PENDAHULUAN yaitu Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Karena itu praktiknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi isu tertentu dan mngabaikan isu lain; serta menonjolkan aspek isu tersebut dengan menggunakan pelbagai strategi wacana – penempatan yang mencolok menempatkan di headline, halaman depan, atau bagian belakang, pengulangan, pemakaian grafis untuk mendukung dan memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika menggambarkan orang atau peristiwa yang diberitakan. 4 Pada dasarnya framing adalah metode untuk melihat cara bercerita story telling media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yan g dijadikan berita. “Cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas. Analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media. Ada dua esensi utama dari framing, pertama, bagaimana peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan mana yang tidak diliput. Kedua, bagaimana fakta itu ditulis. Aspek ini berhubungan dengan pemakaian kata, kalimat dan gambar untuk mendukung gagasan. 5 Berbicara masalah analisis framing, banyak berbagai model yang mendukung analisis ini. Salah satunya adalah model framing yang diperkenalkan oleh Zhongdang pan dan Gerald M. Kosicki. Ini merupakan salah satu model yang paling populer dan banyak dipakai. Bagi Pan dan Kosicki, analisis framing ini dapat menjadi salah satu alternatif dalam menganalisis teks media di samping analisis isi kuantitatif. 4 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, h.164 5 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS Yogyakarta,2002, h.10 Framing didefinisikan sebagai proses membuat suatu pesan lebih menonjol, menempatkan informasi lebih daripada yang lain sehingga khalayak lebih tertuju pada pesan tersebut. Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi dari framing yang saling berkaitan. Pertama, dalam konsepsi psikologi. Framing dalam konsepsi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Framing berkaitan dengan struktur dan proses kognitif, bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dan ditunjukan dalam skema tertentu. Framing disini dilahat sebagai penempatan informasi dalam suatu konteks yang unikkhusus dan menempatkan elemen tertentu dari suatu isu dengan penempatan lebih menojol dalam kognisi seseorang. Elemen-elemen yang diseleksi dari suatu isuperistiwa tersebut menjadi lebih penting dalam mempengaruhi pertimbangan dalam membuat keputusan tentang realitas. Kedua, konsepsi sosiologis. Pandangan sosiologis lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Disini dipahami bagaimana sesorang mengklasifikasikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas diluar dirinya. 6 Alex Sobur menjelaskan bahwa model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita – kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu- ke dalam teks secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana 6 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS Yogyakarta,2002, h. 252-253