4.1.3 Pengujian Karakteristik Gel Pembersih Tangan
Pengujian karakteristik adalah kelanjutan dari tahap penelitian formulasi. Karakteristik gel pembersih tangan yang diamati adalah kemampuan antibakteri,
sifat fisik yang meliputi, stabilitas, viskositas, daya sebar, dan sifat kimia pH.
4.1.3.1 Uji antibakteri
Mengacu Wulandari 2008, konsentrasi hambat tumbuh minimum KHTM kitosan terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus adalah sebesar 0,125. Berdasarkan penelitian tersebut maka penentuan konsentrasi kitosan sebagai bahan antibakteri dalam gel
pembersih tangan dibagi menjadi empat perlakuan, yaitu 0,25, 0,50, 0,75, dan 1. Hasil uji konsentrasi hambat tumbuh minimum kitosan terhadap
pertumbuhan bakteri mm dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil uji konsentrasi hambat tumbuh minimum mm
Konsentrasi Escherichia coli
Staphylococcus aureus Kitosan 0,25
7 mm 7 mm
Kitosan 0,50 11 mm
7 mm Kitosan 0,75
7 mm 13 mm
Kitosan 1 Kontrol
7 mm 7 mm
10 mm 7 mm
Hasil uji konsentrasi hambat tumbuh minimum menunjukkan bahwa pada media yang berisi biakan Staphylococcus aureus dengan kitosan 0,75 memiliki
zona bening yang paling luas, bahkan lebih luas dari zona bening yang dihasilkan oleh hand sanitizer komersil kontrol. Hasil berbeda ditunjukkan pada kitosan
1 yang mengalami penurunan luas zona bening yakni dari 13 mm menjadi 10 mm. Kitosan 0,50 menunjukkan zona bening yang terluas pada biakan
E.coli. Hasil pengujian antibakteri dari sampel kitosan terhadap biakan
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi kitosan belum tentu menghasilkan zona bening yang semakin luas.
Kondisi ini terjadi karena tingkat kekentalan larutan kitosan yang semakin tinggi seiring dengan meningkatnya konsentrasi kitosan. Hal ini berhubungan dengan
kemampuan penyerapan larutan kitosan pada paper disk karena semakin banyak
kitosan yang diserap maka akan menghasilkan perubahan yang besar terhadap struktur dinding sel dan permeabilitas membran sel bakteri Fajrina 2008.
Aktivitas antibakteri pada kitosan berhubungan dengan kemampuan penyerapan dinding sel bakteri. Kitosan dapat menyerap lebih baik pada bakteri
gram negatif dibandingkan dengan gram positif karena muatan negatif pada permukaan sel bakteri gram negatif lebih banyak dari gram postif. Muatan positif
dari kitosan yang didistribusikan menuju permukaan dinding sel bakteri gram negatif yang selanjutnya akan menghambat aktivitas bakteri yang diujikan
Meidina et al. 2006. Larutan kitosan terbukti dapat menghambat aktivitas bakteri yang diujikan
bakteriostatik. Terbukti dari adanya zona bening yang terdapat dalam cawan petri yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Zona bening menunjukkan sejauh mana
kitosan mampu menghambat aktivitas bakteri yang diujikan. Semakin luas zona bening yang dihasilkan menunjukkan semakin kuat kemampuan kitosan dalam
menghambat pertumbuhan bakteri. Aktivitas antibakteri tersebut beragam tergantung jenis bakteri uji dan konsentrasi kitosan Islam et al. 2011.
Hong et al. 2002, mengemukakan bahwa ketentuan kekuatan antibakteri antara lain, hambatan 2 cm atau lebih berarti menunjukkan kemampuan
antibakteri yang sangat kuat, daerah hambatan 1 - 2 cm berarti menunjukkan kemampuan antibakteri yang kuat, daerah hambatan 0,5 - 1 cm berarti
menunjukkan kemampuan antibakteri yang sedang, dan daerah hambatan 0,5 atau kurang berarti menunjukkan kemampuan antibakteri yang lemah sehingga kurang
optimum dalam menghambat jumlah pertumbuhan bakteri.
4.1.3.2 Uji fisik daya sebar