Pengetahuan dengan Praktek Kadarzi

5.7. Pengetahuan dengan Praktek Kadarzi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui sebanyak 23 19,8 dari 116 responden yang memiliki pengetahuan baik berpraktek Kadarzi dan ada sebanyak 3 7,1 dari 42 responden yang memiliki pengetahuan sedang tetapi berpraktek Kadarzi. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square diperoleh p-value sebesar 0,037 p-value 0,05, yang berarti bahwa pengetahuan berhubungan secara signifikan dengan praktek Kadarzi. Pengetahuan ibu yang baik akan memengaruhi keputusan dalam menyediakan pangan dan mengasuh anak mereka serta mencoba praktek kadarzi untuk menjaga kesehatannya dan kebutuhan gizi, menurut informasi dari kader atau bidan desa pengetahuan ibu yang baik karena seringnya mereka datang ke posyandu sehingga mereka lebih banyak terpapar dengan informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Sebagian besar ibu yang praktek kadarzi baik yang selalu memanfaatkan fasilitas kesehatan dan mempunyai pendapatan yang cukup sehingga dapat memanfaatkan pengetahuan serta pendapatan untuk belanja kebutuhan selain kebutuhan makanan pokok. Sebaliknya ibu yang yang berpengetahuan baik tapi praktek kadarzi kurang, hal ini mungkin ibu tersebut sibuk dengan pekerjaan atau rendahnya pendapatan dalam keluarga sehingga mereka kurang peduli terhadap pelayanan penimbangan anak yang diberikan di posyandu serta pada umumnya mereka lebih mengutamakan belanja pada makanan pokok . Tingkat pengetahuan ibu bermakna dengan sikap positif terhadap perencanaan dan persiapan makan. Semakin tinggi pengetahuan ibu, maka semakin positif sikap Universitas Sumatera Utara ibu terhadap gizi makanan. Kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari merupakan sebab penting gangguan gizi Suhardjo, 2003. Menurut Khomsan 2009, faktor yang tidak kalah penting penyebab timbulnya masalah gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi masyarakat khususnya pada ibu yang sebagian besar pengasuh anak. Hasil penelitian Munadhiroh 2009, menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan perilaku keluarga sadar gizi. Pengetahuan yang diperoleh ibu sangat bermanfaat bagi balita apabila ibu tersebut berhasil mengaplikasikan pengetahuan gizi yang dimiliki Farida, 2004. Masalah gizi selain merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang kurang mendukung perilaku hidup sehat. Pengetahuan sangat penting dalam menentukan bertindak atau tidaknya seseorang yang pada akhirnya sangat akan memengaruhi status kesehatan anggota keluarganya Depkes RI, 2007. Orang tua memegang peranan penting dalam pemilihan pangan untuk anggota keluarganya, maka pengetahuan gizi orang tua terutama ibu akan memengaruhi jenis pangan dan mutu gizi makanan yang dikonsumsi anggota keluarga. Pengetahuan gizi ibu yang baik akan berpengaruh terhadap jenis pangan dan mutu gizi makanan yang dikonsumsi anggota keluarganya, yang merupakan cerminan dari perilaku gizi yang baik. Oleh karena itu, tingkat pengetahuan gizi yang baik dapat mewujudkan perilaku atau kebiasaan makan yang baik pula Hardinsyah Martianto, 2007. Hal ini sesuai dengan pernyataan Khomsan 2009, keadaan ekonomi dan kekurangan makanan Universitas Sumatera Utara bukanlah satu-satunya faktor penyebab timbulnya permasalahan gizi pada balita. Faktor yang tidak kalah pentingnya adanya kurangnya pengetahuan gizi masyarakat. Khususnya pada ibu yang sebagian besar pengasuh anak. Adanya pengetahuan gizi ibu akan memengaruhi sikapnya dan selanjutnya akan berdampak terhadap perilaku gizinya. Secara umum di negara berkembang ibu memainkan peranan penting dalam memilih dan mempersiapkan pangan untuk konsumsi keluarganya sehingga pengetahuan gizi ibu akan memengaruhi jenis pangan dan mutu gizi makanan yang dikonsumsi anggota keluarganya Hardinsyah, 2007. Menurut Munadhiroh 2009, pengetahuan gizi diartikan sebagai segala apa yang diketahui berkenaan dengan zat makanan. Tingkat pengetahuan menentukan perilaku konsumsi pangan, salah satunya melalui pendidikan gizi sehingga akan memperbaiki kebiasaan konsumsi pangan dirinya dan keluarganya Suhardjo, 2003.

5.8. Sikap dengan Praktek Kadarzi

Dokumen yang terkait

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Laporan Praktek Kerja Lapangan di Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

0 16 1

HUBUNGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI KECAMATAN Hubungan Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten.

0 2 9

Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Inti Dengan Kesiapan Remaja Putra Dan Putri Pada Masa Pubertas Di Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie Tahun 2014

0 0 19

Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Inti Dengan Kesiapan Remaja Putra Dan Putri Pada Masa Pubertas Di Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie Tahun 2014

0 0 2

Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Inti Dengan Kesiapan Remaja Putra Dan Putri Pada Masa Pubertas Di Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie Tahun 2014

0 0 12

KUESIONER HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA KARAKTERISTIK KELUARGA

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga Sadar Gizi - Hubungan Karakteristik Keluarga dan Pemberdayaan Masyarakat dengan Praktek Kadarzi di Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya

0 0 34

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Karakteristik Keluarga dan Pemberdayaan Masyarakat dengan Praktek Kadarzi di Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya

0 0 9

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA TESIS

0 0 16