Lokasi dan waktu Alat dan bahan Plot 1 Lahan kayu putih dengan teras bangku, berupa lahan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan waktu

Penelitian dilaksanakan di lahan hutan tanaman Kayu Putih Melaleuca cajuputi ROXB, Petak 34, RPH Sukun, BKPH Sukun, KPH Madiun, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Penelitian dilakukan selama 4 bulan yang terdiri dari 2 tahap, yaitu pengambilan data di lapangan bulan Desember 2010 sampai Februari 2011 dan tahap analisis tanah tererosi di laboratorium yang dilakukan pada bulan Februari 2011 sampai Maret 2011 di Laboratorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Perum Perhutani, Cepu, Jawa Tengah.

3.2. Alat dan bahan

Alat dan Bahan yang digunakan adalah : 1. Empat plot erosi ukuran 22 x 8 x 0,2 m, 2. Bak ukur erosi ukuran 0,59 x 0,3 x 0,2 m bak A Gambar 1 dan dua drum masing-masing berukuran r = 0,59 m, t = 0,68 m bak B dan bak C Gambar 2 dipasang di setiap plot erosi, 3. Alat penakar hujan manual ombrometer Gambar 3, 4. Gelas Ukur 100 ml, 5. Botol air mineral berukuran 500-600 ml, 6. Oven manual, 7. Kertas saring, 8. Timbangan digital dengan ketelitian 10 -3 gram, 9. Meteran, Hypsometer, 10. Ring sampel tanah, 11. Penggaris, alat tulis dan kalkulator, 12. Plastik bening, 13. Perangkat lunak Minitab 14.0 dan Microsoft Office Excel 2010. Pemasangan bak ukur di setiap plot erosi disajikan dalam Gambar 4. Berikut ini adalah gambar sketsa plot erosi, bak A, bak B dan bak C, serta ombrometer manual. Gambar 1. Bak A plot erosi Gambar 2. Bak B dan bak C plot erosi Gambar 3. Ombrometer manual Gambar 4. Sketsa pemasangan bak penampung di plot erosi 3.3. Jenis Data dan Metode pengumpulan data 3.3.1. Jenis Data Data yang dikumpulkan terdiri dari : 1. Informasi karakteristik plot erosi 2. Curah hujan harian dan curah hujan tahunan, aliran dan erosi permukaan 3. Bobot isi tanah

3.3.2. Metode pengumpulan data 1. Penggunaan lahan

Penggunaan lahan di 4 plot adalah sebagai berikut:

a. Plot 1 Lahan kayu putih dengan teras bangku, berupa lahan yang

ditanami kayu putih sebanyak 42 buah dengan jarak tanam 3 x 1 m dan menggunakan teras bangku sebanyak 10 buah dengan tinggi teras 20-30 cm dan lebar teras 120 – 280 cm dengan kelerengan 20 teras bangku. Sketsa teras bangku disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Sketsa penggunaan lahan di plot 1

b. Plot 2 Lahan kayu putih dengan teras bangku dan jagung, berupa lahan

Dokumen yang terkait

Potensi Ekowisata pada Kegiatan Pemuliaan Pohon di Perum Perhutani Unit II Jawa Timur KPH Madiun

0 35 67

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendron.L) SUKUN DI KPH MADIUN PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR

5 77 18

Keanekaragaman Binatang Tanah Pada Berbagai Macam Tegakan Hutan (Studi kasus di RPH Cibatu,BKPH Cibatu, KPH Garut, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

1 10 81

Laju Infiltrasi pada Berbagai Jenis Penutupan Laban Hutan Di RPH Tenjowaringin, BKPH Singaparna, KPH Tasikmalaya Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

0 12 73

Pengaruh Berbagai Penutupan Lahan Terhadap Tingkat Erosi dan Aliran Permukaan (Studi Kasus di RPH Tanggulun, BKPH Kalijati, KPH Purwakarta)

1 9 76

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Studi laju degradasi hutan jati (Tectona grandis) KPH Bojonegoro perum perhutani unit II Jawa Timur

0 10 100

Laju aliran dan erosi permukaan di lahan hutan tanaman jati (tectona grandis, l.f) dengan berbagai tindakan konservasi tanah dan air (studi kasus : rph getas, bkph monggot, kph gundih, perum perhutani unit I Jawa Tengah)

2 18 143

Peran Perempuan dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus di Desa Bareng, RPH Alasgung, BKPH Bareng, KPH Bojonegoro Perum Perhutani Unit II Jawa Timur)

0 4 135

Kuantifikasi Kayu Sisa Penebangan Habis Jati di RPH Panggung BKPH Dagangan KPH Madiun Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

1 10 106