Uji Autokorelasi Analisis Statistik

ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya. Pengambilan keputusan untuk ada tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Ghozali, 2005 Selain itu dapat dideteksi dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakuakan dengan meregresi nilai absolut residual terhadap variabel dependen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

3.10.4 Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntutan sepanjang waktu yang berkaitan satu dengan lainnya. Masalah ini timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi Universitas Sumatera Utara lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu time series karena “gangguan” pada seseorang individukelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada seseorang individukelompok yang sama pada periode berikutnya. Pada data cross section silang waktu, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan pada observasi berbeda berasal dari individukelompok yag berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dapat dilakukan dengan Uji Durbin Watson. Ghozali, 2005 Hipotesis yang akan diuji adalah: H : tidak ada autokorelasi r = 0 H a : ada autokorelasi r ≠ 0 Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: - Jika nilai D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif; - Jika nilai D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi; - Jika nilai D-W diatas +2, berarti autokorelasi negatif. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Perusahaan property dan real estate yang memenuhi kriteria sebagai sampel dalam penelitian ini adalah saham perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun berturut-turut, yaitu dari tahun 2008 sampai 2012, perusahaan menerbitkan laporan keuangan tahunan dari periode 31 Desember 2008 sampai 31 Desember 2012, dan perusahaan mencantumkan harga saham penutupan closing price, ROE, DER, PBV, dan EPS pada laporan keuangan selama kurun waktu penelitian, yaitu selama periode 2008–2012. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, terdapat 18 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Perusahaan yang masuk dalam kriteria sampel terlihat dalam Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Perusahaan Property dan Real Estate yang Masuk Kriteria Sampel Periode 2008-2012 No. Emiten Nama Perusahaan 1 BIPP Bhuwanatala Indah, Tbk 2 BKSL Sentul City, Tbk 3 CTRA Ciputra Development, Tbk 4 CTRS Ciputra Surya, Tbk 5 DART Duta Anggada Reality, Tbk 6 DUTI Duta Pertiwi, Tbk 7 ELTY Bakrieland Development, Tbk 8 GMTD Gowa Makassar Development, Tbk 9 KIJK Kawasan Industri Jababeka,Tbk 10 LAMI Lamicitra Nusantara, Tbk Universitas Sumatera Utara