102
1. Menyangkut Simpanan di Bank
Selanjutnya didalam Undang-undang Nomor 48 Tahun 2007 dalam BAB IV mengatur juga masalah perbankan yang berkaitan dengan perwalian. Hal ini
menyangkut dengan simpanan yang ada di Bank yang ditinggalkan oleh orang tua sianak yang terdapat dalam Pasal 16 ayat 1. Bank dapat mengeluarkan bukti
kepemilikan atas simpanan yang hilang atau musnah akibat bencana gempa bumi dan tsunami sesuai dengan pencatatan pada bank berdasarkan permintaan dari nashabah
atau ahli wariswali nashabah setelah bank menyakini kebenaran identitas nasabah atau ahli wariswali nasabah.
Mengenai bank menyakini “kebenaran identitas nashabah atau ahli wariswali nashabah maka bank meminta nashabah atau ahli wariswali nashabah mengisi
formulir identifikasi dan meminta bukti keterangan ahli wariswali nashabah yang dikeluarka dn oleh pengadilan.”
129
Bank Indonesia kemudian mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia PBI nomor 1039PBI2008 yang merupakan tindak lanjut dari Undang-undang nomor 48
tahun 2007. Berdasarkan ketentuan Pasal 23 dari Undang-undang Nomor 48 tahun 2007. Menyatakan bahwa ketentuan lebih lanjut tentang penyelesaian berbagai
permasalahan perbankan pasca bencana gempa bumi dan tsunami diatur dengan Peraturan Bank Indonesia PBI.
Ruang lingkup peraturan PBI ini berlaku bagi Bank Umum konvensional, Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Umum Syar’iyah, jadi tidak hanya terbatas
kepada Bank konvensional saja.
129
Lihat pasal 16 ayat 2 perpu nomor 2 tahun 2007
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
103
Kemudian selanjutnya didalam peraturan ini mewajibkan Bank untuk menyerahkan SimpananInvestasi nashabah tidak diketahui keberadaan pemilik atau
ahli warisWali nashabah kepada Baitul Mal atau Balai Harta Peninggalan setelah memperoleh penetapan pengadilan melalui langkah-langkah berikut:
1. Melakukan penelitian terhadap rekening-rekening simpananinvestasi yang diduga tidak ada lagi pemilik atau ahli wariswali nashabah;
2. Mengumumkan nama dan alamat dimaksud sekurang-kurangnya 3 tiga kali sampai dengan tanggal 6 September 2009;
3. Pengumuman dilakukan melalui surat kabar berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran luas di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
Kepulauan Nias, Provinsi Sumatera Utara yang berskala lokal paling sedikit 2 dua kali dan dan melalui surat kabar berbahasa Indonesia berskala nasional
paling sedikit 1 satu kali; 4. Menyampaikan pengumuman sebagaimana dimaksud pada huruf c untuk
dimuat pada Berita Daerah atas pengumuman melalui surat kabar lokal dan pada Berita Negara atas pengumuman melalui surat kabar nasional; dan
5. Mengajukan permohonan penetapan kepada Pengadilan yang berwenang. Setelah pengumuman yang dilakukan Bank sampai tanggal 6 September 2009,
maka selambat-lambatnya 1 tahun setelah tanggal yang ditentukan tersebut tidak ada orang yang muncul sebagai nashabah atau ahli wariswali maka bank harus
mengajukan permohonan penetapan ke Mahkamah Syar’iyah untuk menetapkan Baitul Mal sebagai pengelola dari simpanan nashabah dimaksud.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
104
Mengenai penggunaan harta sianak yang berada dibawah perwalian oleh walinya sebenarnya tidak ada ketentuan spesifik dalam hukum formal yang mengatur
berapa banyak seorang wali miskin dapat menggunakan harta anak di bawah perwaliannya. Begitupula, tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai ukuran yang
akurat seberapa banyak harta milik anak yatim yang dapat dimanfaatkan menurut kepatutan. Namun, jika kita merujuk kepada Qur’an An-Nisa:6, seorang wali miskin
hanya diperbolehkan memanfaatkan harta anak yatim untuk sebatas kebutuhan pangan falya’kul yang sewajarnya. Namum pada kenyataanya bayak wali yang
mempergunakan harta anak yang dibawah perwalianya walaupun wali tersebut kaya tetapi ia mengambil manfaat dari harta anak yatim dibawah perwaliannya.
2. Mengenai Permasalahan Pertanahan