3.
Smoke Smoke atau asap adalah produk dari pembakaran bahan organik yang tidak
sempurna dan berukuran sekitar 0,5 mikron.
2.1.2 Macam dan Sifat-sifat Debu
Menurut macamnya, debu diklasifikasikan atas 3 jenis yaitu Depkes R.I, 1993 :
1.
Debu organik adalah debu yang berasal dari makhluk hidup debu kapas, debu
daun-daunan, tembakau dan sebagainya.
2.
Debu metal adalah debu yang di dalamnya terkandung unsur-unsur logam Pb, Hg,
Cd, dan Arsen.
3.
Debu mineral ialah debu yang di dalamnya terkandung senyawa kompleks SiO
2
, SiO
3
Debu memiliki karakter atau sifat yang berbeda-beda, antara lain debu fisik debu tanah, batu, dan mineral, debu kimia debu organik dan anorganik dan debu
biologis virus, bakteri, kista, debu eksplosif atau debu yang mudah terbakar batu bara, Pb, debu radioaktif uranium, tutonium, debu inert debu yang tidak bereaksi
kimia dengan zat lain. Debu di atmosfer lingkungan kerja biasanya berasal dari bahan baku atau hasil produksi. Sifat-sifat debu tidak berflokulasi, kecuali oleh gaya tarikan
elektris, tidak berdifusi, dan turun karena tarikan gaya tarik bumi.
, dll.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Depkes RI 1993 sifat-sifat debu adalah sebagai berikut :
1.
Sifat Pengendapan Yaitu debu yang cenderung selalu mengendap karena gaya gravitasi bumi. Debu
yang mengendap dapat mengandung proporsi partikel yang lebih besar dari debu yang terdapat di udara.
2.
Permukaan Cenderung Selalu Bersih Permukaan debu yang cenderung selalu bersih disebabkan karena permukaannya
selalu dilapisi oleh lapisan air yang sangat tipis. Sifat ini menjadi penting sebagai upaya pengendalian debu di tempat kerja.
3.
Sifat Penggumpalan Debu bersifat menggumpal karena permukaan debu yang selalu basah maka debu
satu dengan yang lainnya cenderung menempel membentuk gumpalan. Tingkat kelembaban di atas titik saturasi dan adanya turbelensi di udara mempermudah
debu membentuk gumpalan.
4.
Debu Listrik Statik Debu mempunyai sifat listrik statis yang dapat menarik partikel lain yang
berlawanan dengan demikian partikel dalam larutan debu mempercepat terjadinya penggumpalan.
5.
Sifat Opsis Opsis adalah partikel yang basahlembab lainnya dapat memancarkan sinar yang
dapat terlihat dalam kamar gelap.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan sifat kimianya dibedakan atas 3 golongan yaitu Depkes RI,
1993 : 1.
Inert Dust Golongan debu ini tidak menyebabkan kerusakan atau reaksi fibrosis pada paru-
paru. Efeknya sangat sedikit sekali pada penghirupan normal. Reaksi jaringan pada
paru-paru terhadap jenis debu ini adalah :
a. Susunan saluran nafas tetap utuh b. Tidak terbentuk jaringan parut fibrosis di paru-paru
c. Reaksi jaringan potensial dapat pulih kembali dan tidak menyebabkan gangguan paru-paru.
2. Profilferative Dust
Golongan debu ini di dalam paru-paru akan membentuk jaringan parut Fibrosis. Fibrosis ini akan membuat pengerasan pada jaringan alveoli sehingga mengganggu
fungsi paru. Contoh debu ini yaitu debu silika, kapur, asbes dan sebagainya. 3.
Debu Asam atau Basa Kuat Golongan debu yang tidak ditahan dalam paru namun dapat menimbulkan efek
iritasi. Efek yang ditimbulkan bisa efek keracunan secara umum misalnya debu
arsen dan efek alergi, khususnya golongan debu organik. 2.1.3 Klasifikasi Debu
Berdasarkan kemudahan mengendapnya, debu industri yang terdapat dalam udara terbagi dua yaitu Pudjiastuti, 2002 :
Universitas Sumatera Utara
1. Deposit Particulate Matter
Yaitu partikel debu yang hanya berada sementara di udara, partikel ini segera mengendap karena daya tarik bumi.
2. Suspended Particulate Matter
Yaitu partikel debu yang tetap berada di udara dan tidak mudah mengendap. Debu dapat mengakibatkan gangguan pernafasan bagi pekerja pada industri-industri yang
berhubungan dengan debu yang dihasilkan proses produksinya. Lestari 2007 membedakan klasifikasi debu berdasarkan ukuran debu dan
lokasi tempat partikulat dapat terdeposit. Klasifikasi ini dibedakan atas dua fraksi, yaitu non inspirable fraction dan inspirable fraction. Inspirable fraction dapat di
subklasifikasikan menjadi lagi menjadi tiga bagian, yaitu fraksi nasofaring, fraksi trakeobronkial dan fraksi respirable.
Gambar 2.1 Klasifikasi Debu
Sumber : Lestari, 2007 Debu Total
Fraksi Non Inspirable Fraksi Inspirable
Fraksi Nasofaring
Fraksi Trakeobronkial
Fraksi Respirable
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Ukuran Partikel Debu