ekspor pada Tahun 2000 sebesar US 692,34 juta dan US 401,60 juta pada tahun 2009. Sementara jika dibandingkan dengan Cina, pertumbuhan total ekspor Cina
cenderung terus mengalami peningkatan sampai 80,74 persen dengan nilai ekspor US 4,885 milliar pada tahun 2000 dan US 8,832 milliar pada Tahun 2009.
Berdasarkan uraian diatas, hal ini menunjukkan bahwa alas kaki Indonesia harus memiliki daya saing yang lebih tinggi agar dapat bersaing dengan alas kaki
dari negara pesaing seperti Cina. Sehingga penting untuk di analisis bagaimana posisi daya saing produk alas kaki Indonesia dan Cina di pasar Amerika Serikat.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dipaparkan pada perumusan permasalahan di atas, maka tujuan utama dari penelitian ini adalah :
1. Mengukur daya saing produk alas kaki Indonesia di pasar Amerika Serikat
berdasarkan keunggulan komparatif yang dimiliki serta membandingkan secara komparatif dengan negara Cina sebagai negara pesaing utama.
2. Mengetahui
faktor-faktor yang
dominan dalam
mempengaruhi pertumbuhan ekspor produk alas kaki Indonesia dan Cina berdasarkan
analisis pangsa pasar konstan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi serta bukti nyata mengenai daya saing Alas Kaki Indonesia di pasar Amerika Serikat.
Manfaat secara lebih dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
yang lebih jelas mengenai daya saing industri Alas Kaki Indonesia di pasar Amerika Serikat khususnya setelah memasuki era globalisasi, sehingga
pemerintah mendapat informasi dan bahan masukan dalam merumuskan berbagai kebijakan yang bersifat kompetitif di masa yang akan datang.
2. Bagi para pelaku pasar, hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi
tambahan atas kondisi industri Alas Kaki di Indonesia saat ini dan dapat mengetahui langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing industri Alas
Kaki Indonesia ke depannya. 3.
Bagi penulis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran untuk memahami industri Alas Kaki secara lebih mendalam. Selain itu juga
untuk membuka wawasan dan pemahaman untuk mencari jawaban atas perumusan masalah.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Sesuai dengan data yang diperoleh dari laporan daya saing ekspor 2008 dari 27 produk yang ditetapkan dalam enam digit kode HS, terdapat beberapa
produk dari alas kaki yang memiliki jumlah ekspor yang cukup besar jika dibandingkan dengan produk-produk alas kaki lainnya, produk tersebut
dikategorikan dalam kode perdagangan Harmony System HS 6 digit dengan kode Harmony System HS sebagai berikut:
1. Sepatu olah raga yang menggunakan bahan kulit HS 640319
2. Sepatu olah raga yang menggunakan bahan kulit atau plastik HS 640219
Ruang lingkup penelitian hanya pada kedua komoditi di atas karena komoditi tersebut merupakan komoditi yang memiliki nilai ekspor yang terbesar
jika dibandingkan dengan kategori komoditi alas kaki lainnya, selain itu untuk pangsa pasar Amerika Serikat, Indonesia merupakan salah satu negara yang
unggul dalam mengekspor kedua jenis komoditi alas kaki tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Pengertian Industri
Industri dapat diartikan sebagai sekumpulan perusahaan serupa atau sekelompok produk yang berkaitan erat Lipsey et al.,1997. Dalam bukunya,
Dumairy 1996 menjelaskan bahwa industri memiliki dua arti. Pertama, industri dapat diartikan sebagai himpunan perusahaan sejenis. Dalam konteks ini industri
alas kaki maksudnya himpunan pabrik atau perusahaan alas kaki. Kedua, industri dapat juga diartikan sebagai suatu sektor ekonomi yang didalamnya terdapat
kegiatan produktif yang mengelola bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi. Menurut Dumairy 1996, sektor industri diyakini sebagai sektor
yang dapat memimpin sektor lain dalam suatu perekonomian menuju kemajuan. Produk industri selalu lebih menguntungkan serta menciptakan nilai tambah yang
lebih besar dibandingkan produk-produk sektor lainnya. Hal ini disebabkan karena sektor ini memberikan manfaat marjinal kepada pemakainya.
2.2 Pengertian Daya Saing
Porter 1990 menyatakan bahwa daya saing dapat diidentikkan dengan produktivitas, yakni tingkat output yang dihasilkan untuk setiap input yang
digunakan. Peningkatan produktivitas ini dapat disebabkan oleh peningkatan jumlah input fisik modal maupun tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang
digunakan, dan peningkatan teknologi total factor productivity. Pengertian daya saing yang dikemukakan oleh Organization for Economic
Co-operation and Development OECD mendefinisikan daya saing sebagai