3.6 Cara Pengambilan Sampel
Sampel berjumlah 10 indutri pengolahan tempe yang ditentukan secara purposif. Untuk dilakukan penilaian higiene sanitasi pengolahan dan pemeriksaan zat
pewarna metanil yellow di Laboratorium. Cara pengambilan sampel sebelum dibawa ke Laboratorium masing-masing dimasukkan kedalam plastik yang bersih secara
terpisah kemudian diberi label.
3.7 Pemeriksaan Sampel di Laboratorium
3.7.1 Pemeriksaan Sampel Secara Kualitatif
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan metode Kromatografi Kertas.
1. Alat-alat
- Gelas piala 10 ml, 100 ml, 250 ml
- Pengaduk kaca
- Kertas saring
- Bejana kromatografi
- Penangas air
- Benang wol bebas lemak
- Kertas saring biasa
- Kertas saring whatman no.1.
2. Pereaksi
- Asam asetat glasial
- Larutan asam asetat 6
- Amonia NH
4
OH, Bj. 0,88
Universitas Sumatera Utara
- Larutan baku zat warna makanan
- Larutan elusi.
3. Cara Kerja
Pemeriksaan metanil yellow dilakukan dengan menggunakan pelarut air yaitu : 1.
Persiapan benang wol bebas lemak ekstrak rendam benang wol dengan eter atau petroleum
2. Masukkan benang wol secukupnya ke dalam sampel tempe yang sudah
dipersiapkan sekitar 30 – 50 gram. Panaskan di atas api sambil diaduk-aduk selama 10 menit. Ambil benang wol, cuci berulang-ulang dengan air hingga
bersih 3.
Masukkan benang wol ke dalam gelas piala 100 ml. Tambahkan larutan amonia encer. Panaskan diatas penangas air hingga zat warna pada benang
wol luntur. Ambil benang wolnya saring larutan berwarna tersebut dan pekatkan diatas penangas air
4. Pekatan totolkan pada kertas kromotografi, juga totolkan zat warna
pembanding yang cocok 5.
Masukkan kertas tersebut ke dalam bejana kromatografi yang terlebih dahulu sudah dijenuhkan dengan uap elusi
6. Setelah kering bandingkan ratio faktor sampel dengan ratio faktor standar.
3.8 Aspek Pengukuran
Aspek pengukuran adalah melihat gambaran higiene sanitasi industri pengolahan tempe yang dijual di pasar Sei Sikambing Kota Medan yang meliputi
pemilihan bahan kedelai, penyimpanan bahan kedelai, pengolahan tempe,
Universitas Sumatera Utara
penyimpanan tempe, pengangkutan tempe, penyajianpengemasan tempe. Jika salah satu pernyataan dari observasi pada enam prinsip higiene sanitasi tidak sesuai
Kepmenkes No. 942MenkesSKVII2003 tentang persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan, maka tahap tersebut tidak memenuhi syarat kesehatan. Observasi
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi berupa pernyataan yang menyajikan 2 dua kategori jawaban yaitu “ya” dan “tidak.
3.8.1 Observasi
Observasi yang dilakukan pada pernyataan ada dua jawaban yaitu “ya” dan “tidak”.
3.9 Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil observasi higiene sanitasi pengolahan tempe akan di analisis secara deskriptif, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi
dan dinarasikan dengan kepustakaan yang relevan dan disesuaikan dengan Kepmenkes RI No. 942MeskesSKVII2003 dan data pemeriksaan zat pewarna
metanil yellow yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium. Apabila terdapat Zat pewarna metanil yellow dalam tempe maka dikatakan tidak memenuhi syarat.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Wilayah Penelitian
Kecamatan Medan Helvetia berbatasan langsung dengan kecamatan Medan Sunggal di sebelah selatan, kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, kabupaten Deli
Serdang di sebelah barat, dan Kecamatan Medan Barat dan Medan Petisah di sebelah Timur. Kecamatan Medan Helvetia merupakan salah satu Kecamatan di Kota Medan
yang mempunyai luas sekitar 11,55 km² . Jarak kantor kecamatan ke kantor Walikota Medan yaitu sekitar 8 km.
Kecamatan Medan Helvetia dihuni oleh 144077 orang penduduk dimana penduduk terbanyak berada di Kelurahan Helvetia Tengah yakni sebanyak 33196 orang. Jumlah
penduduk terkecil di Kelurahan Sei Sikambing CII yakni sebanyak 14110 orang. Bila dilihat dari luas kelurahan, kelurahan Tanjung Gusta memiliki luas yang
terbesar yakni 2,2 km² sedangkan kelurahan Sei Sikambing CII memiliki luas terkecil yakni 0,989 km². Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka
kelurahan Helvetia Tengah meruapakan kelurahan terpadat yaitu 22.130 jiwa tiap km². Mobilitas penduduk di kecamatan inipun juga ramai yakni selama tahun 2008
tercatat 3.051 orang datang dan 1.827 orang pindah dari Kecamatan ini. Sebagian besar warga kecamatan Medan Helvetia berprofesi sebagai pegawai negeri dan pedagang.
Tercatat ada sekitar 17.454 penduduk kecamatan Medan Helvetia yang bersekolah pada tahun 2008. Namun masih ada sejumlah 203 penduduk yang tidak bersekolah. Bila
dilihat dari sisi keamanannya, kecamatan Medan Helvetia pada tahun 2008 memiliki 110 pertahanan sipil. Diantaranya 38 wanra, 38 kamra, 34 linma.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Luas Wilayah Dirinci per Kelurahan di Kecamatan Medan Helvetia
No Kelurahan
Luas Km² Persentase
terhadap Luas Kecamatan
1
Cinta Damai 1,8
18,46
2
Sei Sikambing CII 0,98
8,55
3
Dwi Kora 2
17,3
4
Helvetia Timur 1,82
13,57
5
Helvetia Tengah 1,5
12,97
6
Helvetia 1,25
10,81
7
Tanjung Gusta 2,2
18,545 Sumber: Kecamatan Medan Helvetia Dalam Angka Tahun 2009
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan Kepadatan Penduduk per Km Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Helvetia
No Kelurahan
Jumlah Penduduk
Luas Wilayah
Kepadatan Penduduk Per Km²
1 Cinta Damai
17244 1,8
9580 2
Sei Sikambing CII 14110 0,989
14266,94 3
Dwi Kora 20731
2 10365,5
4 Helvetia Timur
23584 1,822
12944,02 5
Helvetia Tengah 33196
1,5 22130,67
6 Helvetia
14755 1,25
11804 7
Tanjung Gusta 20456
2,2 9298,182
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan
4.2 Hasil Penelitian