5.5. Pendapatan dengan Praktek Kadarzi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 10 28,6 dari 35 responden yang memiliki pendapatan tinggi berpraktek Kadarzi, sementara responden
yang pendapatannya rendah sebanyak 16 11,7 dari 137 responden berpraktek Kadarzi. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square diperoleh p-value sebesar 0,026
p-value 0,05, yang berarti bahwa pendapatan berhubungan secara signifikan dengan praktek Kadarzi.
Menurut Berg 1986, pendapatan dianggap sebagai salah satu determinan utama dalam diet dan status gizi. Ada kecenderungan yang relevan terhadap
hubungan pendapatan dan kecukupan gizi keluarga. Hukum Perisse mengatakan jika terjadi peningkatan pendapatan, maka makanan yang dibeli akan lebih bervariasi
Parsiki, 2003. Selain itu menurut hukum ekonomi hukum Engel yang disebutkan bahwa mereka yang berpendapatan sangat rendah akan selalu membeli lebih banyak
makanan sumber karbohidrat, tetapi jika pendapatannya naik maka makanan sumber karbohidrat yang dibeli akan menurun diganti dengan makanan sumber hewani dan
produk sayuran. Menurut Madihah 2002 pada umumnya bila pendapatan keluarga meningkat
maka kecukupan gizi keluarga akan meningkat. Namun, pendapatan tinggi tidak menjamin untuk mendapatkan gizi yang cukup, jadi kemampuan membeli makanan
tidak menjamin untuk dapat memilih makanan yang baik. Menurut Suhardjo 2003 pada keluarga yang pendapatannya rendah, tentu rendah pula jumlah uang yang
dibelanjakan untuk makanan itu. Bila pendapatan menjadi semakin baik, maka
Universitas Sumatera Utara
jumlah uang dipakai untuk membeli makanan dan bahan makanan itu juga meningkat, sampai suatu tingkat tertentu dimana uang tidak banyak berubah.
Penurunan daya beli akan menurunkan kualitas dan kuantitas pangan serta aksesibilitas pelayanan kesehatan terutama sekali bagi warga kelas ekonomi bawah.
Hal ini akan berdampak negatif terhadap kesehatan anak yang rentan terhadap gangguan gizi dan kesehatan Gabriel, 2008. Besarnya pendapatan yang diperoleh
setiap keluarga tergantung dari pekerjaan mereka sehari-hari. Pendapatan dalam satu keluarga akan memengaruhi aktivitas keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehingga
akan menentukan kesejahteraan keluarga termasuk dalam perilaku gizi seimbang Yuliana, 2004.
5.6. Besar Keluarga dengan Praktek Kadarzi