2. Indeks RCA memang dapat menjelaskan pola-pola perdagangan yang
telah atau sedang berlangsung namun tidak dapat menjelaskan apakah pola tersebut telah optimal.
3. Tidak dapat mendeteksi dan memprediksi produk-produk yang berpotensi
di masa yang akan datang. 4.
Keunggulan komparatif tercermin dari hasil perhitungan ini bisa jadi bukan merupakan keunggulan komparatif yang sesungguhnya, namun bisa
saja akibat adanya kebijakan pemerintah di bidang ekonomi dan perdagangan, seperti nilai tukar yang dibuat under value, proteksi ekspor
dan sebagainya.
2.5 Teori Constant Market Share CMS
Pendekatan Constant Market Share CMS digunakan untuk mengetahui daya saing ekspor di pasar dunia dari suatu negara relatif terhadap negara
pesaingnya. Pada analisis CMS kegagalan ekspor suatu negara yang pertumbuhan ekspornya lebih rendah dari pertumbuhan ekspor dunia disebabkan oleh ekspor
terkonsentrsai pada komoditas- komoditas yang pertumbuhan permintaanya relative rendah, ekspor lebih ditujukan ke wilayah yang mengalami stagnasi dan
ketidakmampuannya bersaing dengan negara-negara pengekspor lainnya. Suprihartini 2005 menyatakan bahwa asumsi dasar dari analisis CMS
adalah bahwa pangsa pasar ekspor suatu negara di pasar dunia tidak berubah antar waktu. Oleh karena itu, perbedaan antara pertumbuhan ekspor aktual suatu negara
dengan pertumbuhan yang mungkin terjadi apabila suatu negara dapat mempertahankan pangsa pasarnya, merupakan efek dari daya saing. Nilai daya
saing yang negatif menggambarkan bahwa negara tersebut gagal dalam mempertahankan pangsa pasarnya, dan sebaliknya untuk nilai positif.
Jadi dalam analisis CMS, lambat atau tingginya laju pertumbuhan ekspor suatu negara dibandingkan laju pertumbuhan standar rata-rata dunia diuraikan
menjadi tiga faktor, yakni komposisi komoditi ekspor, pertumbuhan impor dan daya saing. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Efek Pertumbuhan impor: mX
ijk 1
…………………………………………………….………2.2 Dimana
m = Persentase peningkatan impor umum di negara k
Xijk
1
= Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-t-1 Efek Komposisi komoditi ekspor:
{mi – m X
ijk 1
}………………………………………………2.3 Dimana
m = Persentase peningkatan impor umum di negara j
mi = Persentase peningkatan impor komoditi i di negara k
X
ijk 1
= Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-t-1 Efek daya saing :
{X
ij 2
– X
ij 1
– m
i
X
ijk 1
}…………………………...…………….2.4 Dimana
m = Persentase peningkatan impor komoditi I di negara j
X
ijk 1
= Ekspor komoditi I dari negara j ke negara k tahun ke-t-1 X
ijk 2
= Ekspor komoditi I dari negara j ke negara k tahun ke- t Constant Market Share
memiliki beberapa kelemahan, beberapa kelemahannya antara lain bahwa persamaan yang digunakan sebagai basis untuk
menguraikan pertumbuhan ekspor adalah persamaan identitas. Oleh karena itu, alasan-alasan dari terjadinya perubahan daya saing ekspor tidak dapat dievaluasi
dengan hanya menggunakan analisis CMS saja. Kelemahan analisis CMS lainnya adalah mengabaikan perubahan daya saing pada titik waktu yang terdapat diantara
dua titik waktu yang digunakan. Namun demikian, analisis ini sangatberguna untuk mengkaji kecenderungan daya saing produk yang dihasilkan suatu negara.
2.6 Penelitian Terdahulu