor Predisposisi
1. Demografi Umur, Pendidikan,
Pekerjaan, dan Besar Keluarga 2.
Pengetahuan 3.
Sikap Masyarakat terhadap Kesehatan
4. Tingkat Sosial Ekonomi
Perilaku Kesehatan Faktor Pemungkin
1. Sarana
2. Prasarana
Faktor Penguat
1. Dukungan Tokoh Masyarakat
2. Dukungan Tokoh Agama
3. Dukungan Petugas Kesehatan
4. Dukungan Swasta
Universitas Sumatera Utara
2.5. Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang masalah, maka kerangka konsep penelitian ini
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
Faktor yang memengaruhi Kadarzi diantaranya adalah faktor karakteristik keluarga yang meliputi: umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga,
besar keluarga, serta pengetahuan, sikap ibu terhadap gizi, dan pemberdayaan masyarakat.
Karakteritik Keluarga
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Pendapatan Keluarga
5.
Besar Keluarga
6. Pengetahuan Ibu
7. Sikap Ibu
Praktek Keluarga Sadar Gizi
1. Menimbang Berat Badan Anak
2. Air Susu Ibu ASI Eksklusif
3. Makan Beraneka Ragam
4. Menggunakan Garam Beryodium
5. Suplemen Kapsul Vitamin A
Pemberdayaan Masyarakat:
Tenaga Kesehatan Kader
Tokoh Masyarakat Sektor Swasta
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional.
3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya. Alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan Kecamatan Trienggadeng memiliki
jumlah balita gizi kurang terbanyak di Kabupaten Pidie Jaya, yaitu 34 10,10 dari 338 balita yang ditimbang. Sedangkan cakupan kadarzi di Kecamatan Trienggadeng,
yaitu hanya sebesar 11,4 bayi yang mendapat ASI Eksklusif, hanya sebesar 5,03 rumah tangga menggunakan garam beryodium, dan sebesar 74 bayi dan balita yang
mendapat Kapsul Vitamin A Dinkes Kab. Pidie Jaya, 2012,
3.2.2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2013.
44
Universitas Sumatera Utara