Penyimpanan Bahan Baku Tempe

akan berdampak pada terhambatnya produksi tempe yang akan dihasilkan oleh produsen. Industri pengolahan tempe memperoleh kacang kedelai dari tempat yang diawasi pemerintah seperti Pasar Central Medan Mall, Pasar Simpang Limun, Pasar Sei Kambing, Pasar Simalingkar, Pasar Pringgan dan distributor bahan makanan.

5.2.2 Penyimpanan Bahan Baku Tempe

Berdasarkan hasil observasi pada proses penyimpanan bahan baku tempe pada 10 industri pengolahan tempe yang menjual hasil produksi di pasar Sei Sikambing Kota Medan diperoleh bahwa semua industri tersebut belum memenuhi syarat kesehatan. Industri pengolahan tempe 100 tempat penyimpanan bahan baku tempe kedelai menjadi tempat bersarang serangga dan tikus. Rata-rata industri pengolahan tempe menyimpan kacang kedelai di dalam karung goni dan diletakkan langsung di lantai namun ada yang memberi alas berupa kain, kertas, dan alas papan atau broti. Industri pengolahan tempe yang menyimpan kacang kedelai di tempat yang bersih dan kedap air semata-mata bukan untuk menyimpan untuk jangka waktu pemakaian lebih dari 1 kali tetapi karena penyimpanan sementara sebelum direndam atau digunakan untuk proses produksi esok hari. Selain itu, bahan baku kacang kedelai yang disimpan dalam karung dibiarkan terbuka 50. Terdapat satu industri pengolahan tempe yang menutup karung kacang kedelainya tetapi hanya dengan meletakkan wadah plastik kain diatas bibir karung untuk membuat karung menjadi tertutup. Menurut asumsi peneliti, keadaan penyimpanan yang demikian memungkinkan terjadinya kontaminasi secara fisik Universitas Sumatera Utara maupun pencemaran karena vektorhewan pengganggu dan ada juga produsen lain yang sama sekali membiarkan goni tempet penyimpanan bahan baku dalam keadaan terbuka, bahkan ada juga yang manimpanya dengan barang-barang di atas goni tempat penyimpanan tempe tersebut. Tempat penyimpanan khusus harus tersedia untuk menyimpan bahan-bahan bukan pangan seperti bahan pencuci, pelumas dan oil. Tempat penyimpanan harus mudah dibersihkan dan bebas dari hama seperti serangga, binatang pengerat seperti tikus, burung, atau mikroba dan ada sirkulasi udara BPOM, 2002. Berdasarkan observasi, semua industri pengolahan tempe tidak membuat tempatruangan khusus untuk penyimpanan bahan baku, tetapi di gabung di ruang dapur rumahnya, dan diletakkan begitu saja di lantai.

5.2.3 Pengolahan Tempe

Dokumen yang terkait

Higiene Sanitasi Pengolahan dan Analisa Boraks pada Bubur Ayam yang Dijual di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012

30 178 152

Hygiene Sanitasi Pengolahan Dan Analisa Kandungan Zat Pewarna Merah Pada Makanan Kipang Pulut Di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011

0 77 97

ANALISIS PENERAPAN HIGIENE SANITASI INDUSTRI MI BASAH “X’ DAN PEMERIKSAAN ZAT PEWARNA METHANIL YELLOW SECARA KUALITATIF

1 18 107

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

6 99 184

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 19

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 2

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 7

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 1 46

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

1 1 4

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 49