Pengertian Analisis Framing LANDASAN TEORI
seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks.
7
Wartawan atau media menonjolkan pemaknaan atau penafsiran mereka atas suatu peristiwa dengan memakai secara strategis kata, kalimat, lead,
hubungan antarkalimat, foto, grafik, dan perangkat lain untuk membantu dirinya mengungkapkan pemaknaan mereka sehingga dapat dipahami oleh pembaca.
Perangkat wacana itu dapat juga menjadi alat bagi peneliti untuk memahami bagaimana media mengemas peristiwa.
8
Dalam pendekatan ini, perangkat framing dapat dibagi ke dalam empat struktur besar, yaitu :
9
1. Struktur sintaksis.
Sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa - pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa
– ke dalam bentuk susunan umum berita. Struktur semantik ini dengan demikian dapat diamati dari bagan
berita lead yang dipakai, latar, headline, kutipan yang diambil, dan sebagainya. Bagian itu tersusun dalam bentuk yang tetap dan teratur sehingga membentuk
skema yang menjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun. Headline mempunyai fungsi framing kuat. Pembaca cenderung lebih
mengingat headline yang dipakai dibandingkan bagian berita. Headline mempengaruhi bagaimana kisah dimengerti untuk kemudian digunakan dalam
membuat pengertian isu dan peristiwa sebagaimana mereka beberkan. Selain headlinejudul, lead adalah perangkat sintaksis lain yang sering digunakan. Lead
7
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, h.175
8
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS Yogyakarta,2002, h.254
9
Ibid, h.255
yang baik umumnya memberikan sudut pandang dari berita, menunjukan perspektif tertentu dari peristiwa yang diberitakan.
10
Latar merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi makna yang ingin ditampilkan wartawan. Seorang wartawan ketika menulis berita biasanya
mengemukakan latar belakang atas peristiwa yang ditulis. Latar yang dipilih menentukan ke arah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Bagian berita lain
yang penting adalah pengutipan sumber berita. Bagian ini dalam penulisan berita dimaksudkan untuk membangun objektivitas-prinsip keseimbangan dan tidak
memihak.
11
Intinya, struktur sintaksis mengamati bagaimana wartawan memahami peristiwa yang dapat dilihat dari cara ia menyusun fakta ke dalam bentuk umum
berita. Elemen sintaksis memberi petunjuk yang berguna tentang bagaimana wartawan memaknai peristiwa dan hendak kemana berita tersebut akan dibawa.
2. Struktur skrip
Skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana
strategi cara bercerita atau bertutur yang dipakai oleh wartawan dalam mengemas peristiwa ke dalam bentuk berita.
Seperti halnya novelis, wartawan ingin agar khalayak pembaca tertarik dengan berita yang ditulis. Karenanya, peristiwa diramu dengan mengaduk unsur
emosi, menampilkan peristiwa tampak sebagai sebuah kisah dengan awal, adegan, klimaks dan akhir. Bentuk umum dari struktur skrip ini adalah pola 5 W + 1 H
who, what, when, where, why, dan how. Meskipun pola ini tidak selalu dapat
10
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS Yogyakarta,2002, h.257-258
11
Ibid, h.259
dijumpai dalam setiap berita yang ditampilkan, kategori informasi ini yang diharapkan diambil oleh wartawan untuk dilaporkan.
12
3. Struktur tematik.
Tematik berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan
antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Dalam menulis berita, seorang wartawan mempunyai tema tertentu atas suatu peristiwa. Ada beberapa
elemen yang dapat diamati dari perangkat tematik ini. Di antaranya adalah koherensi: pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat.
Ada beberapa macam koherensi. Pertama, koherensi sebab-akibat. Proposisi atau kalimat satu dipandang akibat atau sebab dari proposisi lain.
Kedua, koherensi penjelas. Proposisi atau kalimat satu dilihat sebagai penjelas proposisi atau kalimat lain. Ketiga, koherensi pembeda. Proposisi atau kalimat
satu dipandang kebalikan atau lawan dari proposisi atau kalimat lain. proposisi mana yang dipakai dalam teks berita, secara mudah dapat dilihat dari kata
hubung yang dipakai. Proposisi sebab-akibat umumnya ditandai dengan kata hubung “sebab” atau “karena”. Koherensi penjelas ditandai dengan pemakaian
kata hubung “dan” atau “lalu”.sementara koherensi pembeda ditandai dengan kata hubung “dibandingkan” atau “sedangkan”.
13
4. Struktur retoris.
Retoris berhubungan dengan bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita. Struktur ini akan melihat bagaimana wartawan
memakai pilihan kata, idiom, grafik dan gambar yang dipakai bukan hanya
12
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS Yogyakarta,2002, h.260
13
Ibid, h.263-264
mendukung tulisan, melainkan juga menekankan arti tertentu kepada pembaca.
14