Alat –alat Kerangka Konsep Jenis Penelitian Obyek Penelitian Defenisi Operasional

Tabel 2.4 Kandungan Gizi Kedelai per 100 gram Komponen Zat Gizi Jumlah Kalori 331 kcal Air 7,5 gram Protein 34 gram Lemak 18,1 gram Karbohidrat 34,8 gram Kalsium 227 mg Fosfor 585 mg Besi 8 mg Vitamin A 110 SI Vitamin B1 1,1 mg

2.7.2 Cara Pengolahan Tempe A. Persiapan Alat dan Bahan

a. Alat –alat

Beberapa alat yang dibutuhkan dalam membuat tempe sebagai berikut: 1. Kompor dan Panci 2. Mesin pembelah biji 3. Tampah atau Keranjang 4. Ember, Baskom, dan Drum Plastik 5. Karung Goni 6. Pengaduk Kayu 7. Daun pisang atau Plastik Pembungkus 8. Rak Kayu atau Bambu Dahana, 2010. Universitas Sumatera Utara

b. Bahan

1. Kedelai Bahan baku utama dalam pembuatan tempe adalah kedelai. Jenis kedelai yang digunakan biasanya kedelai kuning dan hitam. 2. Ragi Tempe Ragi tempe merupakan bibit jamur tempe atau Rhizopus aryzae. Ragi yang berbentuk serbuk ini dapat diperoleh di toko bahan pangan atau di laboratorium pangan dan mikrobiologi. 3. Air Air berguna untuk mencuci, merendam, dan merebus kedelai Dahana, 2010.

B. Proses Pembuatan Tempe

1. Perebusan dan Perendaman Rebus kedelai hingga mendidih. Jumlah air yang digunakan untuk merebus jangan terlalu banyak cukup 2-2,5 liter air untuk 1 kg kedelai. Setelah mendidih, angkat kedelai dan rendam dalam air bersih, maksimum selama dua hari atau hingga air menjadi berlendir. Umumnya, perendaman dilakukan selama 1 hari. Buang air rendaman dan cuci kedelai hingga bersih dan lendirnya hilang. 2. Pembelahan Biji dan Pembuangan Kulit Pembelahan biji bisa dilakukan dengan cara sederhana. Masukkan biji kedelai ke dalam karung goni, lalu injak-injak hingga biji kedelai terbelah. Rendam biji di dalam air sambil diremas-remas sehingga kulitnya terlepas dan mengambang Universitas Sumatera Utara di permukaan air. Buang kulit biji tersebut. Selain itu, proses pembelahan biji kedelai dapat dilakukan dengan mesin pembelah biji atau penggiling tipe cakram. Pada perusahaan pembuat tempe skala besar, mesin yang digunakan sudah dapat membelah biji sekaligus memisahkan kulit biji sehingga lebih praktis dan efisien. 3. Pencucian dan Perebusan Biji Tanpa Kulit Cuci biji yang telah terlepas dari kulitnya hingga bersih dan lendirnya hilang. Pencucian dilakukan di bawah air yang mengalir. Setelah dicuci, rebus kembali biji kedelai di dalam air mendidih hingga lunak atau selama 20-30menit. 4. Pemberian Ragi Tempe Inokulasi Taburkan ragi tempe yang telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk 10 kg kedelai diperlukan ragi tempe sekitar 200 gram. Setiap jenis ragi tempe yang dijual di pasaran memiliki kualitas yang berbeda-beda sehingga jumlah ragi yang digunakan sangat tergantung pada jenis raginya. Biasanya penambahan bahan tambahan makanan dilakukan pada proses ini. 5. Pembungkusan Plastik yang akan digunakan untuk membungkus sebaiknya di tusuk-tusuk terlebih dahulu menggunakan jarum sehingga terdapat lubang untuk sirkulasi udara. Bungkus biji kedelai yang telah diberi ragi bakal tempe dengan plastik atau daun pisang. Masukkan biji kedelai ke dalam plastik hingga cukup penuh, lalu tutup ujung plastiknya dan pipihkan isinya hingga ketebalan 1,5-2 cm. Universitas Sumatera Utara 6. Fermentasi Fermentasi dilakukan dengan meletakkan bakal tempe di rak kayu atau bambu. Proses fermentasi dilakukan sekitar 1,5-2 hari atau hingga tempe siap olah. Namun, pengrajin tempe biasanya hanya memfermentasikan selama satu hari sehingga tempe yang dihasilkan masih setengah jadi tempe mondol. Dahana, 2010. Cara Menghasilkan Tempe yang Berkualitas : 1. Tempat pengolahan dan pembungkus bersih, agar tidak terjadi kontaminasi 2. Pengupasan kulit kedelai harus dilakukan dengan baik 3. Pastikan biji kedelai terbelah karena akan memengaruhi kekompakan tempe 4. Tekstur tempe yang kompak dipengaruhi oleh jumlah isi dalam kemasan, umumnya isi bakal tempe sebanyak tiga perempat kemasan 5. Suhu selama fermentasi sebaiknya sebesar 28-34 C Dahana, 2010.

2.7.3 Ciri-Ciri Tempe Yang Baik

1. Warna putih bersih merata diseluruh bagian. Warna putih ini merupakan miselia jamur yang telah tumbuh 2. Tidak terdapat bercak hitam di permukaan tempe 3 Struktur homogen dan memiliki tekstur tempe kompak sehingga tidak hancur saat dipotong tipis 4 Apabila dicium, terdapat aroma yang khas, tidak berbau busuk menyengat Dahana, 2010. Universitas Sumatera Utara

2.8 Kerangka Konsep

Tempe Pemeriksaan Laboratorium secara kualitatif Zat Pewarna Metanil Yellow Ada+ Tidak - Kepmenkes RI No. 942MenkesSKVII2003 Tidak memenuhi syarat Memenuhi syarat Higiene Sanitasi - Pemilihan bahan baku tempe - Penyimpanan bahan baku tempe - Pengolahan tempe - Pengemasan tempe - Penyimpanan tempe - Pengangkutan tempe Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah survey yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran pelaksanaan higiene sanitasi pengolahan tempe dan analisis laboratorium dengan melakukan pemeriksaan zat pewarna metanil yellow pada hasil industri pengolahan tempe yang menjual hasil produksi di Pasar Sei Sikambing Kota Medan Tahun 2012.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada industri pengolahan tempe yang menjual hasil produksi di pasar Sei Sikambing Kota Medan dan Penelitian dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan zat pewarna Metanil yellow pada hasil industri pengolahan tempe di Balai POM. Adapun alasan dipilihnya lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena: 1. Tempat tersebut banyak memproduksi tempe 2. Di daerah ini belum pernah diakukan penelitian tentang pelaksanaan higiene sanitai dan pemeriksaan zat pewarna metanil yellow.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sd Selesai Tahun 2012. Universitas Sumatera Utara

3.3 Obyek Penelitian

Obyek pada penelitian ini adalah tempe yang dihasilkan oleh industri pengolahan tempe yang dijual di Pasar Sei Sikambing Kota Medan yaitu sebanyak sepuluh industri yang masing-masing berada di Jln. Sei Beras Sekata gg. setia Tanjung selamat, Jln. Sampul gg. johor Kec. Medan petisah, Jln. Kapten Muslim gg. melintang, Jln. Pasar 1 gg. sapto argo tanjung sari, Jln. Pasar 1 gg. matahari, Jln. Sei Beras Sekata Tanjung selamat, Jln. Bunga Asoka gg. andalas, Jln. Setia gg. amal Tanjung rejo, Jln. Hm. Tahir desa Sumber Melati Kec. Sunggal, Jln. Sampul Medan Petisah.

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan zat pewarna metanil yellow di Balai POM Medan.

3.5 Defenisi Operasional

1. Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai 2. Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Memenuhi syarat bila seluruh prinsip higiene sanitasi terpenuhi dan tidak memenuhi syarat kesehatan bila tidak memenuhi atau salah satu saja tidak sesuai dengan prinsip higiene sanitasi makanan Universitas Sumatera Utara 3. Pemilihan bahan makanan adalah proses menentukan bahan-bahan dengan kondisi segar, masih utuh dan diperoleh dari sumber yang resmi untuk digunakan dalam proses pengolahan tempe 4. Penyimpanan bahan makanan adalah menaruh bahan pada tempat yang aman sehingga tidak terjangkau tikus, serangga, serta binatang pengganggu lainnya 5. Pengolahan bahan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan kedelai menjadi tempe 6. Penyimpanan tempe adalah menaruh tempe yang sudah jadi pada tempat yang tidak dapat dijangkau oleh tikus, serangga dan binatang pengganggu lainnya 7. Pengangkutan tempe adalah mengangkut tempe dari tempat produksi ke tempat-tempat penjualan untuk di edarkan ke masyarakat 8. Pengemasan tempe adalah bahan yang digunakan untuk membungkus tempe 9. Memenuhi syarat apabila pernyataan dari observasi pada enam prinsip higiene sanitasi sesuai dengan Kepmenkes RI No.942MenkesSKVII2003 10. Tidak memenuhi syarat apabila salah satu dari pernyataan observasi pada enam prinsip higiene sanitasi tidak sesuai dengan Kepmenkes RI No.942MenkesSKVII2003 11. Zat pewarna metanil yellow adalah pewarna sintetis digunakan pada industri tekstil dan cat berbentuk serbuk atau padat yang berwarna kuning kecoklatan yang tidak diizinkan sebagai bahan tambahan makanan 12. Uji secara kualitatif adalah pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui ada tidaknya zat pewarna metanil yellow pada tempe. Universitas Sumatera Utara

3.6 Cara Pengambilan Sampel

Dokumen yang terkait

Higiene Sanitasi Pengolahan dan Analisa Boraks pada Bubur Ayam yang Dijual di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012

30 178 152

Hygiene Sanitasi Pengolahan Dan Analisa Kandungan Zat Pewarna Merah Pada Makanan Kipang Pulut Di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011

0 77 97

ANALISIS PENERAPAN HIGIENE SANITASI INDUSTRI MI BASAH “X’ DAN PEMERIKSAAN ZAT PEWARNA METHANIL YELLOW SECARA KUALITATIF

1 18 107

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

6 99 184

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 19

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 2

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 7

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 1 46

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

1 1 4

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 49