Pewarna Alami Pewarna Sintetis Buatan

Tabel 2.1 Rata-rata Asupan Harian Perkapita Zat pewarna Berbentuk Lakes Dalam Miligram. Zat Pewarna Umur 6 - 23 Bulan 6 - 12 Tahun 18 - 44 Tahun Brilliant Blue FCF Aluminium Lake 0,52 1,0 0,76 Indigotine Aluminium Lake 0,35 0,54 0,49 Fast greenFCF Aluminium Lake Tidak ada Tidak ada Tidak ada Erythrosine Aluminium Lake 1,3 2,8 2,1 Allura Red Aluminium Lake 2,2 4,9 3,8 Allura Red Calcium Lake Tidak ada 1,8 2,5 Tartrazine Aluminium Lake 2,2 4,3 3,0 Tartrazin Calcium lake 0,09 0,10 0,11 Sunset Yellow Aluminium Lake 1,1 2,7 1,7 Total 7,8 18,1 14,5 Sumber : Walford, 1984 Badan pengawas Obat dan makanan AS menentukan seperangkat kriteria untuk menentukan “tingkat kewasdaan”, yang kemudian menentukan tingkat pengujian yang dibutuhkan. Tingkat pengawasan ditentukan oleh struktur kimia dari zat tambahan itu dan tingkat penggunaannya dalam makanan.

2.5 Jenis Zat Pewarna

2.5.1 Pewarna Alami

Banyak warna cemerlang yang dipunyai oleh tanaman dapat digunakan sebagai pewarna untuk makanan. Beberapa pewarna alami ikut menyumbangkan nilai nutrisi Universitas Sumatera Utara karotenoid, riboflavin, dan kobalamin, merupakan bumbu kunir dan paprika atau pemberi rasa karamel ke bahan olahannya Cahyadi, 2009. Beberapa pewarna alami yang diizinkan digunakan dalam pangan diantaranya : 1. Karamel, yaitu pewarna alami berwarna cokelat yang dapat digunakan untuk mewarnai jeli 200 mgKg, acar ketimun dalam botol 300 mgKg dan yogurt beraroma 150 mgkg 2. Beta – karoten, yaitu pewarna alami berwarna merah – orange yang dapat digunakan untuk mewarnai acar ketimun dalam botol 300 mgKg, es krim 100 mgKg, keju 600 mgKg, lemak dan minyak makan secukupnya 3. Klorofil, yaitu pewarna alami berwarna hijau yang dapat digunakan untuk mewarnai jeli 200 mgkg atau keju secukupnya 4. Kurkumin, yaitu pewarna alami berwarna kuning – orange yang dapat digunakan untuk mewarnai es krim dan sejenisnya 50 mgKg atau lemak dan minyak ikan secukupnya Nur’an 2011. Pewarna makanan yang didapatkan secara alami dibedakan menjadi empat kelompok: 1. Senyawa tetrapyrole yang meliputi chlorofil, heme, dan bilin 2. Derivat isoprenoid meliputi kartenoid 3. Derivat benzopyran meliputi anthocianin dan flavonoid 4. Artefak meliputi melanodine, karamel Mukono, 2010.

2.5.2 Pewarna Sintetis Buatan

Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai Universitas Sumatera Utara produk akhir, harus melalui suatu senyawa yang kadang-kadang berbahaya dan seringkali tertinggal dalam hal akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,0004 persen dan timbal tidak boleh lebih dari 0,0001 sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada Cahyadi, 2009. Batasan bahan pewarna makanan adalah semua bahan warna, pigmen, atau bahan yang dibuat dengan proses sintetis, ekstraksi dan pemisahan dari sumber sayuran, binatang, dan mineral. Bila bahan aditif ditambahkan atau diaplikasikan pada makanan, obat, kosmetik, dan pada tubuh, maka bahan pewarna tersebut akan mampu memberikan perubahan tetentu. Bahan pewarna tambahan yang diaplikasikan pada makanan akan mempunyai beberapa fungsi di antaranya adalah, untuk mencegah kehilangan warna selama penyimpanan atau proses dan untuk memperbaiki warna pada makanan Mukono, 2010. Tabel 2.2 Bahan Pewarna Sintetis yang Diizinkan di Indonesia Nama Indonesia Nama Inggris Batas Maksimum Penggunaan Biru berlian Brilliant blue FCF :CI 100 mgkg Coklat HT Chocolate brown HT 300 mgkg Eritrosin Food red 2 Erithrosin : CI 300 mgkg Hijau FCF Food red 14 Fast green FCF :CI 100 mgkg Hijau S Food green 3 Green S : CI Food 300 mgkg Indigotin Green 4 Indigon : CI Food 300 mgkg Ponceau 4R Blue I Ponceau 4R : CI 300 mgkg Karmoisin Carmoisine 300 mgkg Merah alura Allura red 300 mgkg Kuning Kuinolin Quinoline yellow CI Food yellow 13 300 mgkg Kuning FCF Sunset yellow FCF CI Food yellow 3 300 mgkg Riboflavina Tartrazine Riboflavina Tartrazine 300 mgkg Sumber : Peraturan Menkes RI Nomor 722MenkesPerIX1988 Universitas Sumatera Utara Di Indonesia, peraturan mengenai penggunaan zat pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722MenkesPerIX88 mengenai bahan tambahan pangan. Akan tetapi, seringkali terjadi penyalahgunaan pemakaian zat pewarna untuk sembarang bahan pangan, misalnya zat pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan pangan. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat pada zat pewarna tesebut Yuliarti, 2007. Tabel 2.3 Bahan Pewarna Sintetis yang Dilarang Di Indonesia Bahan Pewarna Nomor Indeks Warna C.I.No Citrus red No.2 12156 Ponceau 3 R Red G 16155 Ponceau Sx Food Red No.1 14700 Rhodamin B Food Red No.5 45170 Guinea Green B Acid Green No.3 42085 Magentha Basic Violet N0.14 42510 Chrysoidine Basic Orange No.2 11270 Butter yellow Solvent Oranges No.2 11020 Sudan I Food yellow No.2 12055 Methanil Yellow Food yellow No.14 13065 Auramine Ext.D C Yellow No.1 41000 Oil Orange SS Basic Yellow No.2 12100 Oil Oranges XO Solvent Oranges No.7 12140 Oil Yellow AB Solvent Oranges No.5 11380 Oil Yellow OB Solvent Oranges No.6 11390 Sumber: Peraturan Menkes RI.Nomor 722MenkesPerIX88

2.6 Zat Pewarna Metanil Yellow

Dokumen yang terkait

Higiene Sanitasi Pengolahan dan Analisa Boraks pada Bubur Ayam yang Dijual di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2012

30 178 152

Hygiene Sanitasi Pengolahan Dan Analisa Kandungan Zat Pewarna Merah Pada Makanan Kipang Pulut Di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011

0 77 97

ANALISIS PENERAPAN HIGIENE SANITASI INDUSTRI MI BASAH “X’ DAN PEMERIKSAAN ZAT PEWARNA METHANIL YELLOW SECARA KUALITATIF

1 18 107

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

6 99 184

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 19

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 2

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 7

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 1 46

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

1 1 4

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow pada Mie Aceh yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Sigli Provinsi Aceh Tahun 2015

0 0 49