1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era modern seperti saat ini membuat masyarakat cenderung menyukai produk instan dan praktis. Masyarakat cenderung memilih produk yang bisa
memberikan solusi cepat dan efektif dalam memenuhi kebutuhannya, diantaranya mudah didapat serta mudah untuk dibawa. Seiring dengan mobilitas yang semakin
meningkat, tidak terkecuali untuk produk gel pembersih tangan hand sanitizer. Masyarakat masa kini ingin serba praktis, misalnya mencari cara cepat dalam
membersihkan tangan. Dalam kondisi tertentu, orang susah mencari air ataupun sabun pembersih tangan. Keberadaan sabun dan air terkadang tidak sesuai dengan
yang diinginkan. Air yang tersedia tidak bersih, bau serta keluar dari kran yang sudah berkarat. Selain itu sabun yang digunakan bersama-sama, terkadang
menimbulkan kekhawatiran atas kebersihan dan kesehatan pengguna sebelumnya. Hand sanitizer hadir sebagai jalan keluar dari permasalahan tersebut.
Namun beberapa jenis gel antiseptik pembersih tangan hand sanitizer di pasaran masih menggunakan alkohol sebagai bahan antibakterinya. Penggunan alkohol
dalam pembersih tangan dirasa kurang aman terhadap kesehatan karena alkohol merupakan pelarut organik yang dapat melarutkan lapisan lemak dan sebum pada
kulit yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi mikroorganisme. Selain itu, alkohol mudah terbakar dan pada pemakaian berulang menyebabkan
kekeringan dan iritasi pada kulit Block 2001. Pencarian alternatif formulasi hand sanitizer yang aman bagi kesehatan
telah banyak dilakukan seiring dengan meningkatnya dampak negatif yang timbul pada kesehatan, serta meningkatnya keinginan masyarakat untuk menggunakan
bahan alam atau “back to nature”. Hal ini ditanggapi dengan banyaknya produk-
produk berbahan aktif alami yang digunakan untuk perawatan kesehatan. Salah satu bahan alami yang dapat diharapkan sebagai alternatif yang cukup potensial
untuk mengganti penggunaan alkohol pada hand sanitzer adalah kitosan melalui adsorpsi bahan aktifnya.
Kitosan merupakan salah satu senyawa yang dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi sebagai antibakteri. Kitosan merupakan senyawa turunan dari kitin
dengan rumus kimia poli 2-amino-2-dioksi-ß-D-Glukosa yang dapat dihasilkan dengan proses hidrolisis kitin menggunakan basa kuat yang disebut deasetilasi.
Kitin sendiri merupakan polisakarida terbesar kedua setelah selulosa yang mempunyai rumus kimia poli 2asetamida-2-dioksi-ß-D-Glukosa dengan ikatan
ß- glikosidik 1,4 yang menghubungkan antar unit ulangnya. Kitin tidak mudah larut dalam air, sehingga penggunaannya terbatas. Namun dengan modifikasi
kimiawi dapat diperoleh senyawa turunan kitin yang mempunyai sifat kimia yang lebih baik Kaban 2009
Pemanfaatan kitosan sebagai antibakteri mengingat kemampuan muatan positifnya yang dapat berinteraksi dengan permukaan sel bakteri yang bermuatan
negatif, sehingga dapat mengganggu pertumbuhan koloni bakteri. Kitosan sangat potensial sebagai antibakteri karena senyawa ini merupakan polimer alami hasil
senyawa turunan kitin sehingga diharapkan aman bagi manusia. Hingga saat ini aktivitas antibakteri oligomer kitosan dalam berbagai bidang dengan model
inovasinya masih menjadi hal baru untuk diteliti. Aplikasi kitosan sebagai antibakteri dalam gel pembersih tangan selain
dinilai lebih aman bagi kesehatan juga dikarenakan masih sedikitnya penelitian mengenai aplikasi sifat antibakteri dari kitosan. Selain itu kebutuhan mendesak
akan produk hand sanitizer alami dan praktis, maka penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan aplikasi gel pembersih tangan yang mampu untuk mengurangi
aktivitas bakteri pada tangan serta aman dan nyaman bagi penggunanya. Hand chitosanitizer merupakan gel pembersih tangan dengan berbahan baku kitosan
sebagai senyawa antibakteri yang sangat bermanfaat dan dapat mencegah atau menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Hand
chitosanitizer dengan berbahan baku antibakteri dari kitosan aman serta nyaman untuk digunakan dan tidak menimbulkan efek samping.
1.2 Tujuan