Notoatmodjo 2007, menyatakan sikap merupakan kesiapan atau kesediaankemauan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu sehingga sikap merupakan predisposisi perilaku atau reaksi tertutup. Makin tinggi pendidikan ibu cenderung makin sadar gizi dan semakin positif pula sikap
gizinya dan nantinya akan meningkatkan status gizi keluarga. Hasil penelitian Madihah 2002, menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan
perilaku keluarga sadar gizi. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat responden
terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan hipotesis kemudian responden diminta bagaimana pendapatnya.
5.9. Pemberdayaan dengan Praktek Kadarzi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 22 20,2 dari 109 responden yang menilai pemberdayaan masyarakat baik berpraktek Kadarzi, dan ada
sebanyak 4 8,5 dari 47 responden yang menilai bahwa pemberdayaan masyarakat sedang tetapi berpraktek Kadarzinya. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square
diperoleh p-value sebesar 0,036 p-value 0,05, yang berarti bahwa pemberdayaan masyarakat berhubungan secara signifikan dengan praktek Kadarzi.
Pemberdayaan yang di lakukan oleh LSM NGO logika, swiss contex di kecamatan tersebut merupakan hasil dari kerja sama antara Dinas Kesehatan . Salah
satu pemberdayaan masyarakat yang di berikan oleh LSM tersebut adalah semua kader posyandu yang di kecamatan tersebut diberi bekal dalam usaha untuk
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan ekonomi, melatih kader posyandu cara memelihara kakao, memberikan fasilitas yang diperlukan untuk merawat dan bantuan uang selama
pelatihan, dan membentuk sebuah wadah kooperasi kader kesehatan sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Wadah tersebut juga dapat dipergunakan untuk
kegiatan-kegiatan posyandu serta dapat digunakan untuk menjual barang-barang yang diperlukan masyarakat dalam upaya meningkatkan kadarzi.
Pemberdayaan masyarakat ini baik karena tingginya intensitas pembinaan dan kunjungan tenaga kesehatan, serta adanya alokasi dana khusus dari ibu PKK untuk
kegiatan posyandu, insentif khusus untuk kader posyandu memberikan dampak yang sangat baik dalam meningkat pemberdayaan masyarakat di kecamatan ini. Hal lain
sangat berperan dalam pemberdayaan masyarakat dengan adanya bidan desa yang tinggal di desa baik yang mempunyai sarana Poskesdes maupun yang tidak ada
sarananya. Bidan desa ini senantiasa hidup bersama masyarakat, sehingga semua permasalahan mengenai kesehatan lebih mudah dipantau dan diatasi. Menurut
informasi yang di diperoleh dari masyarakat di Kecamatan Trianggadeng ini sudah tidak asing lagi dengan pemberdayaan atau pembinaan dari pihak pemerintah atau
LSM. Kepedulian kepala puskesmas dalam pemberdayaan masyarakat melalui
pemantauan secara langsung ke masyarakat baik pada waktu tugas maupun diluar tugas. Terjalinnya hubungan sosial antara kepala puskesmas dengan tokoh-tokoh
masyarakat dan tokoh agama serta ibu PKK sangat menunjang tenaga kesehatan
Universitas Sumatera Utara
dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan partisipasi masyarakat terutama dalam hal penerapan praktek Keluarga Sadar Gizi.
Menurut kader desa adanya kontribusi yang di berikan oleh tokoh masyarakat serta keterlibatan mereka dalam persiapan pelaksanaan kegiatan di desa serta tersedia
fasilitas sangat berpengaruh bagi ibu untuk hadir ke posyandu dan berdampak akan tercapai praktek kadarzi hal ini sejalan denga penelitia yang dilakukan oleh Soemantri
2004 dinilai mempunyai ketergantungan pada efisiensi input yang berupa sumberdaya manusia, sarana dan dana. Disisi lain upaya kesehatan tersebut juga
tidak dapat lepas dari pengaruh kebijakan, dan pemberdayaan masyarakat . Pemberdayaan terlaksana tidak terlepas karena adanya bantuan dana dari
pemerintah maupun pihak LSM di Kecamatan Trienggadeng. Dana tersebut digunakan untuk kegiatan promotion dan preventif yang salah satunya dalam
pelaksanaan kegiatan Kadarzi, antara lain : a Melakukan upaya perbaikan gizi masyarakat melalui Usaha Perbaikan Gizi Keluarga UPGK baik di Posyandu
maupun di luar Posyandu; c Membina Keluarga menjadi Keluarga Mandiri Sadar Gizi Kadarzi; d Memberikan PMT Penyuluhan di Posyandu dan PMT Pemulihan
pada kasus gizi buruk; e Memberikan MP-ASI kepada Balita 6-23 bulan dari keluarga miskin untuk menjaga dan meningkatkan status gizinya; dan f Memberikan
masukan kepada pemerintah tentang hal-hal yang terjadi di lapangan menyangkut maslaah Kadarzi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN