kitosan yang diserap maka akan menghasilkan perubahan yang besar terhadap struktur dinding sel dan permeabilitas membran sel bakteri Fajrina 2008.
Aktivitas antibakteri pada kitosan berhubungan dengan kemampuan penyerapan dinding sel bakteri. Kitosan dapat menyerap lebih baik pada bakteri
gram negatif dibandingkan dengan gram positif karena muatan negatif pada permukaan sel bakteri gram negatif lebih banyak dari gram postif. Muatan positif
dari kitosan yang didistribusikan menuju permukaan dinding sel bakteri gram negatif yang selanjutnya akan menghambat aktivitas bakteri yang diujikan
Meidina et al. 2006. Larutan kitosan terbukti dapat menghambat aktivitas bakteri yang diujikan
bakteriostatik. Terbukti dari adanya zona bening yang terdapat dalam cawan petri yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Zona bening menunjukkan sejauh mana
kitosan mampu menghambat aktivitas bakteri yang diujikan. Semakin luas zona bening yang dihasilkan menunjukkan semakin kuat kemampuan kitosan dalam
menghambat pertumbuhan bakteri. Aktivitas antibakteri tersebut beragam tergantung jenis bakteri uji dan konsentrasi kitosan Islam et al. 2011.
Hong et al. 2002, mengemukakan bahwa ketentuan kekuatan antibakteri antara lain, hambatan 2 cm atau lebih berarti menunjukkan kemampuan
antibakteri yang sangat kuat, daerah hambatan 1 - 2 cm berarti menunjukkan kemampuan antibakteri yang kuat, daerah hambatan 0,5 - 1 cm berarti
menunjukkan kemampuan antibakteri yang sedang, dan daerah hambatan 0,5 atau kurang berarti menunjukkan kemampuan antibakteri yang lemah sehingga kurang
optimum dalam menghambat jumlah pertumbuhan bakteri.
4.1.3.2 Uji fisik daya sebar
Mengacu Dwiastuti 2010, untuk memenuhi syarat sediaan gel yang baik
dan dapat diterima konsumen dapat dilihat dari sifat fisik dan stabilitas fisiknya. Sifat fisik yang diukur adalah daya sebar gel dan viskositas gel. Untuk stabilitas
fisik bisa dilihat dari perubahan viskositas gel selama penyimpanan. Perubahan profil kekentalan setelah penyimpanan merupakan indikator ketidakstabilan
sediaan selama penyimpanan. Daya sebar gel diukur dengan mengukur diameter paling panjang pada skala kaca bulat. Daya sebar yang baik menjamin pemerataan
gel saat diaplikasikan pada kulit. Pengukuran viskositas digunakan untuk melihat profil kekentalan gel. Hasil pengukuran sifat fisik gel sebagai berikut:
Tabel 7 Hasil pengukuran sifat fisik sediaan kitosan
Formula Daya sebar
cm Viskositas cP
minggu ke-1 2
Pergeseran viskositas
Kitosan 0,25 5,2
9,5 9
5,26 Kitosan 0,50
4,6 15
14,5 6,67
Kitosan 0,75 4,2
29,5 27
6,78 Kitosan 1
3,4 32
29,5 7,81
Kualitas fisik sediaan gel dipengaruhi oleh komposisi bahan-bahan yang digunakan. Modifikasi kimia pada gel kitosan yang telah dilaporkan ialah
penambahan hidrokoloid alami, diantaranya gom guar, alginat, dan karboksil metil selulosa CMC. Modifikasi ini meningkatkan sifat reologi gel kitosan yang
meliputi viskositas, daya sebar dan stabilitas. Dalam penelitian ini, gel antiseptik pembersih tangan dari kitosan dibuat dengan menggunakan CMC sebagai
pengental. CMC dapat digunakan dalam sediaan gel kitosan karena CMC memiliki stabilitas yang baik pada suasana asam maupun basa pH 2-10. CMC
mampu berikatan dengan air sehingga meminimalkan pengerutan atau meningkatkan kemampuan pengikatan air Sugita et al. 2007.
Hasil pengukuran sifat fisik gel antiseptik pembersih tangan dari kitosan menunjukkan bahwa respon daya sebar pada berbagai konsentrasi kitosan
menghasilkan respon daya sebar yang berbeda. Grafik hubungan antara berbagai kitosan terhadap daya sebar gel dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Grafik hubungan berbagai konsentrasi kitosan terhadap
daya sebar gel
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa, perbedaan dari tinggi dan rendahnya konsentrasi kitosan memberikan pengaruh terhadap daya sebar gel.
Secara kuantitatif, besar efek perbedaan konsentrasi kitosan 0,25, 0,50, 0,75, 1 terhadap daya sebar gel secara berturut-turut yaitu sebesar 5,2, 4,6,
4,2, 3,4 cm. Pada konsentrasi kitosan yang lebih tinggi respon daya sebar
mengalami penurunan, maupun sebaliknya. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95, perbedaan konsentrasi kitosan memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap daya sebar gel yang dihasilkan Sig. 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa s
emakin tinggi konsentrasi kitosan, maka daya sebar dari gel akan semakin menurun dan sebaliknya, semakin rendah
konsentrasi kitosan maka daya sebar gel akan semakin meningkat. Kondisi ini terjadi karena tingkat kekentalan larutan kitosan akan semakin
tinggi seiring dengan meningkatnya konsentrasi. Sebaliknya, kekentalan larutan kitosan akan semakin rendah seiring dengan menurunnya konsentrasi kitosan
Dwiastuti 2010. Melalui uji lanjut Duncan, diketahui bahwa konsentrasi kitosan
0,25 dan 0,50 dengan 0,75 dan dengan 1 memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap daya sebar gel yang dihasilkan.
Data dan hasil analsis statistik daya sebar gel dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.1.3.3 Uji viskositas