Pengolahan data 1. Aliran dan erosi permukaan

didapat bobot isi tanah dengan pembagian antara berat kering tanah dan volume ring sampel.

3.4 Pengolahan data 1. Aliran dan erosi permukaan

Vaij + nVbij + n x mVcij Vpij = …..…..…………………………………….1 A Vaij x Caij + nVbij x Cbij + n x mVcij x Ccij Epij = ……………2 1000000 A Keterangan : Vpij = Volume aliran permukaan m 3 ha dalam plot erosi ke-i Epij = Erosi permukaan tonha dari jenis tindakan konservasi tanah ke-i Vaij = Volume pada bak A m 3 Vbij = Volume pada bak B m³ Vcij = Volume pada bak C m³ Caij = Konsentrasi sendimen grm 3 bak A dari jenis tindakan konservasi tanah ke-i Cbij = Konsentrasi sendimen grm 3 bak B dari jenis tindakan konservasi tanah ke-i Ccij = Konsentrasi sendimen grm 3 bak C dari jenis tindakan konservasi tanah ke-i A = Luas plot pengamatan erosi ha n = Banyaknya lubang bak A m = Banyaknya lubang bak B i = Plot ke-i, i = 1, 2, 3 dan 4 j = Hujan ke-j; j = 1,2,3,... dst Jumlah hari hujan ket : Kontruksi pada bak A terlalu rendah sehingga hanya menampung sedimen hasil erosi tanpa disertai aliran permukaan. Dalam perhitungan aliran permukaan Vpij nilai aliran permukaan bak A Vaij tidak dimasukan, serta dalam perhitungan erosi permukaan Epij sendimen diambil dan dioven pada suhu ±105 o C dan diukur berat keringnya. 2. Uji beda nilai rata-rata Uji t Uji beda nilai rata-rata digunakan untuk mengetahui kesamaan aliran dan erosi permukaan antar plot erosi dilokasi pengamatan dan curah hujan di lokasi pengamatan dengan curah hujan Kecamatan Pulung dalam periode waktu yang sama dengan periode pengamatan dilakukan uji t dengan rumus : X 1 – X 2 t hit = ……………………………………………………..3 S 2 gab √1n 1 + 1n 2 n 1 – 1S 2 1 + n 2 – 1S 2 2 S 2 gab = ……………………………………………...4 n 1 + n 2 - 2 Keterangan t hit : Nilai t hitung X 1 : Rata-rata kelompok 1 X 2 : Rata-rata kelompok 2 S 2 gab : Varian dari kedua kelompok N 1 : Jumlah sampel kelompok 1 N 2 : Jumlah sampel kelompok 2 S 2 1 : Varian kelompok 1 S 2 2 : Varian kelompok 2 Bandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel dengan kriteria pengujian adalah : H : µ 1 = µ 2 -t α2 t hit t α2 , Terima H bila nilai t hitung t tabel H 1: µ 1 ≠ µ 2 t hit -t α2 dan t hit t α2 , Tolak H bila nilai t hitung t tabel

3. Hubungan antara aliran dan erosi permukaan dengan hujan

Untuk mengetahui hubungan aliran permukaan dengan curah hujan serta hubungan erosi permukaan dengan curah hujan digunakan analisis regresi dengan curah hujan sebagai peubah bebas. Model yang dipilih merupakan model dengan koefisien determinasi R 2 terbesar serta logis dalam pendugaan aliran permukaan dan erosi permukaan. Sebelumnya, untuk membantu dalam pemilihan model, data aliran permukaan dan erosi permukaan terhadap curah hujan ditampilkan dalam scatter diagram atau scatter plot diagram tebar. Dari tebaran data tersebut akan dapat dilihat bentuk penampilan penyebaran datanya, apakah mengikuti pola linier atau non linier, sehingga dapat membantu dalam pemilihan model dan melakukan Analisis Sidik Ragam Analysis of Variance ANOVA. Untuk mempermudah dalam melakukan analisis regresi, maka digunakanlah software Minitab 14. Ada tidaknya hubungan antar peubah-peubah yang merupakan suatu hubungan regresi yang berpengaruh maka dilakukan uji regresi dengan uji F. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel pada tingkat nyata tertentu. Kriteria pengujian : Ho : ß = 0, tidak ada satupun peubah bebas yang berpengaruh terhadap Y F hit F tabel H 1 : ß = 0, setidaknya ada satu atau lebih peubah bebas yang berpengaruh terhadap Y F hit F tabel

4. Pendugaan aliran dan erosi tahunan

Pendugaan aliran dan erosi permukaan setahun dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu 1 menggunakan rasio jumlah hari hujan selama penelitian dengan jumlah hari hujan setahun, dan 2 menggunakan persamaan regresi dengan memasukan variable X Curah hujan harian selama satu tahun selanjutnya menjumlahkan variabel Y Aliran permukaan atau erosi permukaan. Pendugaan menggunakan rasio jumlah hari hujan dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: n Vtpi = ∑ Vpij………………………………………………..……………..5 j=1 n Etpi = ∑ Epij…..…………………………….…………..…………………6 j=1 HHt Vi = x Vtpi………………...……………………..……………...….7 HHp HHt Ei = x Etpi………………………………………..…………………8 HHp Keterangan : Vi : Volume aliran permukaan tahunan m 3 hatahun dari plot ke-i Ei : Erosi tahunan tonhatahun dari plot ke-i Vtpi : Total volume aliran permukaan selama pengamatan m 3 ha Etpi : Total erosi permukaan selama pengamatan tonha HHt : Jumlah hari hujan selama satu tahun haritahun HHp : Jumlah hari hujan selama pengamatan hari Vpij : Volume aliran permukaan m 3 ha pada plot ke –i pada hari hujan ke-j Epij : Volume erosi permukaan tonha pada plot ke – i pada hari hujan ke-j i : Plot ke-i, i= 1,2,3dan 4 j : Hujan ke-j; j = 1,2,3,... dst Jumlah hari hujan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak geografis dan administrasi

Letak geografis BKPH Sukun adalah 111°17’04’’ - 111°52’16’’ Bujur Timur dan 7°49’01’’- 8°20’12’’ Lintang Selatan dengan batas-batasnya adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Barat : Kecamatan Siman dan Pal B 617 ke Utara sampai dengan Pal B 714 belok ke timur sampai dengan B 732 belok ke Utara sampai dengan B 756B1 2. Sebelah Utara : Kecamatan Jenangan dan Pal B1 atau Kalimiring ke timur sampai kali Taeng sampai dengan Pal BS. 3. Sebelah Timur : Kecamatan Pulung dan Pal B6 ke Selatan sampai pal B46 ke timur sampai dengan Pal B 58 belok ke selatan sampai dengan Pal B 75 4. Sebelah Selatan : Kecamatan Mlarak dan Alur B atau Pal B 56 ke barat sampai dengan Pal B 12 dan belok ke utara sampai dengan Pal B 617. Sumber :RPHL Perum Perhutani, 2006 Sedangkan menurut administrasi pemerintah kawasan BKPH Sukun termasuk wilayah Kecamatan Pulung, Siman, Mlarak dan Jenangan, Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur. Wilayah hutan BKPH Sukun jangka 2006-2010 seluas 3.736,10 Ha yang terbagi dalam 5 RPH, yaitu RPH Tambaksari 856,4 ha, RPH Sukun 734,2 ha, RPH Ngelayang 856,4 ha, RPH Sidoharjo 692,8 ha dan RPH Depok 753,7 ha Perum Perhutani 2006.

4.2. Iklim

Tipe iklim di wilayah BKPH Sukun menurut penentuan iklim Schmidt dan Ferguson yang ditetapkan berdasarkan data curah hujan, yaitu perbandingan jumlah Bulan Kering BK dan Bulan Basah BB. Menurut segitiga Schmidt dan Ferguson wilayah BKPH Sukun termasuk dalam tipe Iklim C dengan nilai Q sebesar 43,9. Curah hujan rata-rata selama 1 tahun adalah 2250 mmthn dengan

Dokumen yang terkait

Potensi Ekowisata pada Kegiatan Pemuliaan Pohon di Perum Perhutani Unit II Jawa Timur KPH Madiun

0 35 67

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendron.L) SUKUN DI KPH MADIUN PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR

5 77 18

Keanekaragaman Binatang Tanah Pada Berbagai Macam Tegakan Hutan (Studi kasus di RPH Cibatu,BKPH Cibatu, KPH Garut, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

1 10 81

Laju Infiltrasi pada Berbagai Jenis Penutupan Laban Hutan Di RPH Tenjowaringin, BKPH Singaparna, KPH Tasikmalaya Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

0 12 73

Pengaruh Berbagai Penutupan Lahan Terhadap Tingkat Erosi dan Aliran Permukaan (Studi Kasus di RPH Tanggulun, BKPH Kalijati, KPH Purwakarta)

1 9 76

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Studi laju degradasi hutan jati (Tectona grandis) KPH Bojonegoro perum perhutani unit II Jawa Timur

0 10 100

Laju aliran dan erosi permukaan di lahan hutan tanaman jati (tectona grandis, l.f) dengan berbagai tindakan konservasi tanah dan air (studi kasus : rph getas, bkph monggot, kph gundih, perum perhutani unit I Jawa Tengah)

2 18 143

Peran Perempuan dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus di Desa Bareng, RPH Alasgung, BKPH Bareng, KPH Bojonegoro Perum Perhutani Unit II Jawa Timur)

0 4 135

Kuantifikasi Kayu Sisa Penebangan Habis Jati di RPH Panggung BKPH Dagangan KPH Madiun Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

1 10 106