5. Unsur-unsur dalam Fotografi
a. Unsur Teknis
1 Pencahayaan
Secara harfiah, fotografi adalah melukis dengan cahaya. Apabila fotografi di analogikan sebagai suatu lukisan, maka dapat dikatakan cahaya adalah cat
lukisnya, sedangkan film atau sensor digital adalah kanvasnya, serta kamera itu sendiri adalah kuasnya. Oleh karena itu cahaya adalah unsur utama dari fotografi,
dan diperlukan kecakapan teknis penguasaan kamera untuk mengaturnya, mengingat kanvas dalam fotografi adalah benda yang sangat peka terhadap
cahaya, kesalahan dalam pencahayaan dapat berakibat kerusakan permanen pada foto.
Pencahayaan exposure adalah proses pemasukan cahaya untuk mengekspos medium peka cahaya baik berupa film maupun sensor digital pada
tingkat luminitas tertentu sehingga terekam sebuah gambar. Ada tiga unsur dalam pengaturan tingkat pencahayaan, yaitu:
a Rana atau speed s, yaitu jendela pada kamera yang mengatur masuknya
cahaya dengan cara buka-tutup dalam satuan waktu tertentu sehingga dapat mengatur cepat-lambatnya cahaya masuk kedalam kamera. Satuan
angka indikatornya dimulai dari: 1 satu detik; 2 12 detik; 4; 8; 15; 30; 60; 125; 250; 500; 1000; 2000; 4000; 8000.
b Diafragma f, mengatur lebar-sempitnya bukaan lubang cahaya pada
lensa, yang bekerja untuk menyesuaikan sedikit-banyaknya cahaya yang masuk kedalam kamera. Satuan angka indikatornya antara lain: 1,2; 2; 3,5;
4; 5,6; 8; 11; 16; 22; 32.
c Tingkat kepekaan film atau sensor digital dalam menangkap cahaya yang
dinyatakan dalam satuan International Standard Organization ISO. Angka indikatornya: 50; 100; 200; 400; 800; 1600; 3200; 6400.
12
Untuk mengukur ketepatan pencahayaan pada suatu tingkat luminitas tertentu, digunakan light meter, baik yang terdapat dalam kamera ataupun light
meter genggam hand healt. Light meter berguna sebagai petunjuk untuk mendapatkan pencahayaan dengan kombinasi dari bukaan f, s, dan ISO dalam
satuan tepat normalcorrect, kurang under, dan lebih over dalam suatu kondisi cahaya tertentu.
Bila dilihat dari sumbernya, cahaya memiliki dua jenis pencahayaan, yaitu: cahaya natural avaliable light, yaitu matahari; serta cahaya buatan artificial
light, yaitu cahaya yang bersumber baik dari berbagai jenis lampu, cahaya lilin, maupun lampu flashblitz.
2 Tehnik Pemotretan
` Selain memahami tiga kombinasi pencahayaan serta kemampuan untuk
menggunakan light meter, fotografer pun harus memahami tehnik-tehnik dasar yang dikenal dalam pemotretan, antara lain:
a Ruang Tajam
Ruang tajam depth of field adalah luasnya tingkat ketajaman gambar pada sebuah medium dua dimensi foto. Ruang tajam dipengaruhi oleh
pengaturan diafragma f. Semakin lebar bukaan f, maka semakin sempit ruang tajamnya, begitu pula sebaliknya. Ruang tajam luas dapat dilihat
dalam angka indikator, yaitu f5,6. Sedangkan angka f8 adalah ruang
12
Prof.Dr.r.m.Soelarko, Fotografi untuk Salon Foto dan Lomba Foto. Bandung: PT. Karya Nusantara:1978 ,h.13
tajam sedang, dan f11 adalah ruang tajam sempit. Selain lebar- sempitnya f, ruang tajam juga dipengaruhi oleh focal length, yaitu
panjang-pendeknya titik bakar lensa, biasanya menggunakan satuan ukur mili meter. Perbedaan jenis lensa wide, normal, dan tele memiliki
perbedaan pula titik bakarnya. Semakin panjang titik bakar lensa tele akan berpengaruh pada semakin sempitnya ruang tajam, dan lensa dengan
titik bakar lebih pendek wide berlaku sebaliknya. b
Penajaman Gambar focusing, Yaitu penyesuaian titik bakar gambar yang diproyeksikan pada medium
rekam. Focusing dilakukan dengan menyetel gelang fokus yang terdapat pada bagian depan lensa.
c Freezing, yaitu membekukan gambar subjek bergerak dengan tehnik
menggunakan speed cepat, sehingga menghasilkan gambar yang detail dan tajam serta memberikan efek pause pada gerakan subjek.
d Panning, yaitu memotret subjek bergerak dengan tehnik kamera mengikuti
gerakan subjek serta menggunakan speed lambat. Gambar yang dihasilkan akan terekam tajam pada subjek, namun ada kesan bergerak karena latar
belakang yang kabur. e
Moving, yaitu memotret dengan speed lambat sehingga dapat menangkap kesan bergerak pada subjek. Yang membedakan dengan tehnik panning
adalah kamera yang tidak bergerak pada tehnik moving. f
Silhouette, yaitu memotret subjek foto dengan tehnik kamera berhadapan langsung dengan sumber cahaya, sehingga menghasilkan gambar di mana
subjek terlihat seperti bayangan.
Dengan memanfaatkan teknik tersebut, foto akan terlihat lebih menarik dan dinamis serta tidak monoton.
b. Unsur Estetis
1 Sudut Pandang
Berdasarkan sudut pengambilan gambar camera angle.
13
a Bird Eye View
Pengambilan gambar dilakukan dari atas ketinggian tertentu, sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-
benda lain yang tampak di bawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.
b High Angle
Menempatkan objek lebih rendah dari pada kamera, atau kamera lebih tinggi daripada objek, sehingga yang terlihat pada kaca pembidik
objek yang terkesan mengecil. Sudut pengambilan gambar tepat di atas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatis yaitu
kecil atau kerdil. c
Low Angle Menempatkan kamera lebih rendah dari objek, atau objek lebih
tinggi dari kamera, sehingga objek terkesan membesar. Sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan
dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan. d
Eye Level
13
Audy Mirza Alwi, Foto Jurnalistik, Jakarta: PT Bumi Aksara,2004, h. 46