Water erosion prediction project WEPP Soil water assessment tool SWAT

pengolahan lahan tidak mengalami perubahan dilakukan dengan menggunakan rumus USLE : A = R  K x Ls  C  P dimana : A : Jumlah erosi tonhatahun R : Faktor erosivitas hujan K : Faktor erodibilitas tanah LS : Faktor panjang dan kemiringan lereng C : Faktor tanaman penggunaan tanaman P : Faktor teknik konservasi tanah Berdasarkan hasil perbandingan besarnya erosi hasil pengukuran pada petak erosi standar Wischmeter plot dan erosi hasil pendugaan diketahui bahwa model USLE memberikan dugaan yang lebih tinggi untuk tanah dengan laju erosi rendah, dan erosi dugaan yang lebih rendah untuk tanah dengan laju erosi tinggi. Berdasarkan beberapa kelemahan tersebut, model USLE disempurnakan menjadi RUSLE Revised USLE dan MUSLE Modifed USLE dengan menggunakan teori erosi modern dan data-data terbaru, tetapi masih tetap berbasis plot Kundarto 2005. USLE menggunakan curah hujan sebagai indikator energi perusak agregat tanah, MUSLE dan RUSLE menggunakan jumlah aliran permukaan untuk mensimulasi erosi dan hasil sendimen. Subsitusi ini memberikan beberapa keuntungan : ketepatan prediksi model tersebut meningkat, keperluan menggunakan rasio pelepasan dihilangkan dan hasil sendimen untuk satu peristiwa hujan dapat dihitung Arsyad 2010.

2.6.2 Water erosion prediction project WEPP

Water Erosion Prediction Project WEPP merupakan teknologi prediksi erosi baru yang didasarkan pada fundamental perumusan iklim, teori infiltrasi, hidrologi, ilmu tumbuhan, hidrolika, mekanika erosi Flanangan 1995 dalam Arsyad 2010. Sedangkan menurut Ananda 2010, WEPP merupakan suatu model yang menghasilkan perhitungan harian dari keadaan tanah dan biomassa pada suatu lahan. Apabila hujan turun, run off dihitung. Apabila terjadi run off, maka sebaran, angkutan dan deposit sedimen dapat dihitung pada lereng. Perhitungan itu termasuk generator iklim, komponen hidrologi, model pertumbuhan tanaman, dan iklim tanah penutup lahandan database tanaman untuk kondisi yang umum yang terjadi di Amerika. Model erosi WEPP menghitung kehilangan tanah sepanjang suatu lereng dan hasil sendimen yang terdapat diujung bawah lereng tersebut. Erosi tanah pada areal berlereng dinyatakan dalam dua komponen, yaitu pelepasan butir-butir tanah oleh tumbukan butir-butir hujan dan pengangkutan butir-butir tanah oleh aliran permukaan dangkal, yang dikenal dengan komponen erosi antara alur interrill erosion, dan pelepasan butir-butir tanah oleh tegangan geser shear sress serta pengangkutan oleh aliran terkonsentrasi yang dikenal dengan komponen erosi alur rill erosion Arsyad 2010.

2.6.3. Soil water assessment tool SWAT

Soil Water Assessment Tool SWAT adalah model prediksi untuk skala DAS, SWAT dikembangkan untuk memprediksi dampak praktek pengelolahan lahan land management practices terhadap air, sendimen dan bahan kimia pertanian yang masuk kesungai atau badan air pada suatu DAS yang kompleks dengan tanah, penggunaan tanah dan pengelolahannya yang bermacam-macam sepanjang waktu yang lama jadi SWAT adalah untuk memprediksi hasil untuk suatu kejadian hujan atau suatu peristiwa banjir Arsyad 2010.

2.6.4. Model AGNPS Agricultural Non Point Source

Dokumen yang terkait

Potensi Ekowisata pada Kegiatan Pemuliaan Pohon di Perum Perhutani Unit II Jawa Timur KPH Madiun

0 35 67

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendron.L) SUKUN DI KPH MADIUN PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR

5 77 18

Keanekaragaman Binatang Tanah Pada Berbagai Macam Tegakan Hutan (Studi kasus di RPH Cibatu,BKPH Cibatu, KPH Garut, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

1 10 81

Laju Infiltrasi pada Berbagai Jenis Penutupan Laban Hutan Di RPH Tenjowaringin, BKPH Singaparna, KPH Tasikmalaya Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

0 12 73

Pengaruh Berbagai Penutupan Lahan Terhadap Tingkat Erosi dan Aliran Permukaan (Studi Kasus di RPH Tanggulun, BKPH Kalijati, KPH Purwakarta)

1 9 76

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Studi laju degradasi hutan jati (Tectona grandis) KPH Bojonegoro perum perhutani unit II Jawa Timur

0 10 100

Laju aliran dan erosi permukaan di lahan hutan tanaman jati (tectona grandis, l.f) dengan berbagai tindakan konservasi tanah dan air (studi kasus : rph getas, bkph monggot, kph gundih, perum perhutani unit I Jawa Tengah)

2 18 143

Peran Perempuan dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus di Desa Bareng, RPH Alasgung, BKPH Bareng, KPH Bojonegoro Perum Perhutani Unit II Jawa Timur)

0 4 135

Kuantifikasi Kayu Sisa Penebangan Habis Jati di RPH Panggung BKPH Dagangan KPH Madiun Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

1 10 106