Analisis regresi hubungan hujan dengan aliran dan erosi permukaan

Dari Gambar 10 dan Gambar 11 dapat dilihat bahwa selama pengamatan, tidak semua hujan dapat menyebabkan aliran dan erosi permukaan. Ch minimum yang dapat menyebabkan aliran dan erosi permukaan adalah 4,5 mmhari. Parameter statistik aliran dan erosi permukaan selama pengamatan disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Statist ik aliran dan erosi permukaan Parameter Statistik Plot 1 Plot 2 Plot 3 Plot 4 Ap M 3 ha Ep Tonha Ap M 3 ha Ep Tonha Ap M 3 ha Ep Tonha Ap M 3 ha Ep Tonha Minimum 0,155 0,0005 0,077 0,0001 0,077 0,0003 0,077 0,0001 Maksimum 465,782 0,9582 353,994 0,5354 409,887 0,4526 453,361 1,6236 Rata-rata 86,158 0,1771 41,941 0,0389 82,341 0,0534 87,388 0,1834 Simpangan baku 144,123 0,2996 77,623 0,0170 129,142 0,1038 1339,926 0,3859 Jumlah 2929,378 6,0226 1384,071 1,2843 2799,582 1,8167 2971,221 6,2352 Keterangan : Ap = Aliran permukaan Ep = Erosi permukaan Hasil uji kesamaan dua nilai rata-rata uji t aliran dan erosi permukaan Lampiran 13 dan Lampiran 14 menunjukkan bahwa nilai tengah rata-rata aliran permukaan lahan bertanaman kayu putih yang dicampur dengan tanaman kacang tanah dan kedelai plot 4 = lahan bertanaman kayu putih dengan menggunakan teras bangku plot 1 = lahan bertanaman kayu putih yang dicampur dengan tanaman jagung dan kemlandingan plot 3 = lahan bertanaman kayu putih dan tanaman jagung dengan menggunakan teras gulud plot 2, sedangkan nilai tengah rata-rata erosi permukaan plot 4 = plot 1 plot 3 = plot 2. Penggunaan lahan bertanaman kayu putih yang dicampur dengan tanaman kacang tanah dan kedelai plot 4, memiliki laju aliran dan erosi permukaan terbesar yaitu sebesar 2971,221 m 3 ha dan 6,2352 tonha, sedangkan penggunaan lahan bertanaman kayu putih dan tanaman jagung dengan menggunakan teras gulud plot 2 merupakan plot yang memiliki nilai aliran dan erosi permukaan terkecil yaitu 1384,071 m 3 ha dan 1,2843 tonha.

5.1.3. Analisis regresi hubungan hujan dengan aliran dan erosi permukaan

Berdasarkan hasil uji regresi non linier polynomial menunjukkan terdapat pengaruh antara variabel bebas curah hujan terhadap varibel terikat aliran dan erosi permukaan. Model pendugaan aliran dan erosi permukaan disajikan dalam Tabel 5 dibawah ini. Tabel 5. Model pendugaan aliran dan erosi permukaan Nama Plot Model Persamaan R-Sq F Hit F Tabel 95 Plot 1 Ap 1 = - 77,564 + 8,325Ch + 19x10 -4 Ch 2 86,5 99,22 3,30 Ep 1 =- 0,1692 + 0,0189 Ch – 3,6x10 -5 Ch 2 77,5 53,54 Plot 2 Ap 2 = - 11,845 + 0,7355 Ch + 0,0608 Ch 2 95,8 346,82 Ep 2 = 0,0315 – 0,0043 Ch + 1x10 -4 Ch 2 84,9 84,66 Plot 3 Ap 3 =- 82,369 + 9,4688 Ch – 0,0322 Ch 2 84,1 81,84 Ep 3 = - 0,0127 + 0,0001Ch + 8x10 -5 Ch 2 82,1 71,24 Plot 4 Ap 4 = -81,864 + 9,2309Ch – 0,0175 Ch 2 85,0 87,81 Ep 4 = - 0,0381 + 0,0032Ch + 3x10 -4 Ch 2 67,5 32,22 Keterangan : Ap = Aliran permukaan m 3 hahari Ep = Erosi permukaan tonhahari Ch = Curah hujan mmhari Dalam Tabel 5 dapat diketahui nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa masing-masing regresi mempunyai nilai positif, dengan demikian apabila nilai curah hujan meningkat maka akan menyebabkan peningkatan aliran dan erosi permukaan. Dari tabel ANOVA didapat nilai F hitung F tabel, artinya terdapat pengaruh nyata antara curah hujan dengan aliran permukaan dan curah hujan dengan erosi permukaan. Grafik regresi hubungan antara curah hujan dengan aliran permukaan masing-masing disajikan dalam gambar berikut ini. Gambar 12. Hubungan aliran permukaan Gambar 13. Hubungan aliran dengan curah hujan plot 1 permukaan dengan curah hujan plot 2 Gambar 14. Hubungan aliran permukaan Gambar 15. Hubungan aliran dengan curah hujan plot 3 permukaan dengan curah hujan plot 4 Sedangkan grafik hubungan antara erosi permukaan dengan curah hujan disajikan pada gambar dibawah ini Gambar 16. Hubungan erosi permukaan Gambar 17. Hubungan erosi permukaan dengan curah hujan plot 1 dengan curah hujan plot 2 Gambar 18. Hubungan erosi permukaan Gambar 19. Hubungan erosi permukaan dengan curah hujan plot 3 dengan curah hujan plot 4 5.1.4. Aliran dan erosi permukaan dugaan selama setahun Pendugaan laju aliran dan erosi permukaan tahunan menggunakan rasio jumlah hari hujan selama satu tahun dan menggunakan model regresi disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Pendugaan regresi dan hari hujan Nama Plot Pendugaan dengan Rasio Jumlah Hari Hujan Pendugaan dengan Regresi Ap m 3 hathn Ep Tonhathn Ap m 3 hathn Ep Tonhathn Plot 1 13445,94 27,64 17295,72 35,46 Plot 2 6353,02 5,89 8269,77 7,43 Plot 3 12850,16 8,34 16291,23 10,59 Plot 4 13637,85 28,62 17370,97 36,03 Keterangan : Ap = Aliran permukaan Ep = Erosi permukaan Tabel 6 menunjukkan bahwa pendugaan aliran dan erosi permukaan setahun menggunakan hari hujan cara-1 dan regresi cara-2 memiliki selisih y = -4E-05x 2 + 0,018x - 0,169 R² = 0,775 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 50 100 E ro s i p e rm u k a a n … Curah huj an … PLOT 1 y = 0,000x 2 - 0,004x + 0,031 R² = 0,849 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 50 100 E ro s i p e rm u k a a n … Curah huj an … PLOT 2 y = 8E-05x 2 + 0,001x … 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 50 100 E ro s i p e rm u k a a n to n h a Curah huj an … PLOT 3 y = 0,000x 2 … 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 50 100 E ro s i p e rm u k a a n … Curah huj an … PLOT 4 nilai yang kecil, dengan cara-2 hasilnya sedikit lebih besar. Hasil pendugaan erosi satu tahun dengan menggunakan regresi memiliki ketepatan yang lebih baik. Hal tersebut dikarenakan dengan menggunakan curah hujan satu tahun, nilai rata-rata curah hujan dalam selang waktu yang sama dengan selang waktu pengamatan lebih kecil dari nilai rata-rata dalam selang waktu sisanya Lampiran 2, sehingga pendugaan dengan rasio jumlah hari hujan tersebut cenderung underestimate. Pendugaan dengan regresi memiliki nilai koefisien determinasi lebih besar dari 0,6 sehingga lebih baik digunakan.

5.1.5. Tingkat bahaya erosi

Dokumen yang terkait

Potensi Ekowisata pada Kegiatan Pemuliaan Pohon di Perum Perhutani Unit II Jawa Timur KPH Madiun

0 35 67

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca leucadendron.L) SUKUN DI KPH MADIUN PERUM PERHUTANI UNIT II JAWA TIMUR

5 77 18

Keanekaragaman Binatang Tanah Pada Berbagai Macam Tegakan Hutan (Studi kasus di RPH Cibatu,BKPH Cibatu, KPH Garut, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

1 10 81

Laju Infiltrasi pada Berbagai Jenis Penutupan Laban Hutan Di RPH Tenjowaringin, BKPH Singaparna, KPH Tasikmalaya Perum Perhutani Unit III Jawa Barat

0 12 73

Pengaruh Berbagai Penutupan Lahan Terhadap Tingkat Erosi dan Aliran Permukaan (Studi Kasus di RPH Tanggulun, BKPH Kalijati, KPH Purwakarta)

1 9 76

Efektivitas kolaborasi antara perum perhutani dengan masyarakat dalam pengelolaan hutan kasus PHBM di KPH Madiun dan KPH Nganjuk, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

0 32 102

Studi laju degradasi hutan jati (Tectona grandis) KPH Bojonegoro perum perhutani unit II Jawa Timur

0 10 100

Laju aliran dan erosi permukaan di lahan hutan tanaman jati (tectona grandis, l.f) dengan berbagai tindakan konservasi tanah dan air (studi kasus : rph getas, bkph monggot, kph gundih, perum perhutani unit I Jawa Tengah)

2 18 143

Peran Perempuan dalam Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (Studi Kasus di Desa Bareng, RPH Alasgung, BKPH Bareng, KPH Bojonegoro Perum Perhutani Unit II Jawa Timur)

0 4 135

Kuantifikasi Kayu Sisa Penebangan Habis Jati di RPH Panggung BKPH Dagangan KPH Madiun Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

1 10 106