ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN MENINGGALNYA PENUTUP yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi dari framing yang saling berkaitan. Pertama, dalam konsepsi psikologi. Framing dalam konsepsi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditunjukan dalam skema tertentu. Framing disini dilahat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks yang unikkhusus dan menempatkan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menojol dalam kognisi seseorang. Elemen-elemen yang diseleksi dari suatu isuperistiwa tersebut menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan dalam membuat keputusan tentang realitas. Kedua, konsepsi sosiologis. Pandangan sosiologis lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Disini dipahami bagaimana sesorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya. 6 Alex Sobur menjelaskan bahwa model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita – kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu- ke dalam teks secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana 6 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS Yogyakarta,2002, h. 252-253 seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. 7 Wartawan atau media menonjolkan pemaknaan atau penafsiran mereka atas suatu peristiwa dengan memakai secara strategis kata, kalimat, lead, hubungan antarkalimat, foto, grafik, dan perangkat lain untuk membantu dirinya mengungkapkan pemaknaan mereka sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Perangkat wacana itu dapat juga menjadi alat bagi peneliti untuk memahami bagaimana media mengemas peristiwa. 8 Dalam pendekatan ini, perangkat framing dapat dibagi ke dalam empat struktur besar, yaitu : 9 1. Struktur sintaksis. Sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa - pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa – ke dalam bentuk susunan umum berita. Struktur semantik ini dengan demikian dapat diamati dari bagan berita lead yang dipakai, latar, headline, kutipan yang diambil, dan sebagainya. Bagian itu tersusun dalam bentuk yang tetap dan teratur sehingga membentuk skema yang menjadi pedoman bagaimana fakta hendak disusun. Headline mempunyai fungsi framing kuat. Pembaca cenderung lebih mengingat headline yang dipakai dibandingkan bagian berita. Headline mempengaruhi bagaimana kisah dimengerti untuk kemudian digunakan dalam membuat pengertian isu dan peristiwa sebagaimana mereka beberkan. Selain headlinejudul, lead adalah perangkat sintaksis lain yang sering digunakan. Lead 7 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, h.175 8 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS Yogyakarta,2002, h.254 9 Ibid, h.255