Larangan-larangan dalam perwalian Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perwalian Terhadap Anak Di Bawah Umur Korban Tsunami Di Aceh

84 terhadap harta benda anak yang berada dibawah perwalianya agar harta tersebut dapat diserahkan kembali kepada anak yang berada dibawah perwaliannya pada saat anak tersebut dewasa dalam keadaan baik dan jelas.

4. Larangan-larangan dalam perwalian

Megenai larangannya ini tegas diatur pada Pasal 52 namun merujuk ke Pasal 48 undang-undang Nomor 1 tahun 1974, yang menyatakan larangan bagi wali yang tidak diperbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan barang-barang tetap yang dimiliki sianak yang belum berumur 18 tahun atau belum melakukan perkawinan kecuali apabila kepentingan anak tersebut memaksa. Selain larangan tersebut diatas menurut Subekti juga terdapat golongan- golongan yang tidak dapat diangkat menjadi wali yaitu: 1. Orang yang sakit ingatan; 2. Orang yang belum dewasa; 3. Orang yang berada dibawah pengampuan curatele; 4. Orang yang telah dicabut kekuasaan sebagai orang tua, jika pengangkatan tersebut untuk anak yang menyebabkan pencabutanya; 5. Kepala dan anggota-anggota Balai Harta Peninggalan, jika tidak diminta oleh pengadilan. 109

C. Baitul Mal Sebagai Salah Satu Lembaga Perwalian Di Aceh 1.

Tugas dan Kewenangan Baitul Mal Menurut fiqh Islam Baitul Mal adalah “suatu badan atau lembaga yang bertugas mengurusi kekayaan Negara, terutama keuangan, baik yang berkenaan 109 Subekti, Op, Cit. hal. 52 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 85 dengan pemasukan maupun pengelolaan”. 110 Namun terhadap pembentukan lembaga Baitul Mal ini tidak disebutkan secara tegas didalam Al-quran maupun Al-hadist, akan tetapi karena manfaatnya dirasakan sangat besar maka Baitul Mal tetap dipertahankan didalam pemerintahan Islam semenjak Umar bin Khattab. Namun bagaimana bentuk dan tatacara pengelolaannya juga tidak ada pengaturan yang tegas didalam hukum Islam sama halnya seperti pembentukan lembaga Baitul Mal itu sendiri. Hukum Islam dalam hal ini memberikan kebebasan kepada pemerintah untuk membuat aturan-aturan yang dianggap sesuai dan memberi manfaat bagi Negara dan rakyat, dengan demikian maka bentuk dan sistem pengelolaan Baitul Mal dapat saja berubah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhannya disamping dapat pula berbeda-beda antara Negara yang satu dengan yang lainnya. Baitul Mal sebagai salah satu lembaga yang dibentuk di Aceh, mempunyai tugas dan wewenang untuk menjadi waliwali pengawas seperti halnya Balai harta peninggalan, Ketentuan tentang Baitul Mal tersebut diatur didalam Qanun peraturan daerah, yaitu sebagaimana diatur didalam Qanun Aceh Nomor 10 tahun 2007, bahwa Baitul Mal adalah lembaga daerah non struktural yang diberikan kewenangan untuk mengelola dan mengembangkan zakat, wakaf, harta agama dengan tujuan untuk kemaslahatan umat serta menjadi waliwali pengawas terhadapa anak yatim piatu danatau hartanya serta pengelolaan terhadap harta warisan yang tidak mempunyai 110 Harun Nasition, et.al, IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, Cet. II edisi revisi, Djambatan, Jakarta, 2002, Hal. 159. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 86 wali berdasarkan Syariat Islam. Sebagaimana di ketahui Qanun ini lahir dalam rangka pelaksanaaan Syariat Islam di Aceh. Dalam hukum ditentukan beberapa golongan yang dapat dikategorikan belum memiliki kecakapan hukum, diantaranya orang dewasa yang memiliki kemampuan dalam hukum tidak cakap hukum, Seorang anak yang masih di bawah usia 21 tahun, atau seseorang yang memiliki cacat secara mental. Menurut tugas dan fungsi dari Baitul Mal, wali Nashab, Menjadi wali Pengawas terhadap wali nashab terhadap anak yang tidak mempunyai orang tua dan wali pengampu terhadap orang dewasa yang tidak cakap bertindak. Maka dapat disimpulkan bahwa Baitul Mal merupakan salah satu lembaga perwalian di Aceh. Seperti diketahui bahwa “perwalian adalah merupakan suatu lembaga pengawasan terhadap anak di bawah umur atau belum cakap menurut hukum, yang tidak berada dibawah kekuasaan orang tua serta untuk pengawasan benda atau kekayaan anak tersebut di atur oleh undang-undang.” 111 Selain itu menurut Subekti, umumnya anak yang berada dibawah perwalian adalah: 1. anak sah yang kedua orangtuanya telah dicabut kekuasaan orang tua; 2. anak sah yang orang tuanya telah bercerai; 3. anak yang lahir diluar perkawinan natuurlijk kind. 112 111 Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, PT. Intermasa, Jakarta, 2001, hal. 52 112 Ibid. hal 53 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 87 Dalam literatur Islam “perwalian dikenal sebagai kekuasaan yang dimiliki seseorang untuk secara langsung melakukan suatu tindakan sendiri tanpa harus bergantung terikat atas seizin orang lain.” 113 Sedangkan yang dimaksud “wali nashab adalah wali yang berdasarkan ikatan pertalian darah menurut ukuran terdekat, misalnya bapak, kakak laki-laki seibu dan sebapak, kakak laki-laki sebapak dan sebagainya.” 114 Penjelasan tentang wali nashab dapat dilihat didalam pasal 21 Kompilasi Hukum Islam yang membagi wali nashab tersebut pada 4 golongan, yaitu: 1. Kelompok kerabat laki-laki garis lurus ke atas yakni ayah, kakek dari pihak ayah dan seterusnya. 2. Kelompok kerabat saudara laki-laki kandung atau saudara laki-laki seayah dan keturunan laki-laki mereka. 3. Kelompok kerabat paman, yakni saudara laki-laki kandung ayah, saudara seayah dan keturunan laki-laki mereka. 4. Kelompok saudara laki-laki kandung kakek, saudara laki-laki seayah kakek dan keturunan laki-laki mereka. Jika wali nashab tersebut tidak ada, maka menurut Pasal 39 Qanun Nomor 10 tahun 2007 Baitul Mal dapat ditunjuk menjadi wali terhadap anak yang tidak mempunyai wali nashab tersebut, akan tetapi jika telah ditetapkan wali terhadap anak 113 Muhammad Amin Summa, Hukum keluarga Islam di dunia Islam, Edisi Revisi, PT, Raja Grafindo Persada, 2005. Hal. 134 114 Serambi Indonesia, Baitul Mal Aceh Tetapkan Lima Program Unggulan, Edisi 13 Oktober 2010. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 88 tersebut maka Baitul Mal juga diberikan kewenangan untuk menjadi wali pengawas terhadap wali Nashab. Selanjutnya didalam Pasal 40 Qanun Nomor 10 tahun 2007, Baitul Mal juga diberikan kewenangan sebagai wali pengampu terhadap orang dewasa yang tidak cakap bertindak. Pengampuan curatele ialah suatu lembaga yang khusus mengurus orang dewasa yang tidak dapat atau kurang mampu untuk bertindak sewajarnya sebagaimana layaknya orang dewasa, sehingga untuk dapat melakukan tindakan-tindakan hukum orang-orang seperti itu masih memerlukan bantuan dari orang lain yang khusus untuk melindungi dan mengamankan segala kepentingan orang yang bersangkutan. 115 Pengampuan disebut juga sebagai Al-hajru yang berarti penyempitan dan pencegahan dari seeorang mengelola hartanya, yang dapat dibedakan: 1. Pengawasan terhadap orang lain, seperti pengawasan terhadap seseorang yang dinyatakan pailit dan mencegah dari mengelola hartanya sendiri yang bertujuan melindungi hak-hak kreditor. 2. Pengampuan terhadap diri, jiwa seperti pengawasan yang dilakukan terhadap anak dibawah umur, orang safah bodoh, pandir dan orang gila. 116 Baitul Mal dapat menjadi Wali Pengampu dalam hal tidak adanya orang yang menjadi wali pengampu dengan mengajukan permohonan penetapan ke Mahkamah Syar’iyah, Setelah diangkat menjadi wali atau wali pengampu oleh Mahkamah Syar’iyah, maka Baitul Mal dalam menjalankan tugasnya mempunyai kewajiban sebagai berikut: 1. Mengurus anak atau orang yang berada dibawah pengasuhanpengampuannya dan harta bendanya dengan sebaik-baiknya. 115 Djanius Djamin dan Samsul Arifin, Bahan Dasar Hukum Perdata, Akademi Keuangan dan Perbankan Perbanas, Medan, 1992, Hal. 86 116 Muhammad Amin Summa Opcit, Hal. 138. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 89 2. Membuat daftar harta kekayaan anak atau orang sebagaimana dimaksud pada huruf a yang harta kekayaannya berada dibawah kekuasaannya pada waktu memulai jabatannya serta mencatat semua perubahan-perubahannya. 117 Berikut ini merupakan ruang lingkup tugas dan kewenangan serta kewajiban Baitul Mal Aceh dalam menjalankan fungsinya, Baitul Mal diberikan tugas dan kewenangan yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan dan qanun mengenai Baitul Mal. Adapun tugas-tugas Baitul Mal dapat diperinci sebagai berikut: 1. Mengurus dan mengelola zakat 2. Mengurus dan mengelola Tanah Wakaf 3. Melakukan pengumpulan, penyaluran dan pendayagunaan zakat 4. Melakukan sosialisasi zakat, wakaf dan harta agama lainnya 5. Menjadi Wali terhadap anak yang tidak mempunyai wali nashab, 6. Menjadi wali Pengawas terhadap wali nashab, 7. Menjadi wali pengampu terhadap orang dewasa yang tidak cakap. 8. Menjadi pengelola terhadap harta yang tidak diketahui pemilik atau ahli warisnya berdasarkan putusan Mahkamah Syari’ah. 9. Membuat perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi umat berdasarkan prinsip saling menguntungkan. Tugas-tugas tersebut merupakan tugas utama Baitul Mal.

2. Dasar Hukum Baitul Mal

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Pengurusan Harta Kekayaan Anak Angkat Dibawah Umur pada WNI Keturunan Tionghoa (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor : 2161 K/PDT/2011)

2 91 130

Bentuk-bentuk Kekerasan Seksual Terhadap Anak Di Bawah Umur

0 80 9

Tinjauan Yuridis Terhadap Sengketa Pemeliharaan Anak Di Bawah Umur Sebagai Akibat Perceraian Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Dan Kompilasi Hukum Islam (Studi Putusan Mano. 23/Pdt.G/2013/Pa.Bik )

1 55 89

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERKAWINAN ORANG DEWASA DENGAN ANAK DI BAWAH UMUR Tinjauan Yuridis Terhadap Perkawinan Orang Dewasa Dengan Anak Diwah Umur (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Boyolali).

0 0 15

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERKAWINAN ANAK DI BAWAH UMUR DAN AKIBAT HUKUMNYA Tinjauan Yuridis Tentang Perkawinan Anak Di Bawah Umur Dan Akibat Hukumnya (Studi Kasus di Pengadilan Agama Sukoharjo).

0 3 14

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERKAWINAN ANAK DI BAWAH UMUR DAN AKIBAT HUKUMNYA Tinjauan Yuridis Tentang Perkawinan Anak Di Bawah Umur Dan Akibat Hukumnya (Studi Kasus di Pengadilan Agama Sukoharjo).

0 10 21

BAB II TINJAUAN TENTANG HUKUM PERWALIAN BAGI ANAK YANG TIDAK ADA ORANG TUANYA A. Pengertian Anak dan Batasan Usia Anak 1. Pengertian Anak - Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perwalian Terhadap Anak Di Bawah Umur Korban Tsunami Di Aceh

0 0 28

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Perwalian Terhadap Anak Di Bawah Umur Korban Tsunami Di Aceh

0 0 27

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PERWALIAN TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR KORBAN TSUNAMI DI ACEH

0 0 15

PRINSIP ADAT ACEH TENTANG PERWALIAN ANAK KORBAN GEMPA DAN TSUNAMI DI BANDA ACEH DAN ACEH BESAR

0 0 12