Pengemasan Tempe Penyimpanan Tempe

tempe, penggunaan peralatan tidak dikeringkan dengan alat pengeringlap yang bersih. Sedangkan 2 industri pengolahan tempe yang lain 20 lebih sering menggunakan alat yang telah dicuci pada hari sebelumnya dan dianggap sudah bersih. Peralatan diletakkan begitu saja di ruang pengolahan tempe. Karena pada umumnya peralatan untuk mengolah tempe tidak begitu banyak, dan umumnya peralatan dalam bentuk yang cukup besar. Menurut BPOM 2002, kondisi ruang pengolahan sangat menentukan mutu dan keamanan produk pangan yag dihasilkan industri pangan. Masih ditemukan vektor seperti lalat dan kecoa yang terdapat pada ruang dapur yang juga digunakan sebagai ruang pengolahan tempe. Binatang penganggu seperti tikus memang tidak ditemui pada saat proses pengolahan tempe tetapi kondisi ruang pengolahan yang tidak bersih dan kurang di terawat memungkinkan untuk tikus datang pada malam hari dan dapat mengontaminasi tempe atau bahan baku kacang kedelai serta peralatan pengolahan.

5.2.4 Pengemasan Tempe

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tahap pengemasan tempe di diperoleh bahwa sebagian industri pengolahan tempe 50 memenuhi persyaratan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 942 Tahun 2003 yakni semua menggunakan peralatan yang berdasarkan observasi terlihat bersih dalam proses pengemasan. Berdasarkan kontak langsung dengan bahan olahan maka semua industri pengolahan tempe 100 belum memenuhi persyaratan berdasarkan Keputusan Universitas Sumatera Utara Menteri Kesehatan No. 942. Dari hasil observasi tangan penyaji pengemas bahan baku tempe kontak langsung dengan bahan atau tanpa alas tangan. Menurut peneliti, pengemasan tempe yang dilakukan dengan tidak kontak lansung akan memperkecil kemungkinan terjadi kontaminasi ulang pada produk tempe yang dihasilkan.

5.2.5 Penyimpanan Tempe

Berdasarkan hasil observasi, diperoleh bahwa 5 industri pengolahan tempe sudah memenuhi syarat kesehatan yaitu industri pengolahan tempe A,E,G,H dan J, sementara yang lainnya belum memenuhi syarat kesehatan. Industri pengolahan tempe 90 menyediakan tempat khusus untuk penyimpanan tempe yang sudah jadi dalam bentuk rak yang terbuat dari kayu, bambu dan triplek. Ditata di ruang khusus didalam rumah. Rak paling bawah berjarak ± 30 cm dari permukaan lantai. Dan jarak masing- masing rak adalah ± 30 cm, dengan posisi rak bertingkat yang menyandar ke dinding rumah. Menurut Asumsi peneliti rak penyimpanan tersebut dibuat agar udara bisa bebas keluar masuk dan proses penjamuran kacang kedelai yang telah dikemas dapat berjalan dengan baik. Industri pengolahan tempe 10 menyimpan tempe yang telah jadi digantung di dinding atau ditiang-tiang rumah dan telah dibuat susunan paku. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 942 Tahun 2003, makanan yang disajikan harus dengan tempatalat perlengkapan yang bersih, dan aman bagi kesehatan. Makanan yang dijajakan harus dalam keadaan terbungkus dan atau tertutup. Pembungkus yang digunakan dan atau tutup makanan harus dalam keadaan bersih dan Universitas Sumatera Utara tidak mencemari makanan. Berdasarkan hasil observasi diperoleh 50 tempat penyimpanan tempe dalam keadaan bersih dan jauh dari sumber pencemaran.

5.2.6 Pengangkutan Tempe

Dokumen yang terkait

Higiene Sanitasi Pengolahan dan Analisa Boraks pada Bubur Ayam yang Dijual di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012

30 178 152

Hygiene Sanitasi Pengolahan Dan Analisa Kandungan Zat Pewarna Merah Pada Makanan Kipang Pulut Di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011

0 77 97

ANALISIS PENERAPAN HIGIENE SANITASI INDUSTRI MI BASAH “X’ DAN PEMERIKSAAN ZAT PEWARNA METHANIL YELLOW SECARA KUALITATIF

1 18 107

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

6 99 184

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 19

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 2

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 7

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 1 46

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

1 1 4

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 49