Analisis viskositas Analisis pengukuran derajat deasetilasi Domsay 1985

diteteskan 0,5 ml gel kemudian diratakan dan didiamkan selama satu menit. Selanjutnya dilakukan kontak sidik ibu jari pada media dalam cawan petri. Media diinkubasi pada suhu 37 ºC selama 24 jam. Setelah diinkubasi jumlah koloni bakteri dihitung. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali. Selain itu untuk melihat efektivitas kemampuan kitosan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dilakukan kontak sidik ibu jari pada media nutrient agar yang terdapat dalam cawan petri dengan selang waktu jam ke-0, jam ke-0,5, dan jam ke-1. Penentuan selang waktu pengambilan sampel didasarkan pada interval waktu yang dibutuhkan bakteri untuk membelah diri. Setiap jenis bakteri memiliki interval waktu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Misalnya: E. coli membelah diri setiap 15-29 menit dan S. aureus membelah diri setiap 27-30 menit Entjang 2003. Data hasil perhitungan jumlah koloni bakteri masing-masing formula tersebut dianalisis dengan menggunakan rancangan acak kelompok dan bila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Duncan.

3.4 Analisis Penelitian

Prosedur analisis meliputi analisis viskositas, analisis pengukuran derajat deasetilasi, uji kimia, analisis kadar air, analisis kadar mineral, dan analisi kadar protein.

3.4.1 Analisis viskositas

AOAC.1995 Larutan kitosan dengan konsentrasi 0,25, 0,5, 0,75, dan 1 dipanaskan dalam bak air mendidih sambil diaduk secara teratur sampai suhu mencapai 75 ºC. Viskositas diukur dengan menggunakan Viscosimeter Brookfield. Spindel terlebih dahulu dipanaskan pada suhu 75 ºC kemudian dipasangkan ke alat ukur Viscosimeter Brookfield tipe DV –E . Posisi spindel dalam larutan panas diatur sampai tepat, viscometer dihidupkan dan suhu larutan diukur. Ketika suhu larutan mencapai 75 ºC, thermometer dikeluarkan dan nilai viskositas diketahui dengan pembacaan viskosimeter pada skala 1 sampai 100. Pembacaan dilakukan setelah satu menit putaran penuh. Hasil bacaan digandakan 5 kali untuk spindel no.1 dengan kecepatan 12 rpm, dan digandakan 2 untuk spindel yang sama dengan kecepatan 60 rpm. Hal ini berfungsi untuk menyatakan viskositas mutlak dalam satuan centipoises cP.

3.4.2 Analisis pengukuran derajat deasetilasi Domsay 1985

Kitosan sebanyak 0,2 gram digerus menggunakan KBr dalam mortar agate sampai homogen, kemudian dimasukkan dalam cetakan pelet, dicetak dengan dipadatkan dan divakum sampai optimum, selanjutnya pelet ditempatkan dalam sel dan dimasukkan ke dalam tempat sel pada spektrofotometer inframerah IR- 408 yang sudah dinyalakan dan stabil. Kemudian tekan tombol pendeteksian, akan muncul histogram FTIR pada rekorder yang memunculkan puncak-puncak dari gugus fungsi yang terdapat pada sampel kitosan. Histogram yang diperoleh dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif misalnya analisis kuantitatif derajat deasetilasi dari kitosan. Pengukuran derajat deasetilasi berdasarkan kurva yang tergambar oleh spektrofotometer. Puncak tertinggi P dan puncak terendah P dicatat dan diukur dengan garis dasar yang dipilih. Nisbah absorbansi dihitung dengan rumus: Keterangan: P = Jarak antara garis dasar dengan garis singgung antara dua puncak tertinggi dengan panjang gelombang 1.655cm -1 P = Jarak antara garis dasar dengan lembah terendah dengan panjang gelombang 1.655cm -1 atau 3.450 cm -1 . Perbandingan absorbansi pada 1.655cm -1 dengan absorbansi 3.450 cm -1 digandakan satu per standar N-deasetilasi kitosan 1,33. Dengan mengukur absorbansi pada puncak yang berhubungan, nilai persen N-deasetilasi dapat dihitung dengan rumus: Keterangan: A 1.655 = Absorbansi pada panjang gelombang 1.655 cm -1 . A 3.450 = Absorbansi pada panjang gelombang 3.450 cm -1 . 1,33 = konstanta untuk derajat deasetilasi yang sempurna. A = log Po P

3.4.3 Uji kimia pH

Dokumen yang terkait

Efektivitas Hand Sanitizer Dibanding Mencuci Tangan Memakai Sabun dalam Menjaga Kebersihan Tangan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2012

19 103 66

Analisis Perilaku Konsumen Pembersih Tangan Tanpa Air (Hand Sanitizer) (Studi Kasus Kota Bogor)

0 10 128

Efektivitas Nanokitosan Sebagai Alternatif Zat Antibakteri Alami Dalam Pembersih Tangan

2 11 43

EFEKTIVITAS GEL EKSTRAK DAUN PUTRI MALU (Mimosa pudica Linn) SEBAGAI HAND SANITIZER EFEKTIVITAS GEL EKSTRAK DAUN PUTRI MALU (Mimosa pudica Linn) SEBAGAI HAND SANITIZER

3 29 11

FORMULASI SEDIAAN GEL TANGAN SANITIZER EKSTRAK ETANOL BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff. et Anders) Formulasi Sediaan Gel Tangan Sanitizer Ekstrak Etanol Buah Asam Gelugur (Garcinia atroviridis Griff. et Anders) Sebagai Antibakteri Terhadap

7 11 15

FORMULASI SEDIAAN GEL TANGAN SANITIZER EKSTRAK ETANOL BUAH ASAM GELUGUR (Garcinia atroviridis Griff. et Anders) Formulasi Sediaan Gel Tangan Sanitizer Ekstrak Etanol Buah Asam Gelugur (Garcinia atroviridis Griff. et Anders) Sebagai Antibakteri Terhadap

0 2 12

PENDAHULUAN Formulasi Sediaan Gel Tangan Sanitizer Ekstrak Etanol Buah Asam Gelugur (Garcinia atroviridis Griff. et Anders) Sebagai Antibakteri Terhadap Staphylococcus aureus.

0 5 5

FORMULASI SEDIAAN GEL ANTISEPTIK TANGAN (HAND SANITIZER) EKSTRAK ETANOL DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus - repository perpustakaan

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - FORMULASI SEDIAAN GEL ANTISEPTIK TANGAN (HAND SANITIZER) EKSTRAK ETANOL DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus - repository perpustakaan

0 2 12

FORMULASI SEDIAAN GEL ANTISEPTIK TANGAN (HAND SANITIZER) EKSTRAK ETANOL DAUN CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus - repository perpustakaan

0 10 6