tabung reaksi, beaker glass, sudip, penangas air, plastik wrap, cawan petri, batang pengaduk, pH meter dan jarum ose.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian tahap pertama dan penelitian tahap kedua.
3.3.1 Penelitian Tahap Pertama
Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengetahui mutu kitosan yang akan digunakan pada penelitian utama. Mutu kitosan yang diamati meliputi
pengujian kadar air, kadar mineral, kadar nitrogen, kadar protein dan derajat deasetilasi. Selain itu dilakukan juga pengujian kemampuan kitosan sebagai
antibakteri, penentuan formula gel antiseptik yang bertujuan untuk menentukan formula terbaik pembuatan gel antiseptik dan mengetahui karakteristik gel
antiseptik terhadap kombinasi kitosan dan CMC Karboksil Metil Selulosa. Pengujian kitosan sebagai antibakteri bertujuan untuk melihat kemampuan kitosan
dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Uji antibakteri menggunakan metode paper disk.
Tahap pertama yang dilakukan adalah peremajaan bakteri. Jenis bakteri yang digunakan yaitu, S. aureus dan E. coli. Biakan bakteri dipindahkan ke dalam
media NA lalu diikubasi selama 24 jam pada suhu 37
o
C di dalam inkubator. Tahap kedua, biakan yang telah diikubasi lalu dipindahkan dari media NA ke
media NB dan kembali diikubasi selama 24 jam pada suhu 37
o
C didalam water bath inkubator. Tahap ketiga yaitu pemindahan biakan bakteri ke dalam media
MHA. Tahap selanjutnya adalah media MHA di masukkan ke dalam autoklaf selama 1,5 jam pada suhu 121
o
C. Kemudian siapkan paper disk lalu masing- masing paper disk ditetesi sampel sebanyak 20 µL dengan menggunakan pipet
mikro. Tahap terakhir yaitu paper disk diletakkan di atas cawan petri lalu diikubasi selama 24 jam pada suhu 37
o
C di dalam inkubator. Setiap jenis bakteri dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Setelah diikubasi dilakukan pengukuran zona
bening yang terdapat disekitar paper disk. Semakin besar zona bening yang dihasilkan menunjukkan semakain baik kemampuan kitosan dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Islam et al. 2011.
Selanjutnya dilakukan penentuan formula gel antiseptik yang bertujuan untuk menentukan komposisi bahan-bahan gel antiseptik yang dapat
menghasilkan karakteristik gel antiseptik yang terbaik. Prosedur pembuatan gel antiseptik pembersih tangan dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Prosedur produksi Hand chitosanitizer
Proses pembuatan hand sanitizer ini diawali dengan proses pelarutan kitosan 2 dalam larutan asam asetat tepat jenuh 1 kemudian larutan kitosan
ditambahkan aquades hingga mencapai 100 ml, lalu dihomogenkan agar memperoleh ukuran partikel yang lebih kecil dengan menggunakan magnetic
stirrer pada kecepatan 5000 rpm selama 1 jam. Setelah itu ditambahkan secara perlahan CMC 0,5 yang telah dilarutkan di dalam aquades sebagai basis gel
dalam kondisi hangat, kemudian diaduk. Partikel kitosan tersebut lalu dicampur dengan esens apel sebagai pemberi warna dan aroma pada hand sanitizer sampai
tercampur rata. Kitosan 0,75
Dilarutkan dalam asam asetat CH
3
COOH 1
Penghomogenan Magnetic stirrer 5000 rpm, 60 menit Micel kitosan
Pembuatan sediaan gel menggunakan CMC 0,5 dalam air hangat 70
o
C
Penambahan esens apel sebagai pemberi aroma dan warna Penambahan aquades hingga mencapai 100 ml
Hand chitosanitizer Penghomogenan Magnetic stirrer 5000 rpm, 60 menit
Selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh kombinasi kitosan dan CMC. Perlakuan formulasi gel antiseptik dilakukan terhadap kitosan.
Kitosan dibuat dalam empat taraf perbedaan konsentrasi yaitu, 0,25, 0,50,
0,75, dan 1, sedangkan CMC dibuat dalam satu perlakuan konsentrasi yaitu 0,5 sehingga didapatkan empat perlakuan. Penentuan konsentarsi CMC sebesar
0,5 didasarkan pada hasil dari penelitian tahap pertama, yakni CMC dengan konsentrasi 0,5 untuk menghasilkan basis gel terbaik lalu dicampurkan kedalam
kitosan. Selain itu, pemilihan konsentrasi CMC sebesar 0,5 juga didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Sugita et al. 2007 yang telah melakukan
sintesis dan optimalisasi gel kitosan-karboksimetil selulosa CMC pada ragam konsentrasi CMC 0,00 sampai 1 bv.
Selanjutnya masing-masing perlakuan diuji karakteristiknya menggunakan pengujian fisik yang meliputi stabilitas, daya sebar, viskositas dan uji kimia pH.
Formulasi pada penelitian tahap pertama dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Formula yang digunakan pada penelitian tahap pertama
Bahan Perlakuan
K11 K12
K13 K14
Kitosan
0,25 0,50
0,75 1
Aquades ml 50 ml
50 ml 50 ml
50 ml
CMC 0,5
0,5 0,5
0,5
Esens apel ml 0,1 ml
0,1 ml 0,1 ml
0,1 ml
3.3.2 Penelitian Tahap Kedua