KeturunanGenetik Umur Jenis Kelamin Status Gizi

atau cedera saraf spinal, berkurangnya compliance paru, misalnya pada penderita asma kronik, tuberkulosa, bronchitis kronik, kanker paru dan pleuritis fibrosa dan pada penderita penyakit bendungan paru, misalnya pada payah jantung kiri Guyton, 1994. Daya tahan kardiorespirasi, yaitu kesanggupan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan latihan untuk mengambil oksigen dan mendistribusikan ke jaringan yang aktif untuk metabolisme tubuh, dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor antara lain: keturunangenetik, usia, jenis kelamin, masa kerja, waktu kerja, kebiasaan merokok, riwayat penyakit gangguan pernafasan, status gizi, kebiasaan berolah ragaaktivitas fisik dan penggunaan alat pelindung diri berupa masker Yunus, 1997; Guyton Hall, 1996; Harrington, 2005; Murray Lopez, 2006; Suma’mur, 1994; Raharjoe dkk, 1994. Berikut dijabarkan faktor-faktor yang memengaruhi nilai kapasitas vital paru sebagai berikut :

1. KeturunanGenetik

Dari penelitian diketahui bahwa 93,4 volume O 2

2. Umur

max ditentukan oleh faktor genetik. Hal ini dapat dirubah dengan melakukan latihan yang optimal Yunus, 1997. Pada individu normal terjadi perubahan nilai fungsi paru secara fisiologis sesuai dengan perkembangan umur dan pertumbuhan parunya lung growth. Mulai Universitas Sumatera Utara pada fase anak sampai kira – kira umur 22 – 24 tahun terjadi pertumbuhan paru sehingga pada waktu itu nilai fungsi paru semakin besar bersamaan dengan pertambahan umur. Beberapa waktu nilai fungsi paru menetap stasioner kemudian menurun secara gradual pelan – pelan, biasanya umur 30 tahun sudah mulai penurunan, berikutnya nilai fungsi paru FVC = Force Vital CapacityKapasitas Vital Paksa dan FEV1 = Force Expiratory VolumVolume Ekspirasi Paksa Satu Detik Pertama mengalami penurunan rata-rata sekitar 20 ml tiap pertambahan satu tahun umur individu Pearce, 1986. Kapasitas paru orang berumur 30 tahun rata-rata 3.000 ml sampai 3.500 ml, dan pada mereka yang berusia 50 tahun lebih kecil dari 3.000 ml. Meningkatnya umur seseorang maka kerentanan terhadap penyakit akan bertambah, khususnya gangguan saluran pernafasan pada tenaga kerja Yunus, 2006.

3. Jenis Kelamin

Nilai kapasitas vital paru pria dan wanita sampai usia pubertas tidak berbeda, namun setelah itu dewasa laki-laki lebih tinggi 20-25 daripada wanita dewasa. Hal ini antara lain disebabkan oleh perbedaan kekuatan otot pria dan wanita Yunus, 1997.

4. Status Gizi

Indeks masa tubuh dapat digunakan sebagai indikator kondisi status gizi pekerja. Status gizi akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang. Ketidakseimbangan gizi dalam tubuh akan mengakibatkan menurunkan imunitas Universitas Sumatera Utara dan anti bodi sehingga seseorang mudah terserang infeksi seperti batuk, pilek, diare dan berkurangnya kemampuan tubuh untuk melakukan detoksifikasi terhadap benda asing seperti debu yang masuk ke dalam tubuh Murray Lopez, 2006. Keadaan kesehatan berdasarkan kecukupan gizi umumnya dapat ditentukan dengan Indeks Masa TubuhIMT atau Body Mass IndexBMI. Menurut WHO ditetapkan tabel 2.1 seperti dibawah ini. Tabel 2.1 Ambang Batas IMT Category BMI Risk of Co-Morbidities Underweight 18.5 Normal 18.5 – 24.9 Average Overwieght 25.0 – 29.9 Increased Obese I 30.0 – 34.9 Moderate Obese II 35.0 – 39.9 Severe Obese III ≥ 40 Very Severe Sumber : WHO, 2003 Berat Badan kg IMT = Tinggi Badan 2

5. Kebiasan Merokok