jumlah uang dipakai untuk membeli makanan dan bahan makanan itu juga meningkat, sampai suatu tingkat tertentu dimana uang tidak banyak berubah.
Penurunan daya beli akan menurunkan kualitas dan kuantitas pangan serta aksesibilitas pelayanan kesehatan terutama sekali bagi warga kelas ekonomi bawah.
Hal ini akan berdampak negatif terhadap kesehatan anak yang rentan terhadap gangguan gizi dan kesehatan Gabriel, 2008. Besarnya pendapatan yang diperoleh
setiap keluarga tergantung dari pekerjaan mereka sehari-hari. Pendapatan dalam satu keluarga akan memengaruhi aktivitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehingga
akan menentukan kesejahteraan keluarga termasuk dalam perilaku gizi seimbang Yuliana, 2004.
5.6. Besar Keluarga dengan Praktek Kadarzi
Keluarga dengan banyak anak dan jarak kelahiran antar anak yang dekat akan menimbulkan banyak masalah. Kalau pendapatan keluarga hanya pas-pasan
sedangkan anak banyak maka pemerataan dan kecukupan makanan di dalam keluarga kurang bisa dijamin. Keluarga ini bisa disebut keluarga rawan, karena kebutuhan
gizinya hampir tidak pernah terpenuhi Apriadji, 1996. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 18 15,8 dari 114
responden yang memiliki jumlah anggota keluarga besar berpraktek Kadarzi, sementara responden yang anggota keluarga kategori kecil berpraktek Kadarzi
sebanyak 8 13,8 dari 58 responden. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square diperoleh p-value sebesar 0,730 p-value 0,05, yang berarti bahwa besar keluarga
Universitas Sumatera Utara
tidak berhubungan secara signifikan dengan praktek Kadarzi. Hal ini dikarenakan ekonomi masyarakat di Kecamatan Trianggadeng sudah lebih baik, baik pada
keluarga yang memiliki jumlah anggota keluarga banyak jumlah anak ≥ 2 orang
maupun kecil. Masih ditemukannya perilaku Kadarzi yang kurang baik dikarenakan adanya kebiasaan orang tua yang belum mampu mengatur kebutuhan ekonomi
keluarga sesuai dengan pendapatan keluarga tersebut. Selain itu, perilaku kadarzi kurang baik juga dapat disebabkan oleh adanya jarak kelahiran antara anak yang satu
dengan lainnya tidak lebih dari 2 tahun, sehingga ibu berhenti untuk memberikan ASI pada bayi. Pada umumnya perhatian kepada setiap anak di keluarga besar menjadi
berkurang, sehingga kunjungan ke posyandu sering terabaikan dan tidak sampainya informasi kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Hasil senada juga
diperoleh Sutrisno 2001 dan Madihah 2002, menunjukkan hubungan yang signifikan antara besar keluarga dengan keluarga sadar gizi.
Apabila besar keluarga semakin banyak, maka kebutuhan pangannya akan semakin banyak pula. Besar keluarga juga akan memengaruhi jumlah dan jenis
makanan yang tersedia dalam keluarga. Pada taraf ekonomi yang sama, pemenuhan kebutuhan makanan yang menjadi lebih mudah pada keluarga yang memiliki jumlah
anggota yang lebih sedikit. Besar keluarga yang besar dibarengi dengan distribusi makanan yang tidak merata akan menyebabkan anak dalam keluarga btersebut
menderita kurang gizi umunya pada keluarga yang mempunyai besar keluarga 7-8 orang Suhardjo, 2003.
Universitas Sumatera Utara
5.7. Pengetahuan dengan Praktek Kadarzi